Dari jantung pulau dewata, BPD Bali Menjaga Denyut ekonomi adn masa depan

Susi Setiawati

CNBC Indonesia Researcher

Dari jantung Pulau Dewata, PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali terus menorehkan prestasi dan inovasi. Di tengah perubahan lanskap keuangan global, bank daerah ini tampil sebagai simbol ketangguhan ekonomi local, tumbuh berkelanjutan, adaptif terhadap teknologi, dan teguh mendukung kemajuan masyarakat Bali.

Kinerja solid, inovasi digital, dan komitmen terhadap ekonomi daerah menjadi penanda perjalanan BPD Bali menjelang akhir 2025.

Pada laporan keuangan hingga kuartal III 2025, BPD Bali mencatat pertumbuhan positif di seluruh indikator utama, menegaskan posisi BPD Bali sebagai motor penggerak ekonomi daerah sekaligus lembaga keuangan yang adaptif terhadap transformasi digital dan kebijakan nasional.


Hingga September 2025, total aset bank mencapai Rp42,4 triliun, atau 102,86% dari target Rp41,29 triliun. Angka tersebut naik 9,01% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp38,96 triliun.

Pertumbuhan ini, tidak lepas dari dukungan para pemegang saham yang konsisten memperkuat permodalan. Hingga September 2025, penyertaan modal tercatat sebesar Rp2,83 triliun, sementara modal inti mencapai Rp5,23 triliun.  Pencapaian ini juga ditopang oleh fungsi intermediasi yang kuat. Penyaluran kredit telah mencapai Rp24,71 triliun, atau 100,84% dari target, tumbuh 9,82% dibandingkan September 2024.

Kinerja positif tersebut menghasilkan laba bersih sebesar Rp945,43 miliar, meningkat 22,14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan laba ini dipicu oleh ekspansi bisnis yang konsisten, peningkatan kualitas aset, efisiensi operasional, serta inovasi produk dan layanan yang berorientasi pada kebutuhan nasabah.

Dari total kredit yang disalurkan, porsi pembiayaan untuk UMKM mencapai Rp12,55 triliun atau 50,80% dari total kredit. Pembiayaan ini disalurkan melalui berbagai program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Usaha Alsintan (KUA), Sidi Kumbara, dan produk pendukung usaha kecil lainnya.

Porsi kredit UMKM yang besar mencerminkan komitmen BPD Bali dalam memperkuat sektor riil.

Dari sisi pendanaan, BPD Bali juga berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp35,52 triliun, melampaui target Rp33,97 triliun, atau tumbuh 6,68% secara tahunan. Struktur dana menunjukkan dominasi CASA (Current Account Saving Account) sebesar 64,99%, menandakan efisiensi biaya dana dan kepercayaan nasabah yang kuat.

Rasio keuangan BPD Bali juga tetap sehat, per September 2025 menunjukkan tingkat kesehatan yang terjaga baik dimana KPMM 28,60%, ROA 3,90%, ROE 26,46%, NIM 6,40%, BOPO 60,15%, LDR 69,54%, NPL Gross 0,85%, jauh di bawah batas ketentuan perbankan. Rasio-rasio tersebut menegaskan efisiensi dan kehati-hatian BPD Bali dalam menjaga kualitas aset dan profitabilitas.


Selain memperkuat fundamental bisnis, BPD Bali juga menjadi pelopor inovasi digital di tingkat daerah. Tahun ini, BPD Bali menjadi satu-satunya bank daerah yang terlibat dalam peluncuran QRIS Antarnegara Indonesia–Jepang serta uji coba “sandbox” QRIS Antarnegara Indonesia–China.

Peluncuran QRIS Lintas Negara Indonesia–Jepang telah dilakukan di Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta bertepatan dengan HUT ke-80 Republik Indonesia. BPD Bali menjadi satu-satunya bank daerah yang mengakomodasi sistem pembayaran tersebut, menjadikan Jepang negara keempat setelah Malaysia, Singapura, dan Thailand yang terhubung melalui layanan QRIS BPD Bali.

Pada tahap awal, transaksi QRIS di Jepang dapat digunakan oleh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berkunjung ke Negeri Sakura, sementara penggunaan oleh wisatawan Jepang di Indonesia masih dalam tahap penjajakan antara Bank Indonesia dan bank sentral Jepang.

Menurut data BI Bali, nominal transaksi QRIS lintas negara pada Mei 2025 tumbuh 41% dibandingkan bulan sebelumnya, dengan volume transaksi meningkat 32%. Potensi pasar dinilai sangat besar, mengingat rata-rata 500 ribu wisatawan asal Indonesia berkunjung ke Jepang setiap tahun.

Dalam waktu dekat, BPD Bali juga akan mengikuti uji coba QRIS lintas negara Indonesia–China, seiring inisiatif Bank Indonesia dan otoritas China.

Implementasi QRIS antarnegara merupakan langkah strategis menuju integrasi ekonomi digital global. Inisiatif ini tidak hanya memperluas layanan transaksi lintas negara, tetapi juga mendukung ekosistem penerimaan pemerintah daerah serta kebijakan pungutan bagi wisatawan asing.

