
Mengenal Apa Itu Resesi yang Sedang Gentayangi Bumi

Jakarta, CNBC Indonesia - Baru-baru ini, Singapura membuat heboh. Negara tetangga RI itu resmi resesi.
Data yang ditunjukkan Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura, mengonfirmasi hal ini. Ekonomi Singapura mengalami kontraksi alias -12,6% pada kuartal II-2020 (YoY).
Dengan kontraksi -0,3% pada kuartal sebelumnya, maka Singapura sudah resmi jatuh ke jurang resesi. Kontraksi kuartal ini adalah yang terburuk sejak meredeka di tahun 1965.
Lalu apa sebenarnya resesi?
Resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan dan berlangsung setidaknya dalam dua kuartal beruntun.
Suatu negara dikatakan mengalami resesi jika produk domestic bruto (PDB) mengalami kontraksi atau minus dalam 2 kuartal beruntun secara tahunan atau year-on-year (YoY).
Sementara jika PDB minus 2 kuartal beruntun secara kuartalan atau quarter-on-quarter (QoQ) disebut sebagai resesi teknikal. Melansir The Balance, ada 5 indikator ekonomi yang dijadikan acuan suatu negara mengalami resesi, yakni PDB riil, pendapatan, tingkat pengangguran, manufaktur, dan penjualan ritel.
Resesi sebenarnya adalah hal yang biasa dan kerap terjadi dalam sebuah siklus perekonomian. Tetapi dampak yang diberikan ketika terjadi resesi cukup buruk.
Negara sekelas Amerika Serikat (AS) saja sudah mengalami puluhan kali resesi. Melansir Investopedia, AS (negara dengan nilai ekonomi terbesar dimuka bumi ini) sudah mengalami 33 kali resesi sejak tahun 1854.
Sementara jika dilihat sejak tahun 1980, Negeri Paman Sam mengalami 4 kali resesi. Termasuk yang terjadi saat krisis finansial global 2008.
Kalau dipersempit ke Singapura, resesi kali ini juga bukan yang pertama. Menurut website agen pemerintah negara itu, Singapura mengalami resesi pertama di tahun 1985.
Resesi tahun itu terjadi setelah ekonominya yang biasa mencatatkan pertumbuhan di kisaran 8,5% per tahun, mulai melambat di 1984. Akibat perlambatan dalam berbagai bidang, termasuk industri konstruksi, negara itu pun memasuki resesi pertamanya pasca kemerdekaan.
Di mana ekonominya minus 1,4% pada kuartal dua dan turun menjadi minus 3,5% pada kuartal ketiga. Sementara itu, angka pengangguran Singapura naik menjadi 4,1% pada Juni 1985 dari 2,9% dalam empat tahun sebelumnya.
Namun, ekonomi Singapura membuat pemulihan cepat pada pertengahan 1986. Pada kuartal kedua tahun itu, Singapura mencatat pertumbuhan 1,2%, yang meningkat menjadi 3,8% pada kuartal ketiga.
Meski demikian, selain Singapura, sebenarnya ada sejumlah negara lainnya yang juga sudah masuk resesi (atau resesi teknis) di 2020 ini. Di antaranya Jepang, Jerman, Prancis dan Italia.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi Trend, Memang Apa Sih Resesi?