
Startup Will Smith Ini Sukses Ketika Pandemi, Apa Rahasianya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Jadwal pengusaha muda Xiaoyin Qu sangat padat akhir-akhir ini. Pada bulan Mei, wanita berusia 27 tahun drop out Universitas Stanford ini memperoleh pendanaan US$ 10,8 juta untuk tetap bertahan dari hantaman Covid-19.
Xiaoyin Qu tidak mengklaim melihat pandemi sebagai peluang bisnisnya. Menurutnya, startup miliknya ini hanyalah yang terbaru dari sederet ide yang gagal. "Saya memiliki cukup banyak ide yang gagal, atau cukup banyak ide yang dianggap bodoh, saya hanya berpikir mungkin saya akan mencobanya," kata Xiaoyin Qu seperti dikutip dari CNBC Make It, Rabu (23/9/2020).
Terinspirasi ibunya
Xiaoyin Qu adalah co-founder dan CEO Run The World, platform teknologi yang berbasis di California untuk menyelenggarakan konferensi dan acara online.
Sejak aplikasinya diluncurkan pada bulan Februari tahun ini, aplikasi ini telah menjadi berita utama, menggalang dana US$ 15 juta dari investor termasuk perusahaan modal ventura Andreessen Horowitz dan Founders Fund Peter Thiel. Platform ini juga telah menyelenggarakan 8.000 acara virtual di 120 negara, dengan alternatifnya untuk pertemuan langsung.
Namun ketika perusahaan itu didirikan pada Juni 2019, itu hanyalah solusi untuk orang-orang seperti ibunya. Ibu Xiaoyin Qu adalah seorang ahli saraf pediatrik di kota Qingdao di timur China.
Tahun lalu, ia melakukan perjalanan ke sebuah konferensi di Chicago, di mana dalam kesempatan itu bertemu dengan seorang dokter dari Dubai membantunya mengidentifikasi pengobatan langka untuk pasiennya.
Ini adalah pertama kalinya ibunya menghadiri konferensi di luar negeri dalam 35 tahun karir sebagai ahli saraf pediatrik dan dalam sekejap, dia mendapatkan akses ke orang-orang dan pengetahuan yang dia lewatkan.
Hal itu menginspirasi Xiaoyin Qu, seorang pengusaha yang tujuh ide bisnis gagal menghasilkan uang.
"Itulah mengapa saya memulai perusahaan ini," ujar Xiaoyin Qu. "Saya benar-benar berpikir tentang apakah ada cara untuk membantu orang-orang seperti ibu saya, yang memiliki keahlian dalam sesuatu, bertemu dan berhubungan dengan dokter lain yang memiliki keahlian yang sama. Dan saya rasa saya yakin itu pasti online," papar dia.
![]() The actor Will Smith arrives for a photo-call on the occasion of the German premiere of his film "Bad Boys For Life" in Berlin, Germany, Tuesday, Jan. 7, 2020. (Joerg Carstensen/dpa via AP) |
Membangun visi
Jadilah Xiaoyin Qu, mantan manajer produk Facebook yang sedang mencari bisnis baru, mulai bekerja, bereksperimen dengan alat yang ada seperti Wix dan Eventbrite untuk menjadi tuan rumah konferensi online pertamanya.
Acara ini sukses mendatangkan US$ 30.000 dalam penjualan tiket dan 300 peserta online dari Kuwait, India, dan Spanyol - dan memberikan keyakinan yang ia butuhkan.
"Saat itulah kami menyadari bahwa ide ini memiliki potensi. Bagi orang-orang itu, mereka tidak pernah memiliki akses ke manajer produk di Silicon Valley," kata Xiaoyin Qu.
Pada bulan-bulan berikutnya, Qu dan co-founder lainnya Xuan Jiang mulai meningkatkan, membangun tim dan mengembangkan platform mereka sendiri untuk menyelenggarakan semuanya di satu tempat, dengan add-on seperti meet-and-greet dan happy hour.
Setelah itu, pada bulan Oktober, idenya divalidasi dengan dana US$ 4,3 juta dalam pendanaan awal dari Andreessen Horowitz.
Tetapi pada awal 2020, ketika pandemi virus corona membuat acara langsung terhenti, nilai sebenarnya dari platform tersebut menjadi jelas. Xiaoyin Qu dan timnya mendapat tambahan dana US$ 10,8 juta dari investor.
"Tidak ada yang melihat ini datang. Ini lebih seperti cara baru untuk mengumpulkan orang. Dan kami masih melakukannya dan Covid membuatnya lebih cepat untuk kami," pungkasnya.
Membedakan diri dari pesaing
Tentu saja, Run The World adalah salah satu dari beberapa platform teknologi yang memanfaatkan pertemuan virtual. Zoom, Microsoft Teams dan Slack adalah di antara berbagai situs konferensi video untuk melihat lonjakan permintaan di bawah pandemi.
Namun, Xiaoyin Qu mengatakan perbedaan start-upnya terletak pada kemampuannya untuk melibatkan peserta. Para penggunanya dari lembaga pendidikan hingga perusahaan besar dan kelompok minat khusus.
"Jenis acara yang cenderung kami lakukan dengan sangat baik adalah acara yang sangat sosial dan menarik," katanya.
Fokus perusahaan pada interaksi sosial yang dipersonalisasi juga dapat membuka jalan bagi peluang bisnis baru. Influencer media sosial, misalnya, dapat menggunakan platform tersebut untuk terlibat dalam percakapan dua arah dengan audiens dan bisa jadi sumber pendapatan baru.
Masuknya investor selebriti
"Will Smith dan Kevin Hart adalah investor kami, jadi mereka membantu kami membentuk strategi influencer kami juga. (Mereka) adalah dalang di dunia hiburan, sehingga benar-benar dapat membantu kami menangani bagian hiburan," ungkap dia.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pandu Sjahrir Bongkar Peluang Startup Unicorn Indonesia IPO