Hai Milenial! Kesulitan Kelola Keuangan, Ini Caranya

Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
08 September 2018 12:19
Tips uang untuk mahasiswa
Foto: Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejalan dengan banyaknya pertanyaan dari pembaca milenial ke CNBC Indonesia terkait cara mengelola keuangan dan investasi, maka mulai pekan ini secara reguler setiap dua minggu sekali akan ada artikel untuk menjawab pertanyaan yang diajukan melalui akun Instagram @CNBCIndonesia.

Berikut ini adalah jawaban atas sejumlah pertanyaan pekan ini.

Bagi kamu yang masih kuliah, mari mulai membuat pembukuan (laporan keuangan pribadi) yang tiap akhir bulan untuk mendisiplinkan keuangan serta memahami kebutuhan keuangan diri sendiri.

Jangan baper karena dipikir rumit dulu ya. Laporan keuangan sederhana itu hanya berupa pemasukan, pengeluaran, dan pembelian loh, yang tentu dapat dilakukan oleh siapapun, tidak peduli seberapapun kecilnya pemasukan dan pengeluaran kamu.

Berikut tips en triks-nya:

1. Punya Niat
Niat, tentu harus sepenuh hati di alam bawah sadar, diteguhkan melalui kata-kata, dan yang pasti, harus dimulai sekarang dengan tujuan mulia= mengenali profil keuangan dan kemudian mengaturnya agar lebih terarah.

Ketika sudah berniat, geser dulu pikiran "You Only Live Once" (YOLO) dan lebih menjadi "We shouldn't just live for today, we should prepare for tomorrow." Gunakan prinsip "YOLO" hanya sesaat yaitu ketika senang-senang di waktu malam sambil menggenggam sebotol minuman.

2. Buat Sederhana.
Mulai buat coret-coret pos keuangan di buku tersendiri. Intinya ada tiga yaitu pemasukan, pengeluaran, dan pembelian. Jika kamu sudah punya usaha sendiri, baru masukkan pos baru yaitu penjualan. Pencatatan juga dapat dilakukan pada notes di ponsel kamu. Tentunya itu cara tradisional yang agar rempi.

Ringkasnya, coba gunakan aplikasi di ponsel untuk membantu pembukuan bahkan mengatur pembukuan Anda. AndroMoney (Expense Track), Cash, Cash Droid, Money Lover, Financial Calculators, Catatan Keuangan Harian, Financisto , Mint, Monefym, MoneyWise, atau Jojonomics bisa menjadi pilihan dengan fitur dan keunikan masing-masing.

Ini contoh pembukuan sederhana:

Hai Milenial! Ini Jawaban Cara Mengelola KeuanganFoto: insert/ pembukuan/ Edward Ricardo

3. Evaluasi Pembukuan.
Mencermati kembali rencana dan realisasi penggunaan dana yang kita punya tentu wajib dilakukan secara berkala. Pastikan setiap hari atau minimal setiap pekan, pengelolaan keuangan kamu perlahan akan membaik. Target akhirnya tentu jangan sampai besar pasak daripada tiang setiap waktu.

Jika pembukuan Anda masih minus, maka berati ada yang salah dengan gaya hidup, baik pengeluaran yang terlalu besar atau pemasukan yang hanya bisa diatasi dengan menambah pemasukan atau mengurangi pengeluaran.

Kalau saat ini pemasukan hanya dari satu sumber (baru berasal dari orang tua), maka memang sulit untuk minta kenaikan. Hal kecil yang paling bisa dilakukan adalah efisiensi dengan menekan gaya hidup.

Mulai juga untuk mengingat pengeluaran yang sudah dilakukan, dari hal yang paling mudah diingat seperti membeli baju-baju lucu, nongkrong dan ngupi-ngupi syantik di tempat yang instagramable, dan pengeluaran-pengeluaran sederhana seperti uang makan harian.

Hal ini juga berguna melatih diri supaya semakin disiplin dari bulan ke bulan, dan membuat kita lebih berpikir untuk belanja suatu barang yang sebenarnya tidak mendesak.

Setelah bisa mengenali pola keuangan tersebut dari bulan pertama kita corat-coret atau ketik di notes ponsel, maka kita bisa mulai membayangkan berapa dana yang bisa disisihkan setiap bulan.

Semangat membeli barang tertentu yang biasanya mudah dilakukan setiap waktu di waktu sebelumnya, tentu akan lebih susah dilakukan jika sudah menerapkan pengelolaan keuangan salah satunya dengan meredam konsumsi.

Ingin beli mini figure dan game terbaru (mahasiswa), atau lipss stick warna baru (mahasiswi) tentu tidak akan semudah dulu karena sudah membayangkannya dalam pembukuan. Itulah salah satu tujuan pengelolaan keuangan= supaya lebih sadar beli dan akhirnya terkontrol dengan baik.

4. Tambah Pos Pemasukan Tanpa Henti
Umumnya, memang pemasukan hanya sekali yaitu ketika menerima uang, misalnya dari orang tua atau saudara maupun ibu tiri. Namun, jangan menyerah.

Setiap usaha pasti ada hikmahnya. Minimal kita dapat pengalaman untuk mengirimkan email lamaran dan CV supaya di kemudian hari bisa menjadi lebih baik lagi.

Lalu, meskipun sekarang baru ada satu pos pemasukan, tidak ada salahnya tetap membuat dan mencatat setiap pemasukan, karena tidak ada yang dapat menyangka akibat usaha mencatat itu ada pemasukan yang tiba-tiba ingin dibukukan.

Siapa tau, ada teman butuh penerjemah, butuh guide jalan-jalan bule di Jakarta, sang dosen butuh ghost writer untuk buku perdananya yang tak kunjung rampung, atau kerja sampingan di ajang Gaikindo Indonesia International Motor Show (GIIAS), baik jadi SPG maupun jadi juru parkir.

Hai Milenial! Ini Jawaban Cara Mengelola KeuanganFoto: Fitriyah Said


Namun, jangan sampai tergoda judi bola ya, nanti laptop buat skripsi kamu melayang. Bisa-bisa mau untung malah buntung.

Apapun bentuknya, kerja keras bagai kuda ketika muda tentu akan terus kamu ingat ketika nanti sudah lebih sukses di kemudian hari. Semakin capek dan semakin susah bentuk pekerjaannya, maka cerita kamu nanti tentu akan semakin berbunga-bunga.

Hai Milenial! Ini Jawaban Cara Mengelola KeuanganFoto: Fitriyah Said


5. Bangga Sebagai Mahasiswa.
Manfaatkan juga status sebagai mahasiswa semaksimal mungkin. Misalnya, mencari diskon harga khusus mahasiswa, sering-sering makan di kantin mahasiswa yang super murah (mall dan restoran cuma untuk perayaan), dan pinjam buku di perpustakaan atau cari e-book lalu print (jangan mudah membeli).

Gunakan juga fasilitas kampus sebisa mungkin sehingga pemakaian dana pribadi dapat diminimalkan (misalnya penggunaan mesin fotokopi kampus, transportasi kampus jika ada).

Sebagai mahasiswa, manfaatkan kedekatan antarteman untuk patungan dalam hal sekecil dan sebesar apapun. Misalnya untuk penginapan (daripada kos sendiri, bisa memilih untuk mengontrak bersama) dan makanan (tetap utamakan kebiasaan memasak daripada jajan, tapi jangan mie instan tiap hari juga). Spirit saling berbagi tentu masih sangat kental bagi darah muda.

5. Jangan Lupa Menabung dan Investasi.
Setelah bisa rutin mengelola keuangan Anda, tentu ada hasilnya, yaitu sisa keuangan yang dapat dialokasikan untuk menjadi dana menganggur (idle money). Secara beturut, hasil dari penyisihan bulanan kamu perlahan dapat dialokasikan sebagai tabungan, asuransi (jika belum ada), investasi, dan bisnis.

Tabungan juga bisa berarti pengeluaran pribadi bulanan dan persiapan pengeluaran darurat jika jumlahnya belum signifikan. Jika jumlahnya sudah mulai besar, maka kedua hal dapat dipisahkan.

Asuransi juga wajib dimiliki bagi yang belum punya, minimal ada persiapan sakit seperti klinik kampus, atau jika tidak ada baru BPJS serta asuransi swasta bagi yang lebih mampu. Jumlah setorannya yang meskipun minimal tetapi akan melatih kita mencicil uang kesehatan guna persiapan sakit.

Kemudian baru latih diri Anda untuk investasi dan bisnis. Beberapa instrumen bisa menjadi pilihan, dari mulai patungan restoran, properti, emas, dan surat berharga di pasar modal (=efek saham, reksa dana, obligasi).

Saat ini, investasi di pasar modal sudah bisa dimulai dari Rp 5.000 untuk saham, Rp 10.000 untuk reksa dana, dan Rp 40.000 untuk reksa dana yang dapat ditransaksikan di bursa (ETF).

Untuk obligasi, meskipun biasanya nilai transaksi Rp 5 miliar, ada momentum-momentum tertentu di mana pemerintah menawarkan obligasi ritelnya kepada publik pada periode yang terbatas. Obligasi ritel ini minimal pembeliannya mulai dari Rp 1 juta dengan karakteristiknya masing-masing (ORI, Sukri, SBR, dan sukuk tabungan).

Untuk saham, reksa dana, dan ETF, investasinya dapat dilakukan satu waktu di awal lalu didiamkan dan dapat pula dicicil setiap bulan (installment). Cara ini jika dirutinkan maka akan mendapatkan hasul eksponensial dibanding dengan investasi dengan jumlah sama hanya sekali di awal.

Selamat mencoba!


(irv/hps) Next Article Streaming: Punya Penghasilan Triple Digit? Bisa Kok!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular