Pekerja memantau komputer di pusat komando di kantor pusat penjualan online di Beijing, Rabu (11/11/2020). Momen 11.11 di China sudah dikenal sebagai Hari Jomblo atau Singles Day yang merupakan kebalikan dari Valentine's Day. (AP / Mark Schiefelbein)
Singles Day awalnya berasal dari China. Dimulai dari tahun 1993 di Universitas Nanjing sebagai perayaan bagi para mahasiswa jomblo di sana. Masing-masing angka 1 dari tanggal itu, menggambarkan representasi ideal status lajang. Di momen ini, para mahasiswa tersebut tak mau menyibukkan dirinya larut dalam kesendirian. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Mereka ingin menjadi momen 11.11 sebagai harinya mengapresiasi diri sendiri dengan melakukan hal-hal yang disukai. Salah satunya dengan menghadiahi diri sendiri dengan barang-barang yang disukai atau dibutuhkan. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Tepatnya, pada tahun 2009, CEO Alibaba Daniel Zhang mencetuskan ide penjualan online Singles Day pertama di dunia. Hal ini kemudian menjadi tren di seluruh dunia dan ampuh meningkatkan penjualan berbagai e-commerce dalam sehari. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Dari segi penjualan, perayaan Singles Day sempat mencatat rekor bahkan lebih banyak daripada penjualan Black Friday, Cyber Monday atau Amazon Prime Day di Amerika Serikat. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Tahun lalu, 1,9 Miliar produk didistribusikan ke seluruh penjuru negeri Tirai Bambu karena kegiatan ini. Namun tahun ini, aktivitas belanja diprediksi bisa mencetak rekor tertinggi. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Dikarenakan pandemi yang membatasi mobilitas manusia untuk berjalan-jalan atau sekedar ke mall, gelombang belanja online yang sangat besar akan terjadi. Para ahli menyebutnya "pembelanjaan balas dendam". (AP Photo/Andy Wong)