CNBC Insight

Raja Semen RI: Awal Pabrik Semen Berdiri di Pinggir Jakarta

Petrik, CNBC Indonesia
04 March 2022 12:10
Cover Insight, Indocement
Foto: Cover Insight/ Indocement/ Edward Ricardo Sianturi

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri semen sudah ada di Indonesia sejak zaman kolonial Hindia Belanda. Menurut catatan Almanak Sumatera (1969:671) pabrik Semen Padang adalah pabrik semen yang pertama di Indonesia. Pabrik di dekat Pelabuhan Teluk Bayur itu didirikan dalam tahun 1910 dan berada di bawah NV Nederland Indische Portland Cement Maatschappij (NIPCM). 

Beberapa pabrik semen kemudian didirikan setelah Indonesia merdeka. Di zaman Mayor Jenderal M Jusuf menjadi Menteri Perindustrian Ringan, setidaknya berdiri pabrik Semen Tonasa di Pangkajene, Sulawesi Selatan. Selain pabrik semen itu, dua pabrik semen yang sudah ada Indarung (Semen Padang) dan Semen Gresik. Pabrik Semen Cibinong di Jawa Barat kala itu masih tahap perencanaan.

Soeharto, seperti dicatat Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Group (2016:188), pernah bercerita di hadapan para pengusaha kecil dan menengah pribumi, bahwa suatu hari dia ditawari investor semen asal Amerika (yang namanya tak dia sebut) untuk dibangunkan dua pabrik semen asal Presiden Soeharto tak memberi izin pabrik semen lain berjalan. Waktu itu Soeharto menolaknya.

Soeharto kemudian memanggil Liem Sioe Liong alias Sudono Salim dan bertanya apa dirinya sanggup bangun pabrik semen? Ketika itu Liem menjawab, "Ya, saya sanggup." Borsuk dan Chng menyebut investor asal Amerika yang dimaksud itu adalah Kaiser Cement & Gypsum.

"Semasa Soeharto, Kaiser Cement adalah investor swasta pertama di Indonesia di bidang semen," tulis Borsuk dan Chng. Kaiser Cement mulai membangun pabrik pada 1971. Majalah Berita Industri (1972:32) menyebut bahwa Kaiser berpatungan dengan PT Semen Gresik dalam membangun PT Semen Cibinong.

"Pada 1973 Liem masuk dengan PT Distinct Indonesia Cement Interprise," tulis Borsuk dan Chng. Liem berhasil menarik modal asing untuk pembangunan pabrik semen di Indonesia. Sehingga di sekitar Cibinong ada Pabrik Semen Cibinong I dan Pabrik Indocement.

Lokasi kedua pabrik itu, menurut Borsuk dan Chng tidak jauh dari bahan bakunya seperti: pasir, kapur dan tanah liat di daerah Citeureup. Pabrik Semen Cibinong I dengan saham Kaiser didalamnya itu tidak jauh dari pabrik Indocement.

Seperti nama bisnis lain Liem perusahaan itu belakangan dikenal sebagai Indoncement. Pabrik Indocement adalah milik Liem Sioe Liong. Semen buatan pabrik Indocement itu dikenal sebagai Semen Tiga Roda. Semen-semen partikelir ini membuat Liem dijuluki sebagai Raja Semen juga.

Menurut Berita Industri (1976:24), peresmian kedua pabrik itu hampir bersamaan dan berkat dua pabrik semen baru itu Indonesia pada 1976 itu akhirnya Indonesia punya lima pabrik semen. Kala itu M Jusuf belum menjadi Menteri Pertahanan Keamanan merangkap Panglima ABRI dan masih Menteri Perindustrian.

Era 1980-an, Soeharto dan Liem berusaha meningkatkan industri semen Indonesia. Industri semen yang butuh banyak modal itu juga membuat Liem pusing dan hendak menjual Indocement yang dibesarkannya. Sementara itu, pada era 1980-an, Kaiser Cement kemudian menjual sahamnya kepada Hashim Djojohadikusumo.

 


(pmt/pmt)

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular