CNBC Insight

Semua Buruh Bisa Jadi Bos di Perusahaan Ini, Gaji-Tunjangan Fantastis

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
Rabu, 01/05/2024 12:00 WIB
Foto: Kantor pusat Mondragon Corporation (Dok: Flickr)

Jakarta, CNBC Indonesia - Apa jadinya jika semua buruh atau pekerja bisa jadi bos, tak bisa dipecat, hingga dapat gaji yang rata? Mayoritas orang mungkin menganggapnya fiktif belaka. Namun, kenyataannya tidak. Kejadian ini benar terjadi di Mondragon, perusahaan asal Spanyol yang berdiri pada 1956.

Dalam situs resmi, Mondragon adalah perusahaan yang bergerak di bidang elektrifikasi dan perakitan. Perusahaan memiliki tiga bidang bisnis, yakni Tenaga Surya, E-Mobility & Penyimpanan Energi dan Otomasi. Pembeda Mondragon dengan yang lain adalah model operasionalnya.


Mereka mengadopsi model koperasi dalam menjalani bisnis. Atas dasar ini, banyak orang menyebut Mondragon sebagai Koperasi Mondragon. Ide bisnis ini berawal dari pemikiran José María Arizmendiarrieta. Pada 1941, Arizmendi tiba di Mondragon (kota di Spanyol) dan melihat banyak masyarakat menganggur dan tak sekolah.

Alhasil, dia mendirikan sekolah teknik yang berisi para warga. William Whyte dalam Making Mondragon (1991) menjelaskan, sekolah itu sukses membuat warga menjadi terdidik. Namun, masalahnya para alumni itu sulit dapat kerja. Dari masalah ini, Arizmendi memutuskan membuat perusahaan bernama Mondragon. 

Dari awal berdiri, pastor tersebut selalu mengutamakan asas kekeluargaan dan kerja sama yang kemudian jadi pedoman para pekerja. 

Kekuasaan di tubuh Mondragon tidak lewat jumlah saham, tetapi berdasarkan suara para anggota atau buruh. Akibatnya, jika ingin membuat kebijakan baru di bidang strategik dan gaji, misalnya, maka 80 ribu pengurus akan dimintai suara satu per satu. Boros waktu, memang.  Tapi, ini berguna untuk menyerap seluruh masukan agar tidak ada yang tidak disenangi. 

Selain itu, lewat artikel "How Mondragon Became The World's Largest Co-Op" (2022) di The New Yorker, kita bisa mengetahui kalau tidak ada kekuasaan tunggal di tubuh Mondragon.  Semuanya sama rata dan sama rasa. Buruh bisa jadi bos dan bos bisa jadi buruh, sehingga tidak ada kesenjangan antara keduanya. 

Dari segi penghasilan, antara petinggi dan pekerja biasa selisih gajinya hanya 6 kali. Belum lagi, mereka bakal mendapat berbagai macam insentif, seperti kesehatan, pendidikan, dan keluarga.  Lalu, jika perusahaan cuan, maka pekerja bisa dapat hasilnya karena keuntungan akan dibagi rata.

Namun, apabila anak perusahaan defisit, maka tidak ada potong gaji. Solusinya berupa hadirnya pinjaman dari anak usaha lain ke anak usaha defisit. Salah satu cerita sulit ini terjadi saat pandemi Covid-19. 

Saat itu bisnis perusahaan yang mandek mengharuskan pegawai dipotong gaji. Namun, mengutip New York Times, itu urung dilakukan karena tak ada kehendak dari para pekerja, yang kebetulan menyadari perannya sebagai bos.

"Kita bisa melakukan ini karena satu sama lain tahu situasi dan menyadari kalau mereka adalah pemilik perusahaan," kata Presiden Mondragon Iñigo Ucín, dikutip dari New York Times, Selasa (30/4/2024)

Atas dasar ini, untuk meringankan beban, mereka secara sukarela cara memberi bantuan dan menunjukkan sikap solidaritas. Mereka memilih untuk mengurangi gaji dan jam kerja secara sementara. Sikap-sikap inilah yang membuat para pegawai di Mondragon tak bisa dipecat, kecuali jika melakukan pelanggaran berat. 

Hal-hal seperti inilah yang membuat Mondragon awet dan selalu bertahan dari krisis ke krisis. Kini,Mondragon jadi perusahaan ke-7 terbesar di Spanyol. Anak usahanya pun sudah ada di Brasil, China, Mesir, dan berbagai negara Eropa dan Asia lain. 


(mfa/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global


Related Articles