CNBC Insight

Tunduk Ajaran Agama, Miliarder Ini Donasi Harta-Dapat Yayasan Rp18,5 M

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
22 May 2024 08:52
Ali Banat Miliarder Islam dari Australia
Foto: dok. MATW Project

Jakarta, CNBC Indonesia - Punya harta banyak tak bisa menjamin kebahagiaan. Di sebagian kepercayaan, ada pandangan bahwa harta kekayaan harus dipertanggungjawabkan. Maka, banyak orang yang mengalihkan harta untuk kegiatan positif sesuai ajaran keyakinan. Demikianlah yang dilakukan Ali Banat, miliarder Muslim asal Australia. 

Banat merupakan pengusaha pemilik bisnis keamanan dan elektronik. Berkat dua bisnis itu, dia punya uang banyak. Hidupnya juga foya-foya. Dia sering membeli barang mahal nan mewah, seperti jam tangan, tas, perhiasan, dan mobil.

Khusus mobil, BBC International pernah melaporkan kalau Banat sempat punya mobil seharga US$ 600 ribu atau Rp8,3 miliar. Selain itu dia juga pernah membeli gelang seharga hampir Rp1 miliar. 

Akan tetapi, semua kekayaan dan sikap foya-foya tersebut sirna pada 2015. Dia tiba-tiba jatuh sakit hingga berulangkali masuk rumah sakit. Ternyata dokter memvonis Banat menderita kanker dan menyebut dia hanya bisa bertahan tujuh bulan saja. Vonis dokter tersebut ibarat petir di siang bolong.

Banat tak menyangka di usia produktif 30-an tahun harus menderita sakit parah dan hidup tak lama lagi. Dia pun lantas mencari pengobatan alternatif ke berbagai belahan dunia, tapi hasilnya nihil. Hingga akhirnya, dia teringat akan satu hal, yakni Allah Swt. 

"Saya sadar satu-satunya yang selalu ada untuk saya dan memberi solusi adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala," katanya dalam Youtube One Path, dikutip Selasa (21/5/2024).

Teringat kebesaran Allah membuatnya teringat atas kekayaan yang dipunya. Dia sadar bahwa Allah dalam salah satu ayat Al-Quran menjelaskan bahwa harta yang dimiliki di dunia tidak begitu berguna. Salah satu cara agar harta bisa menjadi penyelamat ketika wafat adalah menyedekahkanny hingga miskin. 

Atas dasar ini, pria kelahiran 1982 itu memutuskan menyumbangkan seluruh harta bendanya. 

"Saya ingin wafat tanpa memiliki harta benda," kata Banat,

Tak lama setelah keputusan itu dibuat, dia langsung memberikan jam tangan, pakaian, perhiasan hingga mobil mewah untuk dijual lalu uangnya diberikan kepada orang tidak mampu. Selain itu, dia juga memutuskan untuk pergi ke Afrika selama dua minggu. Di sana dia berkeliling dan merasakan kemiskinan bersama warga hingga mendirikan yayasan sosial bernama "Muslim Around the World pada Oktober 2015.

Yayasan tersebut menjadi penyalur kekayaan Banat yang bakal dipakai membangun masjid, sekolah, dan kehidupan para janda miskin di banyak negara Afrika. Sikap Ali Banat ini lantas menjadi viral dan menarik atensi banyak pihak untuk menyumbang harta lewat yayasan tersebut. Di tahun yang sama, yayasan tersebut berhasil memperoleh donasi hampir Rp18,5 miliar.

Berkat upaya ini, Banat mengaku anak-anak di Afrika yang dibantu lebih sejahtera secara ekonomi. Akan tetapi, vonis mati dokter ternyata salah. Faktanya, dia masih hidup bertahun-tahun. Saat ditanya apakah menyesal menyumbangkan uang, Banat menjawab tidak.

"Seseorang dapat meninggal kapan saja. Tapi, Alhamdulillah Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan saya proyek yang harus dikerjakan selama menjalani sisa-sisa kehidupan," katanya.

Pada akhirnya, Ali Banat wafat pada 2018 dalam kondisi miskin tanpa harta. Dalam video yang beredar di media sosial, sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhir dia melantunkan ayat Al-Quran yang artinya:

"Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."


(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Farmasi RI Ini Ternyata Kurang Senang Minum Obat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular