FOTO
Saingi Vape, Fenomena Tingwe Mulai Menjamur
Danil, penjaga toko tembakau, memperlihatkan cara melinting rokok tembakau di ruko kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat (24/09/2021). Penjualan rokok linting kini semakin diminati masyarakat, tidak hanya kalangan tua, tetapi juga oleh anak muda. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Geliat rokok linting atau linting dewe (tingwe) yang mulanya dianggap "jadul", sekarang dapat bersaing dengan eksistensi rokok elektrik (vape). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Danil mengatakan, usaha menjual tembakau ini dimulai sejak 2017 di Depok. "Awalnya hanya satu toko di jalan Damai, Depok, kini Alhamdulillah sudah buka cabang, salah satunya di Ciputat," katanya. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Dia juga mengaku pandemi ini membuat banyak orang meningkatkan stok tembakau, sehingga penjualan pun meningkat. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Penjual tembakau linting tersebut mengatakan ada dua kriteria langganan yang sering belanja di tokonya. "Kalau tembakau itu ada dua kriteria pembeli, antara yang ingin hemat atau yang nyari rasa," ucapnya. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
"Sejak PPKM 2020 tahun lalu banyak warga yang di rumah aja dan mesti nyetok tembakau. Sebab kalau beli stok rokok mahal, makanya dia nyari yang lebih hemat,", lanjut Danil. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Untuk harga tembakau di sini dijual Rp 15 ribu untuk harga normal dan adapun harga yang paling mahal mencapai Rp 60 ribu. "Untuk tembakau yang mahal di sini dijual Rp 60 ribu, jenis tembakaunya Gayo putih," katanya saat ditemui CNBC Indonesia, Jumat (24/09/2021). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Jenis tembakau yang dijual di sini beragam rasa, seperti Vape, dari rasa apel, pisang hingga mint. "Biasanya anak muda yang beralih ke tembakau pasti lebih nyari ke rasa" tuturnya. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Seperti diketahui, adanya kenaikan cukai tembakau yang mencapai rata-rata 21,55% pada awal 2020, berdampak pada munculnya gerakan melinting rokok sendiri oleh para perokok. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Alvian, salah satu pembeli, mengaku mulai melinting tembakau karena terbawa teman-temanya yang merasa terancam dengan kenaikan harga rokok. "Alasannya karena lebih murah aja, harga rokok lama-lama naik, untuk perokok seperti saya Rp 15 ribu bisa sampai lima bungkus," kata Alvian. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)









