Bikin Kaget, Bekas Tambang Batu Bara Disulap Jadi Danau Indah

dob, CNBC Indonesia
14 November 2020 15:00
Dok: Bumi
Foto: Dok: Bumi

Jakarta, CNBC Indonesia- Telaga Batu Arang, danau bekas tambang pit Surya milik PT Kaltim Prima Coal (KPC) kini telah disulap menjadi eco tourism dari sebelumnya kawasan pertambangan batu bara. Kawasan seluas 270 hektar are dengan telaga seluas 12,43 hektar ini telah direklamasi sejak 2001, dan menjadi wisata edukasi, kebun botani dan hewani, serta menjadi zona wisata pascatambang di Sangatta, Kalimantan Timur.

Telaga di TBA yang sebelumnya kolam pengendapan telah berubah menjadi objek wisata utama, dan keanekaragaman hayati melalui rehabilitasi lahan juga telah mengundang berbagai hewan endemic. Bahkan air dari telaga dikategorikan kelas A yakni air baku air minum oleh BPPT dan dapat menjadi sumber air PDAM.

Namun saat ini TBA masih dalam proses penyiapan infrastruktur dan ujicoba berbagai obyek wisata yang ada, sehingga belum dibuka untuk umum. Pemanfaatannya masih terbatas secara internal di KPC.

"KPC terus mendadani Telaga Batu Arang agar layak menjadi salah satu obyek wisata yang bisa memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan daerah Kutai Timur," ujar Manajemen KPC dalam siaran resminya, Selasa (12/11/2020).

Anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini melakukan berbagai persiapan berupa pembangunan infrastruktur, pendampingan komunitas sekitar TBA, serta penyusunan format dan bentuk wisata yang sesuai dengan kondisi alam di kawasan tersebut.

Dok: BumiFoto: Lomba Canoeing di kawasan Telaga Batu Arang (Dok: BUMI)


Selain telaga, beberapa area yang bisa dikunjungi saat ini yakni, Bukit pandang menyajikan pemandangan ke berbagai arah mencakup Taman Nasional Kutai (TNK), Sungai Sangatta, Tambang KPC dan keindahan danau secara menyeluruh.

Kemudian, penangkaran Rusa Sambar sebagai salah satu satwa endemik Kalimantan. Wilayah ini juga dapat menjadi tempat mengamati berbagai jenis burung burung yang hidup bebas di areal TBA, serta kegiatan lain yang didesain sesuai kebutuhan.

Selama ini, kerusakan lingkungan akibat penambangan batu bara biasanya karena kontrak yang bersifat jangka pendek. Biasanya perusahaan dengan kontrak jangka pendek tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan perbaikan dari sisi lingkungan.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular