
Kisah Crazy Rich Gadungan, Modal 'Kolor' Tiduri Banyak Wanita

Jakarta, CNBC Indonesia - Siapa yang tak terpesona dengan pria karismatik, mengaku keturunan bangsawan, punya harta berlimpah, dan pandai bicara soal agama hingga masa depan? Bagi sebagian besar perempuan, pria seperti itu adalah sosok calon suami idaman.
Inilah daya tarik Sabidin, pria asal Yogyakarta, yang berhasil memikat perempuan-perempuan dari keluarga terhormat di berbagai kota Jawa. Namun, di balik pesonanya, Sabidin sejatinya hanyalah seorang pengangguran yang lihai berbohong.
Antara 1884 dan 1886, nama Sabidin sempat jadi buah bibir masyarakat. Berdasarkan laporan surat kabar Java Bode (18 Agustus 1888), dulunya Sabidin adalah pelaut yang pernah berlayar ke Jepang dan Paris. Seusai masa tugasnya, dia kembali ke Batavia dan menetap di kawasan Kramat.
Di sanalah hidupnya berubah drastis. Sabidin berkenalan dengan Djajakoesoemah, seorang mantan pejabat di Lebak. Ketika diminta menjelaskan latar belakang, Sabidin mengaku berasal dari Anyer dan menampilkan diri layaknya bangsawan. Alias sopan dalam berbicara, kalem dalam bersikap, serta mahir membaca ayat-ayat Al-Qur'an.
Djajakoesoemah pun memberinya julukan "Pangeran Timur" karena menganggap Sabidin adalah keturunan Sultan Banten yang pernah diasingkan ke Surabaya. Meski tahu itu salah, julukan ini kemudian dimanfaatkan Sabidin untuk membangun identitas palsu yang semakin meyakinkan.
Saat dikenalkan ke Bupati Serang, Sabidin tampil meyakinkan sebagai seorang pangeran. Dia disambut hangat, diberi uang, tempat tinggal, dan layanan istimewa tanpa perlu mengeluarkan biaya apa pun.
Sabidin tak berhenti sampai di situ. Dia meminta dokumen identitas baru ke Bupati Serang, yang mencantumkan nama "Haji Maulana Timur." Dokumen ini menjadi modalnya berkeliling Jawa. Mulai dari Bogor, Bandung, hingga Cianjur.
Di setiap kota, dia kembali mendapat perlakuan layaknya bangsawan, yakni dihormati, dijamu, dan diizinkan tinggal tanpa biaya. Bahkan, dia menggunakan citra palsu ini untuk menikahi perempuan-perempuan dari keluarga terhormat.
Dalam laporan de Locomotief (24 Agustus 1888), Sabidin mengklaim memiliki simpanan 12 ribu gulden di bank saat melamar perempuan. Dari sinilah, dia leluasa menikahi banyak perempuan anak orang terjana di Serang, Cirebon, Bandung, dan Jakarta.
Terbongkar
Dari sekian banyak orang yang berinteraksi dengan Sabidin, rupanya ada satu orang yang mengendus hal aneh. Dia adalah Residen Bandung, van Vleuten. Dia mencurigai keabsahan dokumen Sabidin.
Setelah dilakukan penyelidikan, terungkap bahwa semua yang diklaim Sabidin adalah kebohongan. Dia hanyalah seorang pria biasa yang menyamar sebagai bangsawan demi mendapat hidup mewah secara gratis.
Penyelidikan diperkuat ketika dia diperhadapkan dengan bangsawan Banten, yang sama sekali tidak mengenalnya.
Sabidin akhirnya ditangkap pada 29 April 1884 dan diadili di Surabaya. Pengadilan memutuskan dia bersalah atas penipuan dan menghukumnya dengan empat tahun kerja paksa.
Meski terjadi lebih dari seabad lalu, modusnya tetap terasa relevan hingga masa kini.
(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]