Kang Sung-il memberi minuman air ke anjing peliharaanya yang berjenis Poremian di kediamannya di Incheon, Korea Selatan. Reuters/Kim Hong-Ji
Anjing Pomeranian yang diberi nama Sancho dirawat oleh sepasang suami istri muda Kang Sung-il dan istrinya Ham Jin-Seon. Reters/Kim Hong-Ji
Sepasang pasutri muda ini lebih memilih merawat hewan peliharaan ketimbang memiliki anak, bagi mereka anak-anak terlalu mahal biaya perawatan dan membawa tekanan ketimbang memilih memandikan Sancho (anjingnya) cukup hanya diberi cinta dan hadiah. Reuters/Kim Hong-Ji
"Tekanan sosial di Korea Selatan sedemikian rupa sehingga orang tua diharuskan menyediakan sumber daya selama beberapa dekade kedepan dari sekolah swasta hingga bimbingan belajar ke kelas seni," kata kang.   REUTERS/Kim Hong-Ji
Dia mengatakan dia merasa sulit membayangkan bisa membayar semua keperluan bila memiliki anak, tetapi lebih senang menghabiskan sekitar 100.000 won (Rp 1.300.000) sebulan untuk Sancho (anjingnya). Reuters/Kim Hong-Ji
Ternyata tidak hanya Kang dan istrinya, industri hewan peliharaan Korea Selatan yang sedang booming, didorong oleh faktor-faktor yang sama yang membuat angka kelahiran negara itu terendah didunia, yaitu 1,05 karena tingginya biaya pendidikan dan perumahan serta hari kerja yang sangat panjang. Reuters/Kim Hong-Ji
Data pemerintah menunjukkan rumah tangga yang memiliki hewan peliharaan telah melonjak menjadi 28% di Korea Selatan pada 2018, dibandingkan dengan 18 persen pada 2012. Reuters/Kim Hong-Ji
Melonjaknya hewan peliharaan juga telah memacu industri perawatan hewan peliharaan yang berkembang mencakup diet hewan peliharaan yang disesuaikan dan pemotretan berharga tinggi. Reuters/Kim Hong-Ji
Menurut Institut Ekonomi Pedesaan Korea Industri terkait hewan peliharaan Korea Selatan bernilai 2,7 triliun won (Rp 34 triliun) tahun lalu, dan itu bisa lebih dari dua kali lipat pada tahun 2027. Reuters/Kim Hong-Ji