
Jika BI Pangkas Suku Bunga, Ngaruh ke Emas Antam Gak Ya?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 July 2019 09:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) sejak Rabu kemarin, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan kebijakan moneter hari ini Kamis. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan kolega menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%.
Dari 14 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, hanya dua yang memperkirakan suku bunga acuan masih bertahan di 6%.
Meski secara teori penurunan suku bunga dapat melemahkan kurs mata uang, tetapi juga dapat berdampak bagus bagi perekonomian sehingga bisa menjadi sentimen positif bagi mata uang Garuda.
Sekadar mengingatkan, alasan dari BI terkait mengapa tingkat suku bunga acuan belum diturunkan hingga saat ini adalah pihaknya masih akan mencermati kondisi pasar global dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).
Jika diamati, BI sejatinya sudah 'cek ombak' sedari bulan lalu. Walau kembali mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate di level 6%, BI memutuskan untuk menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) untuk bank umum menjadi 6%, dari yang sebelumnya 6,5%. Sementara itu, GWM untuk bank syariah juga dipangkas sebesar 50 bps menjadi 4,5%, dari yang sebelumnya 5%. Penurunan ini berlaku efektif pada 1 Juli 2019 dan disebut oleh BI akan menambah likuiditas perbankan senilai Rp 25 triliun.
Melalui kebijakan ini, BI terlihat ingin melihat respons pelaku pasar keuangan kala tingkat suku bunga acuan dipangkas nantinya. Hasilnya, ternyata dana investor asing mengalir deras ke pasar saham dan obligasi.
Di pasar saham (pasar reguler), dalam periode 20 Juni hingga kemarin (16/7/2019) investor asing tercatat membukukan beli bersih senilai Rp 4,6 triliun. Di seluruh pasar, beli bersih investor asing bahkan mencapai Rp 14,5 triliun.
Sementara itu, di pasar obligasi, dalam periode 20 Juni hingga 15 Juli (data terakhir yang dipublikasikan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko/DJPPR) terdapat beli bersih senilai Rp 43 triliun oleh investor asing.
Seiring dengan derasnya aliran modal investor asing yang masuk, dalam periode 20 Juni hingga 16 Juli rupiah menguat sebesar 2,35% di pasar spot, dari level Rp 14.265/dolar AS ke level Rp 13.930/dolar AS.
Melihat pergerakan arus modal dan penguatan rupiah tersebut, besar kemungkinan hal yang sama akan terjadi seandainya BI memangkas suku bunganya pada hari ini. Langkah BI tersebut akan berdampak besar di pasar, termasuk juga bisa berdampak ke harga emas antam.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Dari 14 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, hanya dua yang memperkirakan suku bunga acuan masih bertahan di 6%.
Sekadar mengingatkan, alasan dari BI terkait mengapa tingkat suku bunga acuan belum diturunkan hingga saat ini adalah pihaknya masih akan mencermati kondisi pasar global dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).
Jika diamati, BI sejatinya sudah 'cek ombak' sedari bulan lalu. Walau kembali mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate di level 6%, BI memutuskan untuk menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) untuk bank umum menjadi 6%, dari yang sebelumnya 6,5%. Sementara itu, GWM untuk bank syariah juga dipangkas sebesar 50 bps menjadi 4,5%, dari yang sebelumnya 5%. Penurunan ini berlaku efektif pada 1 Juli 2019 dan disebut oleh BI akan menambah likuiditas perbankan senilai Rp 25 triliun.
Melalui kebijakan ini, BI terlihat ingin melihat respons pelaku pasar keuangan kala tingkat suku bunga acuan dipangkas nantinya. Hasilnya, ternyata dana investor asing mengalir deras ke pasar saham dan obligasi.
Di pasar saham (pasar reguler), dalam periode 20 Juni hingga kemarin (16/7/2019) investor asing tercatat membukukan beli bersih senilai Rp 4,6 triliun. Di seluruh pasar, beli bersih investor asing bahkan mencapai Rp 14,5 triliun.
Sementara itu, di pasar obligasi, dalam periode 20 Juni hingga 15 Juli (data terakhir yang dipublikasikan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko/DJPPR) terdapat beli bersih senilai Rp 43 triliun oleh investor asing.
Seiring dengan derasnya aliran modal investor asing yang masuk, dalam periode 20 Juni hingga 16 Juli rupiah menguat sebesar 2,35% di pasar spot, dari level Rp 14.265/dolar AS ke level Rp 13.930/dolar AS.
Melihat pergerakan arus modal dan penguatan rupiah tersebut, besar kemungkinan hal yang sama akan terjadi seandainya BI memangkas suku bunganya pada hari ini. Langkah BI tersebut akan berdampak besar di pasar, termasuk juga bisa berdampak ke harga emas antam.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular