FOTO
Konveksi Baju Sekolah Saat Pandemi: Omzet Anjlok & Harus PHK
Pagebluk Covid-19 menjadi masa paling suram bagi Yani, pengusaha konveksi pakaian asal Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Bagaimana tidak, omzet usaha yang dirintisnya sejak dulu menurun karena sejumlah pesanan dibatalkan. (7/7/2020). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
"Penurunan omzet kurang lebih sekitar 20-30 persen," kata pria tersebut. Padahal dari usaha konveksinya, omset bisa mencapai Rp 100 juta per bulan saat kondisi normal atau sebelum munculnya wabah. Usaha pakaian biasa melayani pesanan seragam/pakaian siswa sekolah berupa kaos olah raga, seragam putih abu, pakaian pramuka, jas almamater, seragam jurusan, batik, baju koko. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Ia memperoleh bahan kain dari Pasar Baru Jalan Otto Iskandardinata, Jalan Tamin, Cigondewah di Kota Bandung. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Dalam sebulan, Yani bisa berbelanja kain hingga 20 rol (25 kilogram/rol) yang diproses menjadi 1.000 stel seragam olahraga, 100 kayu (25 meter/kayu) jadi 1.000 stel seragam Pramuka/putih abu dan 500 rol (30 yard/rol) menjadi 1.000 pakaian batik. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Namun, masa keemasan usaha tersebut kini terganjal pandemi yang melanda. Usaha Yani tambah sulit lantaran adanya Pembatasan Sosal Berskala Besar (PSBB) beberapa waktu lalu. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
"Order susah, belanja bahan tidak bisa, pergerakan orang dibatasi. Ini kondisi horor selama kami menjalani usaha," ujarnya. Untuk saat ini, Yani mengurangi jumlah pekerja/pegawai konveksinya, sebelum Covid-19 ada 25 hingga 30 pekerja dan saat pandemi seperti ini hanya empat pekerja saja. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
PSBB juga membuatnya sulit mendapatkan bahan baku akibat mobilitas kendaraan untuk berbelanja ke Bandung dibatasi. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Sedangkan konveksi memberikan gaji (para pekerja) setiap Minggu, per pekannya harus continue (berlanjut) supaya ada pemasukan bagi pekerja mulai dari honor tukang potong bahan, sablon dan bordir, penjahit, finishing. Saat ini produksi hanya mengerjakan sisa bahan potongan yang seadanya. Jika sudah selesai maka para pekerja akan diistirahatkan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)