Dengan capaian positif di seluruh lini bisnis, BPD Bali optimistis dapat mempertahankan momentum pertumbuhan hingga akhir tahun dan terus berkontribusi pada pembangunan ekonomi Bali yang berkelanjutan.

Di sisi lain, sebagai bentuk komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan, BPD Bali secara konsisten melaksanakan berbagai kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang berorientasi pada pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat, serta peningkatan kesejahteraan sosial di berbagai wilayah Bali.

Melalui program CSR, BPD Bali berupaya memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan lingkungan sekitar dengan mengedepankan nilai-nilai keberlanjutan dan kearifan lokal. Pada tahun 2025, berbagai inisiatif CSR dilaksanakan bekerja sama dengan instansi pemerintah, lembaga masyarakat, dan kelompok mandiri di beberapa kabupaten di Bali.

Beberapa kegiatan yang telah direalisasikan antara lain:

Menopang Harapan dari timur:

Bank Maluku Malut Tumbuh di tengah Tantangan

Susi Setiawati

CNBC Indonesia Researcher

Kuartal III 2025 menjadi periode yang penuh capaian bagi PT Bank Maluku Malut (BMM). Di tengah dinamika ekonomi nasional dan global yang menantang, Bank Maluku Malut berhasil menunjukkan kinerja keuangan yang solid dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Peningkatan laba bersih yang signifikan disertai efisiensi operasional dan penguatan permodalan menegaskan komitmen Bank Maluku Malut dalam menjaga stabilitas, meningkatkan daya saing, serta memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan masyarakat.

Pertumbuhan laba yang signifikan, efisiensi yang semakin baik, serta sinergi strategis dengan Bank DKI menjadi tonggak penting dalam langkah Bank Maluku Malut menuju masa depan yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Hingga September 2025, aset Bank Maluku Malut mencapai Rp10,03 triliun, tumbuh 14,57 % secara tahunan (yoy) dibanding posisi September 2024 sebesar Rp. 8,75 triliun. 

Penyaluran kredit per September 2025 sebesar Rp5,75 triliun, naik 6,75 % (yoy) bila dibandingkan dengan posisi September 20224 sebesar Rp5,38 triliun.


Kemudian, Dana Pihak Ketiga (DPK) per September 2025 tercatat sebesar Rp7,34 triliun, tumbuh 12,09 % (yoy) bila dibandingkan dengan posisi September 20224 sebesar Rp6,55 triliun.

Alhasil, laba bersih mencapai Rp. 151 miliar, tumbuh 22,68 % (yoy) dibandingkan posisi September 2024 sebesar Rp123 miliar. Pencapaian laba bersih Bank Maluku Malut posisi September 2025 berada jauh diatas pertumbuhan laba bersih perbankan nasional yg rata-rata tumbuh sekitar 6,00 %.

Dari sisi rasio kredit macet, Non-Perfoming Loan (NPL) Nett masih terjaga di 1,19. Bank Maluku Malut pun mendapatkan penilaian sehat oleh Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu Bank Maluku Malut juga senantiasa menjalankan prinsip Tata Kelola yang baik dan diawasi oleh Regulator maupun Auditor seperti OJK, BI, BPK, BPKP, PPATK, KAP maupun LPS. Melalui Aplikasi Sistem Pinjaman Otomatis Terintegrasi (SIMPONI), Bank Maluku Malut mendorong pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing), dengan melakukan pembiayaan project pengadaan lampu jalan bertenaga surya kepada rekanan di sejumlah pedesaan di wilayah provinsi Maluku dan Maluku Utara. Kemudian, melaksanakan pembiayaan mikro kecil kepada para petani, hingga pembiayaan saluran irigasi dan lainnya yang berhubungan dengan green financing.

Untuk memberikan dukungan terhadap pemberdayaan UMKM terlihat dari jenis produk pinjaman yang diberikan sesuai peruntukkannya kepada nasabah usaha usaha kecil, mikro dan menengah. Produk pinjaman tersebut yakni kredit mikro mutiara, kredit usaha mikro kreatif, kredit bangun usaha, dan kredit pundi.

Bank Maluku Malut tidak memproduksi limbah B3 secara langsung, namun akan tetap berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan melalui upaya efisiensi energi dan pengurangan dampak lingkungan dari kegiatan operasional. Beberapa inisiatif yang dilakukan meliputi pengurangan Penggunaan kertas melalui digitalisasi internal (paperless office), pemadaman listrik dan pendingin ruangan di luar jam operasional, edukasi karyawan terkait efisiensi energi, dan monitoring konsumsi listrik dan air secara periodik.



Di sisi lain, dalam momentum penting bagi transformasi perbankan daerah, PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).

Penandatanganan Perjanjian Penyertaan Modal dan Perjanjian Pemegang Saham dilaksanakan di Balai Kota Jakarta, menandai langkah konkret menuju penguatan bank daerah.

Sebagai Pemegang Saham Pengendali Kedua (PSPK), Bank DKI akan berperan aktif dalam memperkuat tata kelola, manajemen risiko, sistem IT, serta pengembangan bisnis dan SDM di Bank Maluku Malut, sesuai prinsip Governance, Risk & Compliance (GRC) yang terintegrasi.

ESG yang Hidup ditengah Kota:

 Jejak Bank DKI Untuk Jakarta dan warganya

Elvan Widyatama

CNBC Indonesia Researcher

Salah satu contoh BPD yang menunjukkan komitmen kuat dalam penerapan ESG adalah Bank DKI. Konsistensi dalam mengintegrasikan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola telah membawa Bank DKI meraih penghargaan "ESG Recognized Commitment".

Keunggulan ESG Bank DKI

Aspek Lingkungan

Komitmen Bank DKI terhadap pelestarian lingkungan diwujudkan melalui pembiayaan hijau dan program TJSL. Total penyaluran kredit untuk portofolio hijau (Green Portfolio) pada 2024 mencapai Rp2,82 Triliun.

  • Transportasi Ramah Lingkungan (SDG 7, 11, 13): Penyaluran kredit sebesar Rp578 Miliar untuk mendukung transportasi bertenaga listrik.
  • Pengelolaan Sumber Daya Hayati & Lahan Berkelanjutan (SDG 15): Penyaluran kredit mencapai Rp2,18 Triliun, salah satunya untuk perusahaan yang memanfaatkan lahan gambut bekas.
  • Pengelolaan Air Bersih dan Limbah (SDG 6): Kredit sebesar Rp69,90 Miliar untuk Water Treatment Plant di Banjir Kanal Barat.
  • Program TJSL Lingkungan (SDG 13, 14, 15): Realisasi anggaran Rp404 Juta untuk program seperti penanaman 3.000 bibit mangrove dan pengembangan kebun hidroponik.



Aspek Sosial

sebagai bank milik Pemprov DKI Jakarta, aspek sosial menjadi pilar utama, dengan total penyaluran kredit untuk portofolio sosial mencapai Rp5,85 Triliun pada 2024.

  • Program Unggulan Berdampak: Jakonik (Jakarta Koperasi Hidroponik) Salah satu inisiatif CSR unggulan yang paling menonjol dari Bank DKI adalah Jakonik. Program ini bukan sekadar bantuan, melainkan sebuah model pemberdayaan komunitas berbasis lingkungan yang mengoptimalkan lahan kosong di area perkotaan, seperti di Rusunawa, menjadi kebun hidroponik yang produktif. Jakonik secara nyata menjawab beberapa isu krusial secara bersamaan.

Program ini secara langsung selaras dengan SDG 1 (Tanpa Kemiskinan), SDG 2 (Tanpa Kelaparan), dan SDG 15 (Ekosistem Daratan). Keberhasilan Jakonik menjadi bukti nyata kemampuan Bank DKI dalam merancang program ESG yang relevan, terukur, dan berdampak signifikan bagi komunitas.

Berikut adalah Dukungan Sosial Lainnya:

  • Pengentasan Kemiskinan (SDG 1, 2, 10): Mitra utama Pemprov DKI dalam penyaluran berbagai kartu bantuan sosial (KJP Plus, KLJ, KPDJ, KAJ).
  • Pekerjaan Layak (SDG 8): Penyaluran kredit UMKM mencapai Rp5,85 Triliun dan memastikan seluruh karyawan menerima upah di atas UMR.
  • Pendidikan Berkualitas (SDG 4): Realisasi TJSL sektor pendidikan sebesar Rp502 Juta.
  • Kesetaraan Gender (SDG 5): Komposisi karyawan didominasi oleh perempuan (52%).

Aspek Tata Kelola

  • Institusi yang Tangguh (SDG 16): Tema kebijakan strategis 2024 adalah "Penguatan GRC Terintegrasi untuk Mendorong Bisnis Bertumbuh, Berkualitas, Berkelanjutan Menuju Jakarta Kota Global".
  • Budaya Perusahaan EPICC: Peluncuran budaya EPICC (Excellent, Professional, Integrity, Customer-Focused, Collaborative) sebagai panduan etika bisnis.
  • Manajemen Risiko ESG: Integrasi pertimbangan ESG dalam proses penilaian risiko kredit, dengan mewajibkan debitur memenuhi standar dokumen lingkungan (PROPER, AMDAL).
  • Kemitraan untuk Tujuan (SDG 17): Sinergi kuat dengan Pemprov DKI Jakarta dan BUMD dalam menjalankan seluruh strategi ESG.

Kunci keberhasilan Bank DKI terletak pada kemampuannya untuk menciptakan program yang relevan dengan kebutuhan komunitasnya, terukur dampaknya, dan selaras dengan tujuan pembangunan yang lebih luas, serta didukung penuh oleh komitmen dari level pimpinan.

Penulis/ Sumber: Tim Riset CNBC Indonesia | Grafis & Layout: Edward Ricardo | Foto: Faisal Rahman