
Kabar Baik Bunda, Harga Emas Antam Lagi Naik Nih

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam terpantau menguat pada Sabtu (22/10/2022).
Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, emas satuan 1 gram hari ini di banderol Rp 945.000/batang, melesat 0,96% atau menguat sekitar Rp 9.000 per gram.
Sedangkan harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) menguat Rp 15.000 per gram menjadi Rp 830.000/gram.
"Harga jual kembali adalah sama untuk semua pecahan dan tahun produksi. Untuk transaksi jual kembali (buyback) silakan menghubungi Butik Emas LM terdekat dengan jam layanan buyback pada hari kerja Senin-Jumat. Pembayaran dilakukan secara transfer pada H+2 s.d. H+3 (hari kerja). Jika kemasan rusak atau hilang dikenakan potongan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku," jelas keterangan di situs Antam.
Harga emas Antam yang menguat pada hari ini cenderung mengikuti pergerakan harga emas acuan dunia yang terpantau melesat pada perdagangan Jumat kemarin.
Pada perdagangan Jumat kemarin, harga emas acuan dunia di pasar spot tercatat tercatat US$ 1.656,66 per troy ons, melonjak 1,78% dibandingkan posisi sehari sebelumnya.
Melesatnya harga emas acuan dunia terjadi karena dolar Amerika Serikat (AS) melemah di tengah laporan potensi perdebatan antara pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tentang laju kenaikan suku bunga.
Wall Street Journal (WSJ) melaporkan bahwa pejabat The Fed sedang menuju kenaikan suku bunga lain sebesar 75 basis poin (bp) pada November mendatang, sementara beberapa telah mulai mengisyaratkan keinginan mereka untuk memperlambat laju kenaikan segera.
"Artikel Wall Street Journal yang menyebutkan laju kenaikan suku bunga sedang dipertimbangkan oleh para pelaku pasar," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities, dikutip dari Reuters.
Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly mengatakan bahwa The Fed harus menghindari menempatkan ekonomi AS ke dalam "penurunan paksa" dengan pengetatan yang berlebihan, menambahkan bahwa The Fed mendekati titik di mana ia harus memperlambat kenaikan suku bunganya.
Emas sensitif terhadap kenaikan suku bunga. Saat suku bunga naik, biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil akan meningkat.
"Dengan emas mencapai titik terendah, orang-orang datang dan mulai membelinya," kata Michael Matousek, kepala pedagang di U.S. Global Investor, dilansir dari Reuters.
Indeks dolar (DXY), yang mengukur keperkasaan sang greenback dihadapan mata uang lainnya, menyerahkan keuntungan sebelumnya dan melemah 0,6%, membuat emas lebih murah bagi investor.
Meski sudah cenderung lebih murah, tetapi emas dunia diperkirakan masih akan tertekan karena kebijakan suku bunga acuan yang ketat membuat logam masih cenderung kurang menarik bagi investor.
Emas pun diperkirakan bisa jatuh hingga ke level US$ 1.530 per troy ons, skenario terburuk Goldman Sachs.
Skenario ini mempertimbangkan jika inflasi AS akan melandai tahun depan sehingga AS bisa terhindar dari resesi.
Pada skenario ini, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun ada di kisaran 1,7%. Level tersebut jauh di bawah kisaran saat ini yakni 4,07%.
"Saat ekonomi AS melandai, investor juga akan memutar dana nya dari aset aman seperti emas ke saham," tambah Goldman Sachs
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emas Antam Makin Mahal Sih, Tapi Rawan Koreksi