Sinergi BRILIANPRENEUR 2023 Sukses Bawa UMKM Go Global

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
21 December 2023 18:47
BRI
Foto: Dok BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Direktur LPP-KUKM (SMESCO Indonesia) Leonard Theosabrata menyebut terdapat banyak tantangan untuk membawa sektor UMKM, khususnya segmen mikro dan ultra mikro, go global. Sinergi bersama antara sektor swasta, pemerintah, dan antar lembaga pun diperlukan untuk mendorong kapasitas UMKM sehingga berdaya saing tinggi dan mampu berkompetisi di panggung global.

Leo mengatakan, Indonesia memiliki sekitar 65 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang didominasi oleh segmen mikro dan ultra mikro. Segmen mikro dan ultra mikro mendominasi dengan persentase 95,5%.

Adapun, segmen mikro dan ultra mikro masih memiliki kebutuhan yang mendasar untuk dapat berkembang dan menaikkan kelas usahanya, yakni daya tahan. Kebutuhan untuk berdaya tahan tersebut mencakup supply yang baik, kestabilan harga, permintaan pasar yang stabil, juga pembiayaan yang murah dan mudah/terjangkau.

Dengan kebutuhan yang berbeda, terang dia, penanganan untuk segmen usaha mikro dan ultramikro pun berbeda dibandingkan dengan kelas usaha di atasnya, yakni usaha kecil dan menengah.

"Itu harus bareng-bareng. Itu, semua instansi harus melakukan dan memang sudah karena kan tanggungjawab untuk UMKM naik kelas ini kan tersebar di 22 kementerian dan instansi/lembaga. Begitu juga antara sektor swasta dan pemerintah. Memang sudah dilakukan, tapi perlu skala yang lebih besar," ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (21/12/2023).

Sementara itu, lanjutnya, para pelaku usaha di level kecil dan menengah relatif lebih berdaya tahan, sehingga kebutuhan dan penanganannya pun berbeda. Di mana penanganan segmen usaha mikro dan ultra mikro lebih ke low touch untuk memenuhi kebutuhan mendasar mereka, yakni daya tahan, sedangkan penanganan segmen kecil dan menengah lebih high touch dengan kebutuhan, seperti inkubasi.

Leo pun menunjukkan para pelaku UMKM yang mengikuti gelaran BRILIANPRENEUR merupakan UMKM yang terkurasi dan mempunyai prestasi sehingga relatif lebih siap berkompetisi di pasar global. Namun, masih banyak UMKM lain yang masih berjuang untuk naik kelas, bahkan masih banyak pelaku usaha yang bekerja untuk besok.

"Segmen mikro dan ultra mikro mindset-nya yang penting ada off taker, ada yang beli. Apakah branding dan marketing sesuatu yang fundamental? Jawabannya antara yes and no. Kita harus meng-enabler mereka dengan tools yang benar, dan salah satu komponen yang paling penting dan sudah sering kita bahas di mana-mana adalah pembiayaan," katanya.

Menurut Leo, pembiayaan yang murah tidak cukup bagi para pelaku UMKM, khususnya di segmen mikro dan ultra mikro. Sebab mereka juga memerlukan pembiayaan yang mudah diakses. Hal ini seiring dengan pola usaha segmen mikro dan ultra mikro yakni bekerja untuk besok.

"Kalau uang murahnya saja, tapi enggak mudah, ya enggak bisa. Yang mahal saja, tapi mudah dipakai kok. Karena kan teman-teman yang mikro mungkin butuh (pinjamannya) cuma untuk sehari. Makanya banyak juga yang akhirnya pakai pinjol (pinjaman online)," ujarnya.

Di sisi lain, BRI sebagai bank pemberdaya UMKM terus menegaskan komitmennya untuk membawa sektor UMKM dan ultra mikro nasional naik kelas dan mampu terus berkembang secara berkelanjutan. Oleh karena itu, pembiayaan yang mudah dan cepat bagi pelaku UMKM merupakan salah satu concern utama BRI.

Direktur Utama BRI Sunarso menegaskan bahwa komitmen BRI untuk segmen UMKM dan ultra mikro juga ditegaskan lewat kehadiran Holding Ultra Mikro yang digerakkan BRI bersama-sama dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Holding Ultra Mikro tidak hanya menyediakan layanan pendanaan, melainkan juga membangun ekosistem yang kondusif untuk segmen usaha ultra mikro berkembang sehingga dapat naik kelas menjadi usaha mikro, kemudian usaha kecil, dan usaha menengah.

"Oleh karena itu, pembinaan, pendampingan bisnis, peningkatan keterampilan, literasi digital, pemberdayaan, hingga perluasan akses pasar merupakan bagian dari program yang dijalankan oleh holding. Melayani dan memberdayakan UMKM bukan hanya soal bisnis, tapi yang lebih penting lagi adalah menghadirkan kesejahteraan sosial," lanjut Sunarso.

Terkait BRILIANPRENEUR, program ini menjadi salah satu langkah BRI sebagai lembaga keuangan yang turut memajukan UMKM Indonesia. Pada tahun ini untuk kelima kalinya BRI kembali menyelenggarakan pameran UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR yang mengusung tema "Crafting Global Connection" atau merakit koneksi global.

Ajang UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR diselenggarakan sebagai sarana business matching antara UMKM Indonesia dengan konsumen luar negeri, sehingga diharapkan mampu menumbuhkembangkan pelaku UMKM dan meningkatkan ekspor nasional. Pada tahun ini BRI mengajak 700 UMKM terkurasi untuk tampil di pameran tersebut.

Acara tersebut berhasil mencatatkan dealing commitment melalui business matching senilai US$ 81,3 juta atau setara Rp 1,26 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.500 per USD). Nilai tersebut tercapai setelah dilakukan sebanyak 243 business matching dari target awal sebesar US$ 80 juta.

Business matching tersebut dilakukan oleh 86 buyers yang berasal dari 30 negara dengan target awalnya 80 buyers dari 25 negara. Negara-negara asal buyers tersebut di antaranya Australia, Canada, Taiwan, Singapura, Malaysia, dan Uni Emirat Arab.

Nilai dealing commitment melalui business matching tersebut mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Pada 2019 nilai business matching mencapai sebesar US$33,5 juta, naik pada 2020 menjadi US$57,5 juta, dan pada 2021 kembali meningkat menjadi US$72,1 juta, sedangkan pada 2022 nilainya menembus US$ 76,7 juta.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Presiden Puji Produk UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular