Raja Batu Bara RI: Bamsoet dari Batu Bara Genggam Ketua MPR

Jakarta, CNBC Indonesia - Bambang Soesatyo alias Bamsoet, Ketua MPR RI ternyata pernah menjadi wartawan di kala muda. Anak tentara bernama SE Priyono ini adalah anak IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) tapi malah masuk kuliah ekonomi.
Dalam ulasan Wajah DPR dan DPD, 2009-2014 (2010:169) menyebut Bamsoet pernah kuliah dan pada 1992 lulus dari sebuah Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia (STIE) di Jakarta. Di masa mudanya itu dia mulai bergiat di dunia jurnalistik.
Bamsoet pernah menjadi wartawan muda di harian umum Prioritas dan majalah hiburan Vista. Kedua media itu terkait dengan Surya Paloh. Di Vista, Bamsoet pernah menjadi Sekretaris Redaksi. Pada 1991, Bamsoet menjadi Pemimpin Redaksi di majalah Info Bisnis. Pada 2004 dia menjadi Pemimpin Redaksi Harian Umum Suara Karya. Sebuah koran yang kerap dikaitkan dengan Partai Golongan Karya (Golkar).
Di dunia bisnis, Bamsoet pada 1991 - 2013 dia adalah direktur PT. Info Jaya Abadi. Pada 2004 menjadi Komisaris di PT. Suara Irama Indah. Pada 2006 dia menjadi direktur PT. Suara Rakyat Membangun yang menaungi koran Suara Karya. Perusahaan yang dipimpinnya, awalnya adalah perusahaan media.
Kisah awalnya terjun ke batu bara bermula ketika pertambangan batu bara menggeliat di Kalimantan setelah tahun 2004, Bamsoet ikut terjun ke bisnis itu. Kala itu, seperti disebut Wina Armada Sukardi dalam Bambang Soesatyo, dari wartawan ke Senayan (2018:193) Bamsoet memutuskan ingin menggarap hutan di Papua dan Kalimantan Selatan.
"Dengan bantuan modal dari beberapa rekan, Bamsoet mulai masuk dalam bisnis perhutanan dan pertambangan batu bara," tulis Wina Armada Sukardi. Pada 2007, Bamsoet disebut pernah menjabat sebagai sebagai salah satu direktur PT Siwani Makmur Tbk (SIMA). Sebuah perusahaan pertambangan.
Pada periode 2009 hingga 2014, Bamsoet menjadi direktur di PT Kodeco Timber, yang memegang Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Hak Pengusahaan Hutan (HPH). Kodeco Timber, disebut Koran Tempo (22/01/2018), adalah usaha Bamsoet dengan Andi Syamsuddin Arsyad-yang beken sebagai Haji Isam-dari Kalimantan Selatan.
"Saya berteman dengan Haji Isam dan merintis bersama sejak 2003," kata Bamsoet seperti dikutip Koran Tempo. Menurut Bamsoet, Haji Isam berada di Kodeco melalui perusahaan PT Jhonlin Baratama miliknya. Haji Isam dikenal sebagai pengusaha yang kaya karena batu bara.
Koran Tempo menyebut bahwa Kodeco melaporkan lubang tambang garapan juragan batu bara lain yang dianggap ilegal ke yang berwajib dan setelahnya Jhonlin masuk ke area tambang itu. Konsesi batu bara daripada Kodeco disebut-sebut kerap memicu kisruh para juragan batubara di Kalimantan.
Setelah sukes di media dan batu bara, Bamsoet berhasil menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia pada 2009 dan berada di Komisi III dan Banggar.
Dia terpilih di daerah pemilihan Jawa Tengah dari partai Golkar. Di DPR dia cukup gemilang. Antara 2018 hingga 2019 dia pernah menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dan akhirnya sejak 2019 dia menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.
Setelah berada di DPR/MPR, Bamsoet berjuang mengangkat bisnis batu bara nasional. Pada Maret 2021 Bamsoet selaku Ketua MPR mendorong pemerintah memaksimalkan gasifikasi batu bara agar Indonesia bisa membuat banyak jaringan city gas (kota gas). Sehingga, bisa mengalihkan penggunaan LPG untuk kalangan rumah tangga, yang setiap tahun terus meningkat kebutuhannya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pmt/pmt)
[Gambas:Video CNBC]