Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas di PT Pegadaian (Persero) stagnan hari ini. Bahkan harga tidak bergerak sejak akhir pekan lalu.
Pada Senin (28/6/2021), harga jual emas di Pegadaian berada di Rp 884.000/gram. Tidak berubah dibandingkan hari sebelumnya.
Sementara harga beli tercatat Rp 857.000/gram. Juga tidak berubah dibandingkan kemarin.
Berikut harga emas selengkapnya di Pegadaian hari ini:
Halaman Selanjutnya --> Dolar AS Perkasa, Emas Merana
Seperti Logam Mulia milik PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, harga emas di Pegadaian juga tidak terlepas dari dinamika harga emas dunia. Di pasar spot, harga emas terkoreksi 0,25% dalam seminggu terakhir.
Tren penguatan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS) juga membuat harga emas terkoreksi. Hubungan keduanya bertolak belakang, saat dolar AS menguat maka harga emas turun, demikian pula sebaliknya.
Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dengan dolar AS. Misalnya, ketika dolar AS terapresiasi maka emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Akibatnya, permintaan emas menurun sehingga harganya terkoreksi.
Dalam sebulan terakhir, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 2.04%. Sejak akhir 2020 (year-to-date), penguatannnya mencapai 2,14%.
Halaman Selanjutnya --> Suku Bunga AS Naik Tahun Depan?
Percepatan laju inflasi AS jadi 'bensin' buat laju mata uang Negeri Paman Sam. Akhir pekan lalu, US Bureau of Economics Analysis merilis data inflasi AS. Bukan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI), melainkan Personal Consumption Expenditure (PCE). Ini adalah indikator inflasi yang menjadi rujukan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed), terutama PCE inti.
Pada Mei 2021, laju PCE inti tercatat 3,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Ini adalah laju tercepat sejak April 1992.
Percepatan laju inflasi yang sudah melampaui target 2% membuat pasar semakin yakin bahwa kenaikan suku bunga acuan bisa terjadi lebih cepat. Bukan tidak mungkin Federal Funds Rate bakal naik tahun depan.
"Tergantung data penciptaan lapangan kerja nanti, sepertinya pasar mulai membuat perkiraan suku bunga naik tahun depan," ujar Yukio Ishizuki, Senior Currency Strategist di Daiwa Securities, seperti dikutip dari Reuters.
Aura kenaikan suku bunga akan menjadi angin segar bagi dolar AS. Kenaikan suku bunga akan membuat imbalan berinvestasi di dolar AS akan ikut terangkat. Dolar AS jadi menarik sehingga diburu pelaku pasar.
Kenaikan permintaan dolar AS tidak hanya membuat nilai tukar mata uang lain jadi melemah. Harga emas pun ikut menjadi korban.
TIM RISET CNBC INDONESIA