Terlalu Hot hingga Pamer Kaki, Politisi Wanita Banjir Kritik

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia politik terkadang memang penuh dengan intrik dan cerita. Terlepas dari itu, politik itu tidak melulu harus diisi kaum lelaki.
Para pemimpin negara atau politikus wanita pun sering menjadi perhatian lebih karena gender mereka. Salah satunya adalah karena penampilan 'cantik' yang mengundang perbincangan saat dianggap kurang pantas atau terlalu seksi.
Tak sedikit politikus wanita menjadi sasaran kritik karena gaya busana. Lalu siapa sajakah mereka, berikut paparannya dikutip Wolipop.
Sanna Marin
![]() Sanna Marin (Instagram/@Trendimag) |
Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin baru-baru ini tampil di majalah Trendi sebagai model sampulnya untuk bulan Oktober. Majalah itu pun mengunggah hasil pemotretan Sanna Marin di akun Instagram.
Dalam foto, wanita 34 tahun tersebut tampil cantik mengenakan blazer bertekstur dan aksesori. Terlihat tak memakai atasan untuk menutupi bagian dadanya, Sanna mendapat kecaman dari sejumlah orang.
Ryu Ho Jeong
![]() Ryu Ho-Jeong ( Yonhap News ) |
Anggota DPR termuda Korea Selatan, Ryu Ho Jeong, juga pernah diperbincangkan karena busananya. Politikus millennial tersebut dikritik karena pakaian yang dianggap kurang pantas ketika hadir di parlemen.
Dalam sejumlah foto yang beredar, Ryu Ho Jeong memang mengenakan baju yang terlihat kasual yakni dress di atas lutut dan sneakers. Meski terlihat chic, ia mendapat hujatan yang bahkan yang bernada seksis dan misoginis, seperti menyebutnya wanita panggilan hingga pekerja bar.
Jo Swinson
![]() Lib Dem leader Jo Swinson, second right, reacts as she loses her East Dumbartonshire constituency, during the count at the Leisuredome, Bishopbriggs, Scotland, Friday Dec. 13, 2019. (Jane Barlow/PA via AP) |
Anggota parlemen Inggris Jo Swinson juga mengaku sering mendapat saran yang tidak diminta terkait penampilannya. Hal ini tentu tidak banyak terjadi pada politikus pria.
"Aku sering dapat saran yang tidak diminta. Aku tidak benci dengan orang-orang yang berkata aku harus pakai sepatu atau anting lain. Atau pernah seseorang menyarankan aku pakai atasan rendah. Tapi aku pikir itu bukan sesuatu adalah hal yang perlu diubah pada peringkat jajak suara," kata Swinson di acara BBC Breakfast tahun lalu.
Nicola Sturgeon & Theresa May
![]() Scottish National Party (SNP) leader Nicola Sturgeon speaks at the launch of the party's General Election campaign backdropped by the Scottish saltire flag, in Edinburgh, Scotland, Friday Nov. 8, 2019. The Scottish National Party is officially launching its campaign for Britain’s upcoming Dec. 12 election, with the SNP hoping to put Scotland a step closer to independence. (Andrew Milligan/PA via AP) |
![]() British Prime Minister Theresa May delivers a statement in London, Britain, May 24, 2019. REUTERS/Toby Melville |
Penampilan para politikus juga sering kali menjadi topik di media melebihi apa yang dilakukan mereka. Di 2017, koran Dailymail pernah menyoroti pertemuan dua Perdana Menteri wanita dari Skotlandia dan Inggris yang sama-sama menggunakan rok dan menampilkan kaki mereka.
Tertulis "Never mind Brexit, who won Legs-it?" di halaman pertama, hal ini tentu jadi perdebatan.
Jess Phillips
Anggota parlemen Inggris lain yang mendapat kritik hanya karena penampilan adalah Jess Phillips. Ia bahkan mengaku jika ia menerima komentar tidak menyenangkan itu setiap hari.
"Aku selalu dikomentari mengenai apa yang aku pakai, apa aku terlalu gemuk atau kurus, mengenai payudaraku, rambutku, semuanya. Orang mengirimi email tentang kebijakan yang berbunyi, 'Aku sebenarnya merasa apa yang kamu katakan benar mengenai Brexit tapi kita tidak bisa berkonsentrasi karena belahan dadamu sedikit terlihat," tuturnya pada Vogue Inggris.
Tracy Brabin
![]() Tracy Brabin (Tangkapan Layar Instagram tracybrabinmp) |
Awal tahun ini politisi Inggris yang pernah jadi aktris berikut sempat mendapat banyak kritik karena pakai dress off-shoulder dalam sidang. Brabin pun merespon kritik itu di Twitter.
Ia mengaku tidak punya waktu membalas komentar mereka tapi ingin mengonfirmasi bahwa ia bukan lah orang murahan, mabuk, bodoh, atau akan menyusui. "Siapa yang menyangka orang akan jadi emosional hanya karena 'over a shoulder'," katanya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
