Wawancara eksklusif

Blak-blakan Bos HK Soal Tol Trans Sumatra Hingga 'Jual' Tol

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
02 October 2020 06:00
Budi Harto. Foto: Grandyos Zafna/detik.com
Foto: Budi Harto (Foto: Grandyos Zafna/detik.com)

Jakarta, CNBC IndonesiaPT Hutama Karya (Persero) merupakan perusahaan pelat merah yang ditugaskan pemerintah menuntaskan proyek Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS). Sampai dengan saat ini, sudah 513 Km jalan tol yang beroperasi. Kemudian yang sedang dibangun ada 643 Km.

"Jadi total semua yang sudah beroperasi dan akan dibangun saat ini ada 1.156 Km. Ini kami jadikan peta pertama yang akan selesai akhir tahun 2022," ujar Direktur Utama PT Hutama Karya Budi Harto dalam program Closing Bell CNBC Indonesia, Kamis (1/10/2020).

Kemudian, menurut Budi, pada tahap kedua pembebasan tanah meliputi dari Betung setelah Palembang sampai Jambi hingga Pekanbaru. Tercatat ada 570 Km yang direncanakan tuntas selesai akhir 2023.

"Kemudian tahap ketiga itu adalah dari Dumai menuju ke Medan. Kemudian Medan sampai ke Aceh. Tahap ketiga akan selesai tahun 2024," kata Budi.

Hutama Karya Siaga Sambut Arus Mudik NATARU Di Trans Sumatra. (Dok : HK)Foto: Salah satu ruas JTTS (Dokumentasi HK)



Pandemi Covid-19 tak ayal turut berpengaruh terhadap proyek JTTS. Pengaruh juga dirasakan berdampak kinerja keuangan perseroan. Berikut adalah petikan lengkap wawancara Budi Harto:

Bisa diceritakan proses pembangunan Jalan Tol Pekanbaru-Dumai?
Jadi Pekanbaru-Dumai ini panjangnya 131 Km. Mulai dibangun tahun 2017 dan diresmikan tanggal 25 kemarin oleh Presiden Joko Widodo dan saat ini sudah mulai dioperasikan. Hanya masih uji coba dan gratis, dalam waktu dua minggu baru akan dimulai penarikan tarif. Jadi cukup lancar tanah di sana hanya ada beberapa kendala karena perlintasan dengan pipa-pipa.

Berapa kebutuhan pembebasan lahan JTTS?
Kalau lahan itu ditangani oleh pemerintah jadi Hutama Karya hanya menerima jadi saja dan siap untuk konstruksi saja. Kalau lahan kami nggak ada data biayanya. Kalau data progresnya seperti yang saya share tadi.

Kendala lahan seperti apa dalam proyek ini?
Biasanya perlu pendekatan dan negosiasi dengan masyarakat pemilik dan ini secara intensif sudah dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian ATR/BPN, oleh Kementerian PUPR dan juga pemerintah daerah. Dan insya Allah lahan ini akan bisa diatasi dengan baik.

Jadi sekarang saat ini sedang dilakukan konstruksi sepanjang 643 km dan diharapkan ruas 643 Km ini akan selesai akhir tahun 2022. Kalau digambar itu ada yang sekarang sudah beroperasi adalah 513 Km, kemudian yang sedang dibangun ada 643 Km. Jadi total semua yang sudah beroperasi dan akan dibangun saat ini ada 1.156 Km. Ini kami jadikan peta pertama yang akan selesai akhir tahun 2022.

Kemudian sesuai arahan pemerintah yang disampaikan oleh bapak Menteri PUPR dan Menteri BUMN, kami ke depan akan fokus ke backbone, yaitu jalur utama dari Bakauheni sampai Palembang ini sudah tersambung.

Tugas kami selanjutnya adalah menyambungkan dari Palembang, Jambi, Pekanbaru. Kemudian Pekanbaru-Dumai sudah mulai beroperasi. Kemudian kita lanjutkan ke Dumai-Kisaran. Kemudian Kisaran-Indrapura saat ini sedang dibangun kemudian akan nyambung dengan Indrapura-Medan yang sudah tol lama. Kemudian dari Medan akan naik ke Binjai. Binjai ke Langsa sampai Aceh.

Jalan Tol Trans Sumatera, Tol Bakauheni - Tol Terbanggi Besar (Dok. Hutama Karya)Foto: Jalan Tol Trans Sumatera ruas Tol Bakauheni - Tol Terbanggi Besar (Dokumentasi Hutama Karya)



Seiring pandemi Covid-19, apakah proyek ini akan molor? Bagaimana timeline-nya?
Saat ini yang sudah beroperasi ada 513 Km. Kemudian yang sedang dikonstruksi ada 643 Km. Ini akan selesai akhir 2022. Ini tahap pertama.

Kemudian tahap kedua jadi tanahnya akan segera dibebaskan meliputi dari Betung setelah Palembang sampai Jambi sampai Pekanbaru ini ada 570 Km ini diprogramkan selesai akhir 2023.

Kemudian tahap ketiga itu adalah dari Dumai menuju ke Medan. Kemudian Medan sampai ke Aceh. Tahap ketiga akan selesai tahun 2024.

Strategi pendanaan perseroan seperti apa?
Jadi pendanaan saat ini berasal dari PMN (penyertaan modal negara). Kami sudah menerima Rp 27 triliun. Kemudian dari pinjaman dari perbankan lokal. Kemudian kami sudah global bond US$ 600 juta yang ini adalah merupakan bagian dari US$ 1,5 miliar.

Kemudian kami juga sudah melakukan sekuritisasi tol di JORR S, dan akses Tanjung Priok sebesar Rp 11 triliun sudah kami gunakan untuk di Sumatra juga dan ada dukungan dari pemerintah sepanjang 80 kilometer senilai Rp 11 triliun.

Itu adalah pendanaan yang selama ini kami gunakan. Ke depan saat ini kita sedang melakukan kajian untuk melakukan divestasi sebagian dari konsesi kami dari ruas-ruas yang sudah beroperasi.

Berapa total kebutuhan dana untuk proyek JTTS?
Jadi kalau yang tahap pertama 1.156 Km ini total biayanya Rp 163,9 triliun. Saat ini dari ekuitas sudah ada Rp 54,2 triliun, dari pinjaman juga ada Rp 34 triliun. Sisanya akan dipenuhi dari pinjaman perbankan dan juga dari dukungan pemerintah.

Bagaimana dengan rencana divestasi?
Saat ini kami baru melakukan kajian-kajian oleh konsultan mengenai divestasi ini. Di samping itu sejalan dengan itu kami juga mengajukan kepada pemerintah dan DPR untuk perpanjangan masa konsesi. Jadi karena kondisi kelayakan finansial di tol Sumatera ini kami mengajukan konsesi sampai 100 tahun.

Kemudian nanti akan kami lakukan tidak divestasi total tapi hanya sementara begitu misalnya sampai 30 tahun di beberapa ruas kami pindahkan konsesinya ke pihak ketiga untuk kami mendapatkan fresh money. Kemudian kita gunakan untuk menutup pinjaman dan membangun ruas-ruas baru.

Sudah ada yang melirik?
Memang sengaja belum kita buka karena kita sedang melakukan kajian. Namun demikian saya kira ruas-ruas seperti Bakauheni-Palembang kemudian Pekanbaru-Dumai ini ruas yang menarik. Karena di Bakauheni-Palembang ini kan hampir dekat Jakarta kemudian juga ada pelabuhan kemudian lahannya masih murah. Sehingga saya kita sangat menarik bagi investor karena bisa dikembangkan ke beberapa bisnis yang lain seperti kawasan industri dan juga wisata.

Kemudian juga Pekanbaru Dumai ini kita tahu pelabuhannya cukup bagus juga, laut dalam, dan langsung berhadapan dengan selat Malaka. Jadi saya kira ruas ruas ini menarik bagi investor.

Apakah ada proyeksi dari perseroan?
Jadi kita nggak akan melepas total begitu 100% atau selama konsesi kami akan melepas sementara. Jadi kalau kami nanti mendapatkan masa konsesi 70 tahun, mungkin akan kami lepas selama 30 tahun. Sehingga setelah 30 tahun, kepemilikan itu masih tetap di Hutama Karya. Jadi setelah 30 tahun nanti pendapatan akan masuk ke Hutama Karya. Dari 30 tahun ini kita harapkan bisa menutup pinjaman dan kemudian bisa kita gunakan membangun jalur jalur baru ke depan.

Kapan realisasi divestasi?
Mudah-mudahan konsultan segera menyelesaikan kajiannya sehingga bisa kami tawarkan kepada investor untuk dilakukan pembahasan lebih lanjut.

Akankan terkejar di Q4-2020?
Insya Allah.



Bagaimana kondisi keuangan Hutama Karya di tengah pandemi?
Yang kami lakukan pertama kali adalah mengutamakan keselamatan personel orang-orang yang bekerja dengan kami. Sejak awal mewabahnya pandemi virus ini di Indonesia bulan Maret, kami sudah berbenah diri sudah melakukan pembenahan di sana-sini ini.

Misalnya penjarangan aktivitas di kantor di lapangan dan juga di mess, di barak barak kerja kami atur. Kemudian kami siapkan fasilitas-fasilitas seperti cuci tangan kemudian juga masker dan fasilitas yang lain seperti vitamin yang harus disediakan sehingga kami harapkan ini bisa mencegah penularan Covid-19.

Kami juga sudah mengikuti Instruksi Menteri PUPR Nomor 1 Tahun 2020 tentang penanganan Covid-19 di proyek-proyek yang di sana ada yang kena atau terdampak itu kami mengikuti instruksi tersebut. Alhamdulillah di beberapa tempat sempat ada yang kena tapi diatasi dengan baik.

Kemudian kondisi keuangan kalau sampai semester pertama ini ini sesuai dengan target internal ini Alhamdulillah cash flow-nya masih positif. Walaupun memang aktivitas di luar Sumatra ini menurun. Kita tahu bahwa anggaran APBN di kementerian PUPR Ini dipotong cukup besar maka beberapa proyek besar tertunda Namun demikian, Kementerian PUPR katanya sudah akan mempercepat proses tender untuk tahun anggaran tahun depan mulai bulan Oktober ini sehingga kami bisa mempersiapkan diri.

Jadi memang pendapatan kami mengalami penurunan karena pendapatan utama kami adalah dari tol terutama Tol JORR S dan akses Tanjung Priok. Pada bulan Maret April Mei sampai Juni kemarin mengalami penurunan sampai 30% Namun demikian bulan Juli-Agustus, September ini nampak sudah ada mengarah menuju recovery menuju normal kembali.

Tutup tahun seperti apa?
Karena penerimaan kami turun cukup drastis maka juga akan berdampak pada ada kenaikan biaya, karena biaya operasinya tetap. Sehingga akan menggerus laba kami.

Belanja modal sudah terselesaikan sejauh mana? Apakah perseroan juga tertarik menggarap proyek ibu kota baru?
Capex kami terutama di Sumatra tahun ini sudah Rp 24 triliun ini Insya Allah bisa tercapai sampai akhir Desember nanti dengan selesainya satu ruas di Aceh.

Kemudian ibu kota baru tentunya kami mempersiapkan diri. Tergantung dari pemerintah nanti kalau pemerintah sudah mau mulai prosesnya dan meminta dibantu, kami akan siapkan tim untuk berkontribusi dalam pembangunan ibu kota baru ini.

Kapan dimulai?
Belum ada informasi yang pasti kapan akan dimulai.



(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]

Tags
Recommendation
Most Popular