Heboh Laporan Perbudakan BTS-BLACKPINK dkk, Ini Faktanya!

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
19 March 2021 14:27
K-pop Pandemic
Foto: AP/Park Juwon

Jakarta, CNBC Indonesia - Berita menghebohkan datang dari tabloid Korea Utara (Korut). Media Arirang Meari menyebut ada perbudakan di industry K-pop negeri tetangganya Korea Selatan (Korsel).

Bahkan grup-grup seperti BTS dan BLACKPINK, dipaksa hidup layaknya seorang budak oleh perusahaan yang menaungi mereka. Laporan tersebut pertama kali dirilis 13 Maret 2021 dengan judul "Penyanyi muda Korsel yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar dipaksa untuk hidup sengsara".

Media Korsel NK Economy yang pertama kali memuat pemberitaan soal Arirang Meari, menilai media Korut hanya membesar-besarkan sebagian dari masalah yang ada dalam pelatihan dan mengelola artis K-pop di Korsel. Namun sayangnya media itu "menghukum secara keseluruhan".

"Tampaknya hukuman semacam itu berasal dari upaya negara untuk mencegah popularitas artis K-pop menyebar di seluruh warganya sendiri," kata NK Economy.

Pemberitaan juga mendapat tanggapn sinis dari warga Korsel. Mereka bahkan menyinggung Kim Jong Un.

Lalu bagaimana faktanya?

Halaman 2>>

Kontrak Bak Kerja Rodi

Telah menjadi rahasia umum, para artis K-pop sebelum menjadi bintang mereka harus dilatih/training secara bertahun-tahun, dan untuk jadi populer harus meluncurkan lagu yang hits. Jika gagal saat debut, terkubur sudah impian menjadi terkenal.

Dalam masa pelatihan itu, mereka hidup jauh dari gemerlap. Layaknya santri pesantren, mereka hidup bersama-sama di asrama dengan biaya pas-pasan yang dianggarkan oleh agensi.

Jadwal latihan pun bisa menggila, sama seperti bekerja. Bayangkan jika mereka harus sekolah, sepulang sekolah masih harus berlatih hingga larut malam.

Situs aktivis feminis Korsel thegrandnarrative pernah mengangkat isu eksploitasi para calon artis Kpop ini, terutama untuk para calon artis perempuan.

Ia memberi contoh dengan yang dialami oleh para personel Girls' Generations atau SNSD. Di situ dibeberkan bahwa member harus menghabiskan 11 tahun untuk pelatihan sebelum bisa menghasilkan uang sendiri. Beberapa bahkan tidak menghasilkan uang meski sudah punya rekaman lagu.

Belum lagi industri ini menganggap para artisnya seperti komoditas, layaknya batu bara dan migas di negeri ini, yang jadi senjata untuk menggenjot pendapatan.

Syarat utama agar 'barang dagangan' laris adalah tidak boleh ada cacat. Untuk itu, operasi plastik para calon idola menjadi hal yang sangat lazim di sana.

Isu Seksual Kerap Terlupakan

Sementara, selentingan kabar menyebut bahwa beberapa bintang K-pop harus siap menjadi budak seks adalah hal yang paling miris. Tabir ini terungkap ketika seorang aktris Korea bernama Jang Ja-yeon yang tewas di apartemennya karena bunuh diri akibat depresi setelah dijadikan budak seks oleh manajernya.

Polisi menemukan catatan terakhir Jang sebelum dia melakukan bunuh diri. Catatan tersebut berisi kalau dia dipaksa untuk melayani para pria mesum. Jika berani menolak, maka dia akan disiksa. Demi karir, dia terpaksa melakukan ini.

Tidak hanya itu, menurut survei hampir 30% wanita di industri K-pop mengakui bahwa mereka pernah dilecehkan dan bahkan dijadikan budak seks oleh para petinggi agensi.

Memiliki ketenaran dan dielu-elukan oleh para penggemarnya, siapa sangka ternyata para bintang K-pop tidak memiliki hidup yang bebas. Ruang gerak mereka terbatas dan di kontrol oleh agensi yang mengontrak mereka.

Para calon atau bintang K-pop setelah menandatangani kontrak biasanya mereka harus mengabdi untuk latihan selama m 10 sampai 13 tahun. Kontrak itu pun berisi persetujuan bahwa mereka rela menghabiskan waktunya di kamp sehingga mereka memiliki kehidupan masa muda yang membosankan.

Jika nekat membatalkan kontrak, mereka harus membayar denda tiga kali lipat dari jumlah investasi yang telah dibayarkan agensi. Mau tak mau, mereka terus meneruskan pelatihan meski sangat tersiksa.




(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pelaku Industri Musik AS Berharap 'Demam Kpop' Segera Berlalu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular