
Saham-saham Tech Mulai 'Dibanting', Tenang...Ini Siklus Pasar

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten berbasis teknologi dinilai mulai banyak dilepas akhir-akhir ini oleh investor pasar modal. Jelang akhir tahun investor disebutkan banyak kembali ke saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) dan yang berhubungan dengan komoditas seiring dengan kenaikan harga.
Akibatnya investor pun terlihat 'banting setir' memborong saham-saham komoditas mulai dari sawit atau minyak sawit mentah (CPO), batu bara, hingga tambang mineral.
Analis Teknikal PT BCA Sekuritas Achmad Yaki Tamani mengatakan saham teknologi sebetulnya masih menarik dan yang terjadi saat ini adalah bagian dari siklus pasar.
"Sebenarnya tidak dibuang sama sekali, tapi lebih beralih ke sektornya saja sih. Dalam satu bulan terakhir pelaku pasar lebih kembali ke saham big cap dan emiten lama. Lebih pada selera dari pasar sendiri dan kembali ke saham lama yang menjadi penggerak IHSG, dan saham related dengan batu bara," kata Achmad dalam program InvesTime CNBC Indonesia, belum lama ini.
Meski dikatakan saham teknologi akan menjadi saham pilihan di masa depan, dia tidak menampik pemulihan ekonomi dan melesatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga digerakkan oleh emiten big cap, alias saham-saham dengan kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun.
Investor asing pun masih tetap mengkoleksi saham-saham ini, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
"Bukan disingkirkan tapi sektor tadi menarik pada window dressing di akhir tahun. Ketika kemarin mereka tidak bergerak, investor beralih ke saham teknologi, dan kini mereka sedang kembali kesana," kata dia.
Saham teknologi menurutnya pun tidak sepenuhnya 'dibuang', emiten yang bergerak pada bisnis data center masih menjadi incaran.
Apalagi kini bisnis-bisnis besar mulai melirik ke data center dan mengembangkan usahanya kesana. Dengan begitu di masa depan saham teknologi masih tetap menarik, meski valuasinya dikatakan mahal di atas nilai bukunya.
"Yang harus dipikirkan adalah kinerja bisnis ini ke depannya kaya apa. Kita tahu bisnis data center sangat diunggulkan untuk jadi motor penggerak ekonomi di masa depan, sehingga saham teknologi masih berpotensi," pungkasnya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Euforia Bukalapak Lewat, Cek Valuasi Saham Tech RI
