Dikelilingi oleh pegunungan rendah dan tersebar di hamparan luas ladang kecil dan subur, lautan bunga ungu terbuka di Kashmir Himalaya untuk menghasilkan salah satu rempah-rempah paling berharga di dunia, Saffron. (AP/Dar Yasin)
Pada akhir musim gugur, keluarga di wilayah mayoritas Muslim berpacu dengan waktu untuk memanen bunga crocus saffron, yang mekar hanya dua minggu dalam setahun. (AP/Dar Yasin)
Pria, wanita, dan anak-anak membungkuk saat mereka dengan susah payah memetik bunga-bunga halus dan meletakkannya di keranjang anyaman. (AP/Dar Yasin)
Mereka selanjutnya memisahkan kelopak ungu dengan tangan, dan dari setiap bunga muncul tiga putik kecil dan halus yang kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, menjadi salah satu rempah-rempah yang paling mahal dan dicari. (AP/Dar Yasin)
Dilansir dari Channel News Asia, di seluruh dunia, saffron digunakan dalam berbagai produk mulai dari makanan hingga obat-obatan dan kosmetik. (AP/Dar Yasin)
Di Kashmir, rempah-rempah adalah sumber kebanggaan dan telah menggerakkan ekonomi dan budaya daerah tersebut selama berabad-abad. Namun selama bertahun-tahun, penanamannya menghadapi masalah karena perubahan iklim, fasilitas irigasi yang buruk, dan impor saffron Iran yang lebih murah. (AP/Dar Yasin)
Satu kilogram membutuhkan sekitar 150.000 stigma bunga dan dapat dengan mudah dijual seharga US$3.000 atau sekitar Rp 42.510.000 dengan kurs Rp 14.170. (AP/Dar Yasin)