CNBC Insight

Ternyata Orang Jawa! Kisah Tukang Sayur Sukses Jadi 'Raja' di Belanda

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
02 February 2024 12:01
A vegetable seller grabs tomatoes at a greengrocery store in a local market, as Argentina's annual inflation rate tore past 100% in February, the country's statistics agency said on Tuesday, the first time it has hit triple figures since a period of hyperinflation in 1991, over three decades ago, in Buenos Aires, Argentina March 14, 2023. REUTERS/Agustin Marcarian
Foto: Ilustrasi Tukang Sayur (REUTERS/AGUSTIN MARCARIAN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para perantau kerap menorehkan catatan menarik saat beraktivitas di wilayah baru. Salah satunya adalah kisah Oesin, yang sukses di Belanda.

Sebagaimana dipaparkan Fadly Rahman dalam Rasa Tanah Air (2023), Oesin awalnya budak dan seorang pedagang sayur di Den Haag. Dia menjajakan sayur secara keliling menggunakan gerobak yang ditarik anjing.

Namun, selama proses berjualan, Oesin kerap jadi perhatian masyarakat. Perhatian itu bukan akibat persoalan negatif, tetapi karena kebaikan hatinya saat berdagang.

Meski tinggal di Belanda, Oesin sangat memegang teguh adat budaya Jawa. Dia sangat sederhana, tenang dan rendah hati dalam melayani pembeli.

Begitu pula saat terjadi tawar menawar harga. Semua bisa tuntas diselesaikan berkat gaya berdagang Oesin.

Namun, di saat namanya naik daun, Oesin tiba-tiba menghilang. Setelah diusut, rupanya dia mendirikan restoran bernama "Soeka Manah" pada 16 Agustus 1922. 

Diketahui, restoran tersebut khusus menjual makanan khas Indonesia yang memang disukai penduduk Den Haag. Sebut saja seperti nasi, gado-gado, sambal, pecel, dan segala jenis kue.

Oesin sebagai juru masak terbukti sukses memanjakan lidah para konsumen. Atas dasar inilah, Soeka Manah berkembang cukup pesat beberapa tahun setelah pendiriannya. 

Kesuksesan Soeka Manah lantas jadi berkah tersendiri bagi Oesin. Memang tak diketahui kekayaannya, tetapi berkat restoran tersebut hidupnya seketika berubah. 

Pewartaan Deli Courant yang dikutip Fadly Rahman menyebut, berkat jadi bos restoran, Oesin seketika berubah jadi raja.

"[...] Kami melihat Oesin yang mulia, berbeda dengan keadaan sebelumnya yang menyedihkan dengan latar belakang hidup dalam perbudakan, penuh kesabaran dalam penderitaan, sekarang ia menjadi raja nan agung," tulis Deli Courant. 

Tentu saja perubahan diri jadi raja bukan dalam konteks kekuasaan. Maksudnya adalah perubahan diri Oesin menjadi sosok yang terhormat dan lebih maju. 

Dia tak lagi pakai baju dari gudang, melainkan sudah menggunakan mantel khas orang Eropa. Berkat pembukaan restoran, Oesin yang dulu budak dan tukang sayur, semakin dikenal.

Restoran Oesin kelak menjadi tempat nongkrong orang-orang Indonesia dan berfungsi juga sebagai agen penyebaran kuliner khas Indonesia di Eropa. Selain itu, di tempat itu pula, organisasi Perkompoelan Islam sering mengadakan diskusi untuk mempererat solidaritas antara orang Indonesia.


(mfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RAJA Berdayakan UMKM Perempuan Lewat EmpowerHer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular