Anak Muda China Ramai-Ramai Bisnis 'Dunia Hitam', Potensi Cuan Rp 22 T

M. Fakhriansyah, CNBC Indonesia
19 April 2024 13:15
Ilustrasi duka cita. (Foto: iStockphoto/RealPeopleGroup)
Foto: Ilustrasi duka cita. (Foto: iStockphoto/RealPeopleGroup)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kematian yang tak bisa dihindarkan setiap manusia membuat anak-anak muda China punya ide bisnis tak terduga. Sebagaimana dipaparkan South China Morning Post (18/4/2024), baru-baru ini mereka memilih terjun ke industri pemakaman dan berupaya melakukan perubahan di sektor itu. 

Mereka melihat industri pemakaman tak lagi 'dunia hitam' yang perlu ditakuti, melainkan sudah jadi peluang bisnis besar dengan ide-ide melimpah. Salah satu anak muda yang melakukan ini adalah Lin Han. Pada 2023, dia meluncurkan toko online yang menjual produk-produk pemakaman seperti kain kafan dan wadah abu.

Alasan yang mendasarinya berbisnis produk pemakaman karena tak senang melihat produk tersebut dijual di toko konvensional. Baginya, itu sudah ketinggalan zaman dan kuno. 

"Semua yang saya lihat di toko tampak ketinggalan zaman dan membosankan. Saya benar-benar tidak ingin anggota keluarga tercinta saya dikuburkan menggunakan barang-barang kuno," kata Lin, kepada SCMP dikutip Kamis (18/4/2024).

Atas dasar ini, dia membuka toko online yang menjual kain kafan dengan model kekinian. Ini bertujuan untuk menarik pasar dari generasi muda yang ingin acara pemakaman digelar secara mewah

"Jadi saya berpikir, kenapa saya gak masuk pasar?" tanya Lin. 

Dalam menjalani bisnis, Lin terlebih dahulu melakukan perjalanan ke provinsi Zhejiang dan Jiangsu di Tiongkok timur untuk mengunjungi pemasok dan pabrik. Lewat pemasok itu, dia meminta perusahaan membuat kain kafan atau wadah abu dengan desain menarik. Lin meyakini bahwa bisnisnya bakal berkembang dalam waktu cepat. 

Selain Lin, anak muda bernama Weili juga melakukan hal sama. Sejak dua tahun lalu, dia belajar otodidak cara mendesain kain kafan kekinian dan menjualnya melalui layanan streaming di e-commerce. Sejauh ini, dia menyebut para pelanggan sangat menyukai karyanya yang mendobrak kain kafan tradisional. 

"Katanya: "pakaian bagus dikenakan pada acara-acara penting seperti ulang tahun dan pernikahan, jadi mengapa tidak pada pemakaman?"," kata Weili. 

Pada titik ini, dia merasa senang menjalani bisnis di sektor kematian karena menganggap telah berkontribusi kepada banyak orang. Tak hanya Weili dan Lin, pemuda lain yang berbisnis di sektor ini adalah Lie Jie, pemuda 22 tahun dari Provinsi Sichuan.

Berbeda dengan dua anak muda yang sudah disebutkan, Lie bergerak di jasa pembersihan makam sejak 2020. Dia bertugas membersihkan batu nisan, mengatur persembahan kuburan, dan bisa menjadi perantara pembacaan pesan saat orang berziarah. Semua itu berkisar antara US$ 14-42 atau sekitar Rp 200-500 ribu.  Selama menjalani bisnis, Lie mengaku mendapat respon positif. Dia juga mengaku cuan karena banyak peziarah ingin makam orang yang dicintai bersih sebagai tanda hormat kepada yang sudah tiada. 

Fenomena seperti ini sebenarnya sejalan dengan berbagai riset yang menyebutkan besarnya keuntungan di sektor pemakaman. Pada tahun 2020, misalnya, laporan dari Insight and Info menyebut hasil penjualan wadah abu mencapai US$ 1,4 miliar atau Rp 22 Triliun dan terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan, data yang diperoleh dari Asosiasi Pemakaman China lebih besar dari itu.

Asosiasi memperkirakan orang-orang di China mengeluarkan uang untuk menguburkan orang atau menziarahi makan mencapai US$ 138 miliar pada akhir tahun 2023.  Dengan melihat besarnya potensi pasar, maka wajar apabila anak muda China beralih ke bisnis di sektor pemakaman. 


(mfa)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular