Ditto, pengrajin limbah papan skateboard, sedang mengerjakan pembuatan kacamata di workshopnya di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (25/9/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Papan skateboard bekas dipilih oleh Ditto sebagai bahan kacamata untuk mengurangi limbah. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Bahan yang digunakan ialah kayu canadian maple karena mempunyai tekstur halus, kuat, dan, fleksibel. "Sebelumnya, sekitar akhir 2011, kami melihat perkembangan seni dan desain dunia di website, kami melihat konten yang mengulas tentang produk" yang berasal dari pemanfaatan bahan limbah bekas pakai," katanya. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
"Berhubungan dari hobi dan kesukaan saya terhadap skateboard, kami lihat di skatepark, bila ada papan yang rusak atau patah, akan sulit untuk diperbaiki, terbuang begitu saja. Dari situlah ide untuk memanfaatkan limbah skateboard bekas pakai yang memungkinkan didaur ulang untuk dijadikan barang baru, yaitu kacamata sebagai pendukung fashion untuk para skater, di mana fashion anak skate sudah jadi salah satu fashion culture di masyarakat," ujar Ditto. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Kacamata tersebut dikerjakan secara handmade, dibuat satuan menggunakan alat semi manual, sehingga membutuhkan kontrol tangan dengan meminimalisir kesalahan saat pembuatan. Pemesanan kacamata ini selain dalam negeri sudah banyak dipesan negara-negara lain macam Australia, Amerika Serikat, Swiss, Jepang hingga Qatar. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Harga kacamata yang ditawarkan mulai dari Rp 1.200.000 untuk produk ready dan produk custom order mulai dari Rp 1.500.000. Dalam penggerjaannya, Ditto membutuhkan waktu 4 hari hingga 15 hari.(CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)