CNBC Insight

Berkat Bantu Orang Mendapatkan Jodoh, Wanita Ini Punya Harta Rp 8 T

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
Minggu, 26/05/2024 17:15 WIB
Foto: (Joe Scarnici/Getty Images/CNBC)

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak orang beranggapan untuk mendapat jodoh atau pasangan, seseorang harus mencarinya sebab jodoh tak bisa datang sendiri. Dari anggapan ini, perempuan asal Amerika Serikat (AS), Whitney Wolfe Herd, punya ide bisnis menarik. Dia mendirikan aplikasi biro jodoh yang sukses membantu jutaan orang mendapat pasangan. Dari upaya itu dia kini punya harta US$510 juta atau Rp8 triliun.

Bagaimana bisa?

Aplikasi biro jodoh yang dimaksud adalah Bumble. Bagi Whitney, Bumble bukanlah aplikasi pertama yang dibuatnya. Sebelumnya pada 2012, Whitney lebih dulu mendirikan aplikasi serupa bernama Tinder.


Namun, di tengah jalan, dia keluar dari perusahaan. Dalam laporan Time, keluarnya Whitney dari Tinder karena dia mendapat pelecehan dari salah satu eksekutif perusahaan. Sejak itu dia berkeinginan mendirikan aplikasi saingan Tinder yang bisa melindungi para perempuan dari pelecehan. Maka, lahirlah Bumble pada 2014. 

Beranjak dari keinginan tersebut, Whitney ingin kemunculan Bumble bisa mengakomodasi perempuan. Awalnya, dia ingin Bumble hanya untuk perempuan agar saling mendukung. Namun, kawannya bernama Andree mendorong untuk membuat aplikasi kencan saja

Whitney setuju, tapi dia ingin merancang aplikasinya sehingga hanya pihak perempuan yang dapat mengirim pesan pertama. Baginya, sistem kencan ketika perempuan menunggu pria memulai komunikasi pertama sangatlah ketinggalan zaman. 

"Banyak wanita cerdas dan luar biasa dalam hidup saya yang masih menunggu pria untuk mengajak mereka kencan, mencatat nomor telepon mereka, atau menunggu untuk memulai percakapan," kata Whitney dalam situs resmi Bumble. 

Kepada Insider, dikutip Rabu (22/5/2024), dia mengaku ingin membuat kencan terasa lebih modern. Caranya tentu saja merancang agar perempuan bisa memulai hubungan lebih dulu.

"Kalau perempuan bisa dapat pekerjaan impian, maka seharusnya mereka bisa berbicara dengan seorang pria impiannya terlebih dahulu," jelas Whitney.

Awalnya, tak mudah bagi Whitney membesarkan Bumble. Dia mengaku sampai kerja mati-matian untuk mendapat itu. Sehari dia bisa kerja lebih dari 12 jam dan tak pernah libur sekalipun di akhir pekan.

Kerja keras tersebut perlahan membuahkan hasil ketika Bumble mulai dikenal dan menyaingi Tinder. Beberapa bulan sejak diperkenalkan, Bumble langsung melejit menjadi aplikasi pencari jodoh populer di AS.

Secara statistik, tercatat ada puluhan juta pengguna yang telah mendapat jodoh via Bumble dalam tahun pertama aplikasi tersebut. Seiring waktu, Bumble tak juga hanya untuk pencarian jodoh, tapi juga mencari teman sesama jenis. Ini semua membuat Bumble makin populer. 

Keberhasilan Bumble membuat Whitney memberanikan diri untuk menjual saham ke publik atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek New York pada 2021. Time melaporkan sebulan setelah IPO perusahaan langsung bernilai US$ 14 miliar atau Rp224 T dan menghasilkan pendapatan hingga US$582 juta dengan margin keuntungan 26%. 

Dari sini juga diketahui bahwa Whitney cuan banyak dari membantu orang mendapat jodoh. Forbes mencatat dia yang baru berusia 30 tahun sudah punya harta US$510 juta atau Rp8 triliun, dan menjadikannya sebagai wanita muda terkaya di dunia. 

Kini, situs resmi perusahaan menyebut Bumble sudah digunakan oleh lebih dari 100 juta orang di dunia. Hanya saja, pada November 2023 terjadi perubahan struktur organisasi. Whitney tak lagi jadi CEO dan berubah posisi menjadi Ketua Eksekutif perusahaan. 


(mfa/mfa)