CNBC Insight

Alasan Sebenarnya Kenapa Orang RI Sebut Semua Merek Popok Jadi Pampers

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
Selasa, 05/03/2024 21:30 WIB
Foto: Cover Insight/ Popok Bayi/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas orang Indonesia menyebut pampers sebagai kata ganti popok. Apapun merek popok, orang Indonesia selalu mengatakan itu pampers. Padahal, pampers adalah merek dari salah satu popok. 

Kasus ini sama seperti kita menyebut air mineral dengan Aqua, atau pipa dengan sebutan paralon. Padahal, Aqua dan paralon adalah merek dagang dari salah satu perusahaan. Lantas, bagaimana ini bisa terjadi?


Awal Mula Pampers

Perlu diketahui, Pampers adalah merek popok sekali pakai dari perusahaan AS, Procter & Gamble (P&G). Awal mula keberadaan popok ini bermula dari temuan seorang kakek bernama Victor Mills.

Sebagaimana dipaparkan The World's Greatest Brands (2006), Mills adalah pegawai P&G yang ditugaskan sebagai ahli kimia sejak 1926. Selama berkarir, dia sudah banyak menghasilkan berbagai temuan, termasuk yang terbesar adalah popok sekali pakai. 

Temuan popok sekali pakai dari Mills bermula saat dia kerepotan mengurus cucu. Seperti bayi lain, cucu Mills juga sering buang air kecil dan besar tanpa mengenal tempat dan lokasi. Alhasil, Mills kerepotan membersihkan kotoran bayi. Apalagi dia juga harus mengganti terus-terusan popok yang masih memakai kain. 

Beranjak dari masalah ini, Mills melakukan riset popok di P&G sejak 1956. Bersama tim, dia melakukan pencarian bahan, mengujicoba, dan berbagai rangkaian lain. Hingga akhirnya, Mills berhasil menemukan popok sekali pakai atau diapers besutan P&G pada 1961 yang dinamai Pampers.  

Hanya saja ketika pertama kali rilis, Pampers bukan merek popok sekali pakai pertama di dunia. Sebelumnya, sudah ada merek lain dari perusahaan besar, seperti Johnson & Johnson, Kendall, Parke-Davis, dan sebagainya. Jadi, kemunculan Pampers membuat persaingan pasar popok semakin ketat.

Meski begitu, Pampers punya jurus jitu mengalahkan kompetitor, yakni menjual barang lebih murah dari merek lain. Saat itu, Pampers menjual produk hanya 6 sen, jauh di bawah harga produk lain yang mencapai belasan sen.

Kegemaran orang memakai produk murah membuat penjualan Pampers langsung melesat. Kompetitor lain pun mengikuti langkah serupa, tetapi malah membuat mereka tumbang. Hanya produk Huggies dari Kimberly Clark saja yang bisa menyaingi Pampers. Alhasil, keduanya pun bersaing ketat hingga ke pengadilan untuk memperebutkan hak paten. 

Mengutip situs P&G, hak paten itu kemudian dimenangkan oleh P&G, sehingga Pampers bisa dijual secara nasional di AS sejak 1964. Dari sini, Pampers kemudian jadi pemain utama di sektor popok sekali pakai. Masyarakat AS mulai mengganti metode popok konvensional dengan Pampers.

Peningkatan penjualan Pampers membuat P&G melakukan ekspor ke banyak negara, salah satunya Indonesia. Diperkirakan, Pampers masuk Indonesia sebagai produk impor pada dekade 1980-an. Awalnya Pampers hanya bisa dibeli oleh orang kaya, tetapi perlahan mulai meluas dipakai seluruh masyarakat Indonesia seiring turunnya harga.

Akibat jadi pemain utama di Indonesia, Pampers kemudian dikenal masyarakat hingga jadi kata ganti sebutan popok. Sejak itulah, orang Indonesia terbiasa menyebut merek popok sebagai Pampers. Kebiasaan ini lantas terus terekam lintas generasi yang membuatnya sulit dihapus dalam benak masyarakat. 

Kini, Pampers masih eksis di Indonesia dan bersaing dengan merek-merek lain, seperti MamyPoko, Merries, Sweety, dan sebagainya. 


(mfa/mfa)