Raja Sawit RI: Keringat Eka Tjipta Jadi Kerajaan Sawit-Migor
Jakarta, CNBC Indonesia - Forbes mencatat Keluarga Widjaya pada urutan kedua dalam daftar Orang Terkaya Indonesia tahun 2021 dengan kekayaan US$ 9,7 miliar atau setara dengan Rp 139,2 triliun. Keluarga Widjaja jelas pemain lama dalam bisnis minyak goreng Indonesia.
Sejarah kekayaan keluarga ini terkait kemunculan minyak goreng bermerek Bimoli lebih dari setengah abad silam. Minyak goreng itu muncul pada 1968 dan diproduksi CV Bitung Manado Oil Limited. Bisa jadi Bimoli singkatan dari Bitung Manado Oil Limited. Manado dan Bitung berada di Sulawesi Utara yang dikenal sebagai penghasil kopra sebelum booming cengkeh.
CV Bitung Manado Oil didirikan oleh Oei Ek Tjong, yang belakangan dikenal sebagai Eka Tjipta Widjaja (1923-2019). Ketika masih kecil dia dibawa dari kampung kelahirannya, Quangzhou, Fujian, Tiongkok ke Hindia Belanda. Ayahnya mengadu untung di Makassar.
"Ayahnya membuka toko kelontong dan Eka yang masih remaja membantu bekerja, dengan menjual aneka barang kebutuhan dari pintu ke pintu," tulis Liem Sioe Long dan Salim Group: Pilar Bisnis Soeharto (2016:306). Sejak remaja Eka sudah mulai berdagang. Dia melewati masa pendudukan Jepang yang membuat bisnisnya yang masih sangat kecil terpuruk.
Di zaman Jepang dia berdagang kelontong dan memelihara babi. Setelah Jepang kalah dan tentara sekutu berada di Makassar, babi-babi itu dijualnya. Eka lalu mencoba mendirikan sebuah pabrik roti, sirup, limun dan biskuit. Kala itu sudah terbiasa berdagang dari rumah ke rumah.
"Tahun 1950 ia mulai berdagang kopra sampai Pulau Selayar. Tahun 1957 dia pindah ke Surabaya," tulis Sam Setyautama dalam Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia (2008:261). Dia pernah menjadi pemasok kebutuhan TNI di Indonesia Timur pada dekade 1950-an.
Awal era 1960an Eka mendirikan CV Sinar Mas. Dengan perusahaan ekspor-impor Eka mengirim hasil bumi dan mengimpor tekstil. Dari CV Sinar Mas itu bisnisnya merangkak. Terutama setelah Bimoli sukses menguasai 60% pasar minyak goreng. Belakangan kelompok bisnisnya dinamai Sinar Mas Group.
Minyak kelapa sangat dominan sebelum minyak goreng dari kepala sawit pelan-pelan menggantikannya. Eka tentu saja melirik kelapa sawit sebagai bahan minyak goreng. Pada awa era 1980-an dia sudah membuka perkebunan kelapa sawitnya seluas 10 ribu hektare di Riau.
Dalam bisnis kelapa sawitnya, keluarga Widjaja memiliki Sinar Mas Agro Resources And Technology Corporation (SMART). PT Maskapai Perkebunan Sumcama Padang Halaban yang berdiri pada 1962 menjadi cikal-bakalnya. Belakangan perusahaan ini mengelola sekitar 138 ribu hektar kebun kelapa sawit di Indonesia,
Pada era 1980-an, Sinar Mas Group dekat dengan Salim Group dan terlibat bisnis sawit. Setidaknya, menurut Borsuk dan Chng, kedua group itu selama delapan tahun bekerjasama di bidang sawit dalam PT Sinar Mas Inti Perkasa. Dalam perusahaan itu Eka hanya memegang saham 45%, begitu Liem Sioe Liong dari Salim Group, sisa sahamnya 10% di tangan Sigit Soeharto.
Menantu Eka Tjipta, Rudy Maeloa, yang dianggap paham sawit ikut serta di dalam usaha patungan tersebut. Selama Rudy berada dekat Liem Sioe Liong semua aman, namun setelah Rudy meninggal dunia kondisi perkongsian mereka jadi berbeda. Kongsi antara Salim Group dan Sinar Mas Group pun pecah di Sinar Mas Inti Perkasa. Perkebunan sawit dibagi.
Tak hanya kebun sawit, merek-merek yang sebelumnya mereka produksi bersama, juga dibagi-bagi. Filma dan Kunci Mas ikut Sinar Mas dan Bimoli yang ditetaskan Eka Tjipta mau tak mau direlakan ke Salim Group.
Mereka yang semula memproduksi Bimoli, Kunci Mas dan Filma, akhirnya harus berbagi merek, Sinar Mas bawa Filma dan Kunci Mas sementara Salim bawa Bimoli yang sejarahnya dibangun Eka Tjipta. Meski pecah di Sinar Mas Inti Perkasa, di perusahaan lain kerjasama dua pihak itu jalan terus.
Baik Sinar Mas dan Salim Group dianggap penguasa bisnis sawit dan CPO di era orde baru. "Salim tidak pernah menjadi nomor satu di kalangan pemain kelapa sawit, tetapi inilah bidang yang dijadikan sasaran kelompok (Salim) tersebut selepas kejatuhan Soeharto," tulis Richard Borsuk dan Nancy Chng. Sementara Sinar Mas sangat berkilau di bisnis minyak goreng dari sawit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pmt/pmt)