Jakarta, CNBC Indonesia - Ada banyak orang dermawan atau filantropis yang menyumbangkan hartanya untuk kegiatan-kegiatan sosial. Alasannya pun satu yakni kemanusiaan, pembangunan negara dan perubahan hidup yang jauh lebih baik.
Ada berbagai macam bentuk yang di arahkan tentunya untuk menyalurkan dana tersebut. Beberapa diantaranya untuk, lingkungan hidup, pendidikan dan kesehatan.
Biasanya para orang kaya itu pun bekerjasama dengan yayasan terpercaya untuk menjalankan program-program tersebut, sehingga dapat berkembang. Lantas bagaimana cara yayasan menggunakan dana tersebut? CNBC Indonesia telah merangkum beberapa contoh yayasan sosial yang menyalurkan dana dari para crazy rich dalam acara peluncuran Investasi Sambil Beramal yang digelar oleh IndoSterling Aset Manajemen, Kamis (1/9/2019).
Berikut paparannya:
Yayasan Pita Kuning IndonesiaYayasan yang memberikan pendampingan dan bantuan psikososial untuk pasien pejuang kanker usia anak dari keluarga pra-sejahtera ini telah berjalan selama 13 tahun. Adapun dana yang diterima donatur akan berkaitan dengan pengobatan dan perawatan baik di rumah sakit maupun di rumah yang tidak ditanggung BPJS.
Secara berkala, relawan pendampingan Pita Kuning, mengunjungi anak-anak yang sakit dan Keluarga untuk memenuhi kebutuhan psikososial anak, juga memantau kebutuhan yang diperlukan agar tepat manfaat.
"Kami telah berdiri sejak 13 tahun. Pita Kuning bukan hanya bantuan uang saja yang diberikan tapi jauh dari itu kepedulian dan empati sangatlah dibutuhkan karena anak-anak penderita kanker butuh dukungan dan semangat," kata Indro sebagai pengawas Yayasan Pita Kuning.
Dia menuturkan bahwa Pita Kuning hadir untuk mengembalikan hak hak anak dan keluarga pasien dengan kanker hingga kualitas hidup mereka menjadi lebih baik. Penyaluran donasi yang diterima oleh Pita Kuning juga diberikan untuk kebutuhan keluarga pasien yang tidak mampu, piknik edukatif yang rutin untuk penderita dan memantau kebutuhan yang diperlukan.
NEXT ke halaman berikutnya >>>>>
Vertical Rescue Indonesia (VRI) merupakan organisasi nirlaba yang menghimpun individu-individu berjiwa sosial dengan skill penguasaan alat dan teknik bekerja di ketinggian. Aktivis VRI Tedi Ixdiana mengatakan, organisasinya berdiri sejak 19 tahun lalu.
"Vertical Rescue Indonesia berdiri pada tahun 2000 di Bandung dan kami punya misi untuk mempersiapkan potensi vertical rescuer di seluruh wilayah NKRI" papar pemanjat tebing senior itu.
Dia menuturkan bahwa keberadaan jembatan sebagai akses dan prasarana akan sangat membantu aktivitas & perekonomian warga. Dalam prakteknya, pelaksanaan Ekspedisi 1.000 Jembatan untuk Indonesia melibatkan entitas masyarakat luas. Mulai dari pendanaan hingga pelaksanaan pembangunan.
Adapun aliran dana yang diterima VRI tentunya untuk membangun jembatan gantung, mengembangkan jejaring relawan di seluruh tanah air. Serta memberikan pelatihan dasar vertical rescue untuk beragam kalangan dari berbagai daerah.
NEXT ke halaman berikutnya >>>>> Dirintis dan didirikan oleh seorang anak muda Indonesia, Faye Simandjuntak, saat ia baru berusia 11 tahun. Rumah Faye adalah rumah aman yang melakukan pendampingan dan advokasi bagi anak-anak serta perempuan yang menjadi penyintas perdagangan manusia atau kekerasan seksual.
Dana yang terkumpul dari para donatur yang murah hati digunakan untuk program-program yang dilaksanakan oleh Rumah Faye. Beberapa diantaranya untuk, menyelamatkan anak-anak yang diperdagangkan untuk tujuan prostitusi dan untuk membuat masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Di dalam Rumah Faye, ada beberapa program yang dijalankan, seperti pencegahan yakni untuk menggalang kepedulian semua orang akan perdagangan anak dan menciptakan kesadaran pada anak-anak untuk tidak terjerumus dalam dunia prostitusi. Kemudian pembebasan yakni membebaskan korban yang dijerumuskan dalam dunia prostitusi.
Selanjutnya, pemulihan yakni untuk membuat rumah pemulihan untuk mereka dengan memberikan mentoring dengan suasana keluarga. Serta memberikan kesempatan bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan, dan pelatihan ketrampilan yang dapat menjadi bekal untuk mereka di kemudian hari.