CNBC Insight

Raja Properti RI: Sahid Penguasa Hotel Pilih Nekat Cabut PNS!

Petrik, CNBC Indonesia
22 March 2022 17:45
Cover Insight, Hotel Sahid
Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski pegawai negeri sipil diminati rupanya beberapa pemuda cerdas enggan terus-terusan jadi pegawai negeri. Sukamdani Sahid Gitosardjono salah satunya. Sahid pernah jadi mantri polisi lalu pegawai setingkat camat. Semua dia tinggalkan.

 

Sahid punya bakat lain sejak muda, menyediakan apa yang dibutuhkan orang lain. Menurut catatan Apa & Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1983-1984 (1984: 211) di masa revolusi kemerdekaan (1945-1949) Sahid yang seorang Republiken "menyediakan segala kebutuhan tentara, dari peralatan sampai pakaian dan bahan makanan."

 

Pemuda kelahiran Solo 14 Maret 1928 itu dengan mantap cabut dari Departemen Dalam Negeri di Jawa Tengah dan hijrah ke ibukota (Jakarta). Dia sempat bekerja di kantor Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jakarta dan lalu di percetakan NV Harapan Masa milik PGRI.

 

Sahid lalu dapat modal dari mertuanya dan mendirikan percetakan sendiri, CV Masyarakat Baru. Belakangan, pada 7 Oktober 1963, CV itu menjadi PT Tema Baru. Pada 1960, ia mendirikan PT Sahid Trading & Industrial Co. Pada 8 Juli 1965, Sahid membuka hotel pertamanya.

 

"Peresmian Hotel Sahid Solo, 8 Juli 1965, dihadiri oleh Menteri Urusan Funds & Forces/Ketua Umum Bamunas, Notohamiprojo, Menteri Asuransi/Sekjen Bamunas, Drs. Soetjipto S. Amidarmo, para pembesar dan tokoh pengusaha dari Jakarta, Gubernur Jawa Tengah Mochtar dan Muspidanya, serta Walikota Solo dan para pembesar setempat," tutur Sahid dalam Memoar Sukamdani S.G.: Otobiografi II (1993-2001): Kisah Kegiatan Bisnis, Pendidikan, Sosial-Budaya, dan Harapan Saya (2001: 174).

 

Kala itu adalah masa sulit dalam dunia bisnis dan perekonomian Indonesia. "Keberanian saya membangun hotel di jaman yang serba sulit itu dipuji oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX," kata Sahid. Namun setelah 1965 bisnis hotelnya cukup sukses. Jumlah kamar yang semula tidak sampai 50 dalam waktu singkat berkembang menjadi 121 kamar.

 

Era 1970-an usaha hotel yang dikelola Sahid makin berjaya. Pemodal asing yang masuk ke Indonesia pada era itu semakin banyak. Selain bisnis, dunia pariwisata-yang punya kaitan erat dengan dunia perhotelan-juga semakin tumbuh di Indonesia. Sahid berada di masa yang benar untuk bisnis hotel.

 

Pada 23 Maret 1974, Hotel Sahid Jaya di Jakarta resmi berdiri. Jumlah kamarnya 439. Presiden Soeharto, yang punya hubungan keluarga besar dengan Sahid, yang meresmikan hotel tersebut. Lama-kelamaan bisnis hotelnya membesar. Warta Ekonomi (Volume 7 tahun 1995) menyebut Sahid punya 15 hotel dengan 3021 kamar yang tersebar di seluruh Indonesia.

 

"Sahid sering diasosiasikan sebagai hotel," tulis Hermawan Kertajaya dalam Hermawan Kartajaya on Positioning (2004:29). Tak heran jika Sahid juga dianggap sebagai raja hotel di Indonesia pada zamannya.

 

Bisnis Sahid kemudian bermacam-macam. Di luar perhotelan Sahid bergerak di bidang pariwisata, industri tekstil linen, keuangan, asuransi, properti, kawasan industri, percetakan, hingga media.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(pmt/pmt)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular