Internasional

Awas! WHO Warning Kebangkitan Wabah Ini di Afrika

Lifestyle - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
09 February 2021 06:40
The logo of the World Health Organization is seen at the WHO headquarters in Geneva, Switzerland, Thursday, June 11, 2009. The World Health Organization held an emergency swine flu meeting Thursday and was likely to declare the first flu pandemic in 41 years as infections climbed in the United States, Europe, Australia, South America and elsewhere. (AP Photo/Anja Niedringhaus) Foto: Logo World Health Organization (WHO) (AP Photo/Anja Niedringhaus)

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan kembali kebangkitan Ebola di Republik Demokratik Kongo. Ini terjadi pasca seorang wanita meninggal karena penyakit tersebut.

Wanita tersebut, berasal dari Butembo, sebuah kota di Provinsi Kivu Utara. Padahal sebelumnya, Kementerian Kesehatan Kongo telah menyebut wabah itu telah berakhir Juni 2020.

"Lebih dari 70 orang yang melakukan kontak dengan wanita tersebut sudah diidentifikasi," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers, Senin (8/2/2021) waktu setempat.

Sejauh ini belum ada kasus lain. Namun, WHO menyebut kemungkinan tetap ada mengingat intensitas pertemuan antara penderita dengan banyak orang saat dirinya menunjukkan gejala.

Berbeda dengan corona yang sangat menular, yang bahkan bisa disebabkan mereka yang tak bergejala, Ebola menyebar melalui mereka yang sudah terlihat sakit. Virus akan menyebar melalui kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh orang yang sakit atau meninggal karena penyakit ini.

Virus ini juga dapat menyebar melalui air mani pria yang sembuh dari penyakit ini. Kasus perempuan yang terinfeksi dan meninggal di Butembo disebut berasal dari sang suami yang sembuh dari Ebola.

Ebola memiliki tingkat kematian kasus rata-rata 50%, meskipun bervariasi berdasar wabah. WHO sebelumnya mengungkapkan bahwa upaya penanggulangan Evola di Kivu Utara sangat sulit karena konflik bersenjata.

"WHO telah mengirim tim cepat tanggap ke Butembo," kata Tedros. "Kami berharap vaksinasi akan dimulai secepat mungkin."

Sementara itu Institut Penelitian Biomedis Nasional Kongo masih mengurutkan sampe virus di laboratorium utamanya di Kinshasa. Ebola menjadi wabah terbesar kedua setelah corona, dengan 3.481 kasus dan 2.299 kematian.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Wajib Tahu, Ini Konsep Hidup Sehat Menurut WHO


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading