Ini Cara Membedakan Aset Tangible & Non Tangible di Bisnis

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Jumat, 23/06/2023 16:29 WIB
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena PHK atau layoff massal sudah terjadi di berbagai perusahaan digital tanah air sejak tahun 2022 lalu hingga saat ini. Banyaknya peristiwa PHK di dunia digital ini menunjukkan bahwa kestabilan perusahaan masih belum cukup.

Di sinilah marketing punya peranan penting untuk profitability, dan pada akhirnya berkontribusi pada tercapainya perusahaan yang lebih sehat. How to Market Tangible vs Intangible Products sendiri merupakan tantangan dari dunia marketing yang senantiasa berkembang secara dinamis. Diskusi ini melibatkan praktisi pemasaran lintas industri produk tangible dan intangible. Kemudian mengulas bagaimana mengelola produk dan layanan dapat berkontribusi positif pada kesehatan perusahaan.

"Saya berkeyakinan, marketing memiliki peran penting dalam keberlangsungan perusahaan. Tidak hanya sebagai pelengkap tapi justru menjadi salah satu tulang punggung perusahaan untuk dapat berkontribusi secara aktif untuk dapat menyehatkan kondisi perusahaan," ujar Glenn Karela, CPM, praktisi dan pemerhati marketing, digital, dan bisnis.


Tangible vs Intangible Products

Dalam memasarkan produk tangible dan intangible, praktisi marketing memiliki tantangannya masing-masing. Akan tetapi ada benang merah yang sama.
"Pada akhirnya, apa yang kita pasarkan adalah produk dan layanan, yang harus sesuai dengan brand promise yang kita sampaikan, terlepas apakah produk tersebut tangible atau intangible," papar Ferry Haryanto, Marketing Director Garuda Food.

Mengenai tantangan dari masing-masing, Vina Oktavia, Head of Digital Marketing Allianz mengatakan produk Intangible umumnya berupa layanan, dan bukan produk fisik yang bisa dilihat dan dipegang. Sehingga lebih susah untuk dipasarkan.

"Intangible harus memiliki value yang lebih dirasakan oleh konsumen, dan tentunya pelayanan after sales yang prima," ungkapnya
Harapan BINUS International dan MEC untuk Marketers

Lewat sharing ilmu pemasaran kali ini, MEC berharap bisa mengukuhkan posisinya sebagai wadah kolaborasi antara para marketer di Indonesia.
Berbagai lini industri apapun latar belakangnya perlu meningkatkan praktik pemasarannya agar berkontribusi positif pada kesehatan perusahaan. Melalui jejaring melalui komunitas, MEC percaya bahwa semua orang bisa saling menginspirasi untuk meningkatkan dunia marketing di Indonesia.

Sentimen serupa pun juga dirasakan oleh BINUS International selaku kampus yang menjunjung semangat empowering dan fostering para mahasiswanya.
Lewat sesi sharing ilmu marketing ini, harapannya dapat menjadi wadah networking sekaligus menjadi sarana berbagi ilmu dan pengalaman bagi semua profesional.


(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global


Related Articles