Internasional

Sultan di Malaysia Sedih, Warga Krisis Air Bersih

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
20 October 2020 14:39
Food delivery riders break their fast in front of Twin Towers during the movement control order due to the outbreak of the coronavirus disease (COVID-19) in Kuala Lumpur, Malaysia, on Friday, May 1, 2020. Malaysia will allow most business activities to reopen from May 4, Malaysian Prime Minister Muhyiddin Yassin says the economy needs to be revived as billions have been lost during the partial lockdown that began in March. (AP Photo/Vincent Thian)
Foto: Resesi Malaysia. AP/Vincent Thian

Jakarta, CNBC Indonesia - Warga Malaysia tidak hanya menghadapi pandemi virus corona (Covod-19), tetapi juga krisis air. Ini terjadi di negara bagian Selangor.

Sultan Selangor Sharafuddin Idris Shah Al-Haj sampai berduka atas penderitaan rakyat negaranya. Apalagi gangguan air terjadi saat pandemi Covid-19 mewabah.

Ia bahkan mengirimkan surat sejak 8 September 2020, meminta pemerintah federal dan negara bagian untuk segera menyelesaikan masalah ini. Karena air adalah kebutuhan dasar dan bukan kali pertama terjadi.

"Yang Mulia telah berkali-kali menulis kepada pemerintah federal dan negara bagian mengenai masalah air sejak 2009 agar masalah tersebut tidak dipolitisasi," kata sebuah pernyataan dari Istana Selangor, dikutip dari The Star, Selasa (20/10/2020).



Dalam pernyataan yang ditandatangani Sekretaris Pribadi Sultan, disebutkan ia pun telah memberikan nasehat dan memberikan beberapa rekomendasi. Namun, Sultan Sharafuddin mengatakan, rekomendasi yang telah dia berikan tampaknya tidak berpengaruh sama sekali karena krisis berlanjut dan membuat rakyatnya kesal.

Sementara itu, Menteri Lingkungan dan Air Malaysia, Tuan Ibrahim bin Tuan Man mengatakan pasokan air akan pulih dalam waktu 24 jam di Selangor. Janji ini dikatakan Senin (19/10/2020) setelah 5 juta konsumen terkena pemadaman air, menjadi gangguan besar kedua dalam seminggu terakhir.

Ledakan yang terjadi di salah satu pipa milik Pengurusan Air Selangor Sdn. Bhd. menjadi penyebab. Belum lagi pencemaran yang terjadi.

Dalam konferensi pers, kementerian bersama dengan otoritas penegakan lainnya serta pemegang konsesi air yang terkena dampak Air Selangor, sedang menyelidiki sumber polusi.

"Kali ini tidak seserius terakhir kali," ujarnya, mengacu pada pencemaran yang belum lama ini terjadi di Sungai Semenyih pada awal Oktober yang mencatat Angka Ambang Bau (TON) 9, dikutip dari Channel News Asia (CNA).

"Kami mengharapkan empat Instalasi Pengolahan Air (WTP) untuk kembali beroperasi dalam satu atau dua jam lagi dan dengan demikian memulihkan pasokan air ke sekitar lima juta konsumen dalam 24 jam."

"Kami telah mengidentifikasi area tertentu (sebagai sumber pencemaran) tetapi semuanya di area pabrik."

"Kami mencatat polanya. Itu selalu terjadi pada larut malam atau akhir pekan dan saya yakin para penjahat melakukan kejahatan pada saat-saat ini ketika pengawasan berada pada titik terendah. Karena daerah sungai tidak diawasi sepanjang waktu, kejahatan ini selalu dilakukan larut malam, dini hari atau di akhir pekan."

Awal bulan lalu, polusi di Sungai Gong, anak sungai Sungai Selangor, juga menyebabkan pemadaman air yang tidak terjadwal selama beberapa hari, mempengaruhi hampir 1,2 juta rumah tangga di 1.292 wilayah di Lembah Klang.

Selangor adalah negara bagian dengan jumlah penduduk terbanyak di Malaysia. Selangor juga merupakan negara bagian terkaya di Malaysia, berdasarkan Produk domestik bruto (PDB) dan paling maju.

Negara bagian ini terdiri dari Kuala Selangor, Gombak. Klang, Petaling, Kuala Langat, Hulu Selangor, Hulu Langat, Sabak Bernam, dan Sepang. Kota utamanya yakni
Shah Alam, Klang, Kajang, Banting, Petaling Jaya, Subang Jaya, Puchong, Rawang, dan Semenyih.




(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asal Usul Reog, Kebudayaan RI yang Mau Diklaim Malaysia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular