Biaya Logistik Jadi Biang Kerok UMKM Sulit Ekspansi

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
21 April 2021 17:08
Teten Masduki (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Teten Masduki (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan kenaikan harga logistik menjadi salah satu beban bagi UMKM di tengah pandemi Covid-19. Dia menyebut biaya pengiriman barang mengalami kenaikan sekitar 30-40%. Hal itu menjadi tantangan tersendiri yang dihadapi UMKM di tengah pandemi.

Teten mengungkap bahwa saat ini sistem logistik dunia memang sedang mengalami gangguan. Menurunnya aktivitas ekspor-impor di tengah pandemi membuat penyedia jasa logistik memangkas jumlah armadanya.

"Berkurangnya volume ekspor-impor sehingga terdapat pengurangan jadwal kapal dan penerbangan internasional. Pendeknya sekarang ini sistem logistik dunia sedikit terganggu," kata Teten dikutip dari detikcom, Rabu (21/4/2021).

Biaya logistik ini pun juga membuat UMKM kesulitan untuk menggenjot ekspor terhadap produknya. Demi mengatasi hambatan itu, Teten mengatakan pihaknya bekerja sama dengan maskapai Garuda Indonesia. Namun dia tak merinci kerja sama seperti apa yang dimaksud untuk membantu UMKM.

Selain itu, UMKM diharapkan bisa mengekspor produknya dengan memanfaatkan marketplace atau jejaring online. Meski menjadi tulang punggung perekonomian, UMKM di Indonesia belum dominan terhadap kontribusi ekspor.

akselerasi ekpor yang dilakukan oleh UMKM patut diakui masih rendah. Bahkan jika dibandingkan oleh negara-negara yang tergabung dalam Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), ekspor UMKM masih rendah.

"Kontribusi ekspor UMKM masih relatif rendah, yaitu 14,37%. Tetapi ini masih tertinggal lah dari negara-negara APEC, bahkan APEC sudah mencapai 35%," kata dia.

Dia menuturkan bahwa eksportir di Indonesia masih didominasi oleh pelaku usaha berskala besar, yaitu sebanyak 86%. Kontribusi UMKM masih rendah karena kesulitan melakukan ekspor. Salah satu kendala utama yang menghambat UMKM melakukan ekspor, yakni minimnya pengetahuan hingga kendala logistik.

"UKM sulit menembus pasar ekspor karena minimnya pengetahuan tentang pasar luar negeri, kualitas produk, kapasitas produksi, biaya sertifikasi yang tidak murah, hingga kendala logistik," ujar Teten.

Selengkapnya simak halaman berikut ini >>>>>>>>>


(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dibantu BRI, UMKM Kopi Asal Toraja Pasok Coffee Shop di 5 Negara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular