
Harga Emas Antam 2 Hari Tak Bergerak, Saatnya Jual atau Beli?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk atau yang biasa dikenal dengan emas Antam sudah 2 hari tidak bergerak alias stagnan. Padahal Kamis kemarin harga emas dunia turun cukup dalam.
Melansir data dari situs resmi logammulia.com Jumat (18/9/2020), emas Antam satuan 1 gram dibanderol Rp 1.030.000/batang sama dengan harga Kamis dan Rabu lalu. Sementara satuan 100 gram yang biasa jadi acuan tetap dihargai Rp 97.212.000/batang, atau Rp 972.120/gram.
Harga emas dunia kemarin melemah 0,85% ke US$ 1.942,6/troy ons, setelah bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga hingga tahun 2023. Tetapi bos The Fed, Jerome Powell, juga optimistis terhadap pemulihan ekonomi AS, bahkan tingkat pengangguran sudah turun lebih cepat dari prediksi The Fed.
Sebelum The Fed mengumumkan kebijakan moneternya, mantan CEO Goldman Sachs, Lloyd Blankfein, mengatakan saat ini adalah waktunya emas dan perak untuk bersinar. Meski demikian, ia mengatakan tidak tahu apa yang akan terjadi pada logam mulia tersebut, setelah harganya masuk fase konsolidasi saat ini.
"Sudah sangat lama emas dan perak tidak memainkan perannya sebagai store of value di pasar finansial. Tetapi, jika ada waktu mereka berperan seperti itu, sekarang adalah waktunya," kata Blankfein, sebagaimana dilansir Kitco, Rabu (16/9/2020).
Blankfein yang pertama kali bekerja di Goldman Sachs sebagai sales metals pada 1982 mengatakan secara umum ia bullish (memprediksi kenaikan) terhadap komoditas akibat adanya risiko kenaikan inflasi, setelah The Fed menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
"Saya pikir dari sudut pandang inflasi, banyak yang melihat inflasi tidak akan tinggi lagi. Saya tidak melihat itu. Dari sudut pandang investor, bukan hal yang buruk jika berinvestasi di aset fisik," katanya.
Di luar pernyataan Blankfein tersebut, analis komoditas dari Goldman Sachs pada bulan Juli lalu memberikan proyeksi harga emas akan mencapai US$ 2.300/troy ons dan perak US$ 30/ons dalam tempo 12 bulan ke depan.
Sebagai catatan, 1 troy ons, mengacu aturan di pasar, setara dengan 31,1 gram, sehingga besaran US$ 2.300 per troy ons dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 73,95 per gram.
Dengan asumsi kurs rupiah Rp 14.800/US$, maka harga emas bisa menembus Rp 1,1 juta/gram pada pertengahan tahun depan, menurut ramalan Goldman Sachs. Harga tersebut bisa lebih tinggi lagi untuk emas batangan yang dijual di dalam negeri.
Sementara itu, Bloomberg Intelligence memprediksi emas masih akan terus menguat bahkan tidak menutup kemungkinan mencapai US$ 4.000/troy ons ( Rp 1,9 juta/gram) di tahun 2023.
Mike McGlone ahli strategi senior komoditas di Bloomberg Intelligence mengatakan rally harga emas baru saja dimulai, artinya kenaikan harga emas masih akan terus berlanjut.
"Emas mencapai dasar (bottom) di US$ 700 pada tahun 2008, dan mencapai puncak US$ 1.900 pada tahun 2019. Dengan kecepatan yang sama 2,7 kali dari level terendah di dekat US$ 1.470 tahun ini menunjukkan emas menuju US$ 4.000/troy ons di tahun 2023," kata McGlone, sebagaimana dilansir Kitco, Senin (14/9/2020).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?