CNBC Insight

Sejarah Softex, Awal Mula Pembalut Wanita Made in Indonesia

Petrik, CNBC Indonesia
Selasa, 08/03/2022 09:45 WIB
Foto: Cover Insight/ Softex/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Di masa lalu, di sekitar Jakarta Barat sempat berdiri sebuah pabrik kaos singlet milik PT Mozambique. Pemilik perusahaan itu adalah Go Giok Lian alias Itjih Nursalim. Istri dari Lim Tek Siong alias Sjamsul Nursalim, yang dikenal sebagai pemilik Gadjah Tunggal dan salah satu konglomerat yang menghiasi berita Indonesia.

Di pabrik yang dikelola Itjih berdiri sekitar 1970. Suatu kali sampailah ke Itjih cerita soal seringnya pegawai perempuan yang sering membawa sisa kain produksi yang tak dipakai lagi untuk dibawa pulang ke rumah. Itjih kemudian tahu, ternyata kain itu digunakan sebagai pembalut di kala haid.

Itjih melihat ini sebagai peluang bisnis. Kala itu tidak banyak produk pembalut perempuan yang beredar di masyarakat dengan harga yang bisa terjangkau buruh pabrik wanita di Indonesia.


Robert Hornaday dalam Cases in Strategic Management (1994:242), menyebut "tahun 1976, Itjih mendirikan Softex, sebuah perusahaan produk kertas yang tumbuh menjadi penghasil jaringan dan pembalut wanita terbesar di Indonesia." Softex sudah cukup lama dikenal perempuan Indonesia di masa datang bulan.

Pada era 1980an adalah masa Softex terbilang sukses. Meski bukan satu-satunya produk pembalut wanita di Indonesia, produk Softex menguasai 65% pangsa pasar pembalut. Pada era 1990an, telah ada Four Roses, Free Me, Honey Soft, Intex, Kotex, Modess, Soft and Easy, Sanisoft, Sister, Softex, Stay Free, Total Safe dan Laurier sudah beredar di pasaran.

Softex mengalami kesulitan dalam bersaing di pasaran. Softex, menurut Franz Royan dalam Sun Tzu, Creating Distribution Strategy (2004:140), "terlambat menggantikan kemasan agar sesuai dengan tren masa kini. Omzet penjualannya sempat dikejar oleh perusahaan pembalut wanita lain yang tergolong baru."

Meski begitu Softex yang sudah punya nama tentu sangat disayangkan jika harus berhenti bersaing. "Kini Softex membidik Socio Economic Status (SES) C & D (kelas menengah bawah)," tulis Hermawan Kertajaya dalam Hermawan Kertajaya on Marketing Mix (2006:207-209). Softex akhirnya berusaha tampil mengikuti tuntutan zaman.

Meski ada bermacam-macam merek pembalut perempuan, Softex termasuk yang paling diingat. Softex sendiri sudah jadi kata ganti untuk pembalut perempuan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(pmt/pmt)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global