Seorang petani memeriksa perkebunan kopinya di Kirinyaga Kawasan Nyeri, Kenya. Sejak produksi Kenya capai puncaknya pada 129.00 ton pada 1988/1989 hingga produksi kopi di Kenya terus menurun karena managemen yang buruk dan perubahan harga global yang membuat para petani beralih menanam atau menjual tanah mereka. (Reuters/Baz Ratner)
Berry kopi terlihat di sebuah perkebunan di Kirinyaga kawasan Nyeri, Kenya. (Reuters/Baz Ratner)
Mary Wanja, dengan 350 pohon kopi di petaknya di pedesaan Kirinyaga di kaki Gunung Kenya. Kopi Kenya ditanam di atas tanah vulkanis yang subur. saat ini ada sekitar 40.000 ribu orang kenya bekerja dibidang produksi kopi. (Reuters/Baz Ratner)
Sebagai salah satu biji kopi favorit, pemrosesanya melalui dua proses fermentasi, kemudian diproses basah dan direndam salam air sebelum dikeringkan. Proses tersebut adalah hal yang menentukan soal kualitas kopinya. (Reuters/Baz Ratner)
Kopi kenya terkenal dengan rasa yang manis dan tidak terlalu asam. (Reuters/Baz Ratner)
Pekerja memproses kopi di Pabrik Kopi Kenya Tengah di Kawasan Nyeri, Kenya. (Reuters/Baz Ratner)
Pekerja mengangkat karungan kopi di Pabrik Kopi Kenya Tengah di Kawasan Nyeri, Kenya. (Reuters/Baz Ratner)
Pekerja memanggang kopi untuk diujicobakan di laboratorium di Pabrik Kopi Kenya Tengah di Kawasan Nyeri, Kenya. (Reuters/Baz Batner)