Jalan Macet, Uang Triliunan Hilang! Layanan Ini Jadi Solusi

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Selasa, 12/09/2023 13:04 WIB
Foto: (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Integrasi antar-moda angkutan umum di ibukota masih sulit diakses dan membutuhkan terobosan lintas stakeholder untuk mewujudkannya. Hal tersebut disampaikan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi.

Menurut Budi, selama ini operator angkutan umum masih menemukan kendala dalam meningkatkan jumlah penumpang harian yang disebabkan berbagai faktor seperti ketersediaan akses transportasi feeder untuk First Mile atau menuju stasiun maupun Last Mile atau menuju lokasi akhir, hingga kemauan untuk berkolaborasi dengan pihak swasta dari sisi digitalisasi infrastruktur yang dimiliki.

Modernisasi angkutan umum juga terus dilakukan pemerintah untuk menarik minat masyarakat menggunakan angkutan umum. Budi menambahkan "Modal share (angkutan umum) di kota-kota Indonesia, masih kurang dibanding volume di Bangkok, Singapura, dan hal ini menimbulkan kerugian bagi masyarakat dan negara. Bapak Presiden berkali-kali mengatakan bahwa upaya meningkatkan angkutan massal akan menghilangkan kerugian ekonomi yang akan datang."


Direktur ITDP Indonesia, Gonggomtua E. Sitanggang mengatakan bahwa "Integrasi transportasi publik kita masih memiliki beberapa tantangan, transportasi publik itu bukan layanan door to door sehingga membutuhkan layanan First Mile-Last Mile. Kemudian tantangannya adalah bagaimana mengintegrasikan dari sisi sistem dan tarif yang diselaraskan untuk meningkatkan pengguna baru transportasi publik."

Kesuksesan sinergi antara Gojek dengan operator transportasi publik lewat GoTransit telah berjalan sejak 2022 untuk memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat yang nyaman di Commuterline. Sejak GoTransit diluncurkan, adopsi masyarakat terhadap tiket Commuterline digital telah meningkat hingga 3 kali lipat.

Menanggapi inovasi ini, Budi memberikan apresiasi dan berikan dukungan penuh bagi pelaku swasta seperti Gojek dalam membantu transportasi first mile dan last mile yang dirasa masih bermasalah karena lack of service yang ada. "Saya menyambut positif ide dari Gojek untuk melakukan ini, mengkolaborasikan banyak hal bahkan nanti yang lain lagi. Apalagi KAI sekarang sudah ada KRL, LRT dan punya kereta cepat."

Acara yang dilaksanakan Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM (Pustral UGM) tersebut juga memaparkan temuan terkait pentingnya keterpaduan antar moda dalam sistem transportasi yang berkelanjutan. Salah satunya terdapat peningkatan minat masyarakat dalam menggunakan transportasi publik hingga 38,3% di kalangan pengguna Gojek, setelah menggunakan GoTransit.


(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global