Gelson Kurniawan
CNBC Indonesia Researcher
Dengan semangat optimisme, XLSMART menegaskan posisi sebagai perusahaan telekomunikasi digital yang berambisi menjadi menyediakan transformasi bisnis Indonesia menuju era digital yang sesungguhnya. Dengan beragam solusi yang hadir untuk bisnis, mulai dari AI dan New technology sampai Keamanan siber, dan didukung infrastruktur yang semakin luas pasca merger, XLSMART tengah mengokohkan diri sebagai game changer di pasar B2B Tanah Air. Melalui “XLSMART for BUSINESS”, perusahaan menghadirkan layanan yang dirancang khusus untuk kebutuhan korporasi dan jauh melampaui konektivitas seluler konvensional.
XLSMART for BUSINESS menggabungkan jaringan konektivitas, perangkat Internet of Things (IoT) dan Communication Technology (ICT) IoT/ICT, serta sistem keamanan siber dan AI agar perusahaan dapat bertransformasi digital secara lebih cepat dan aman.
Untuk sektor manufaktur, XLSMART for BUSINESS memperkenalkan AI Computer Vision / AI Visual Inspection yang mampu melakukan otomatisasi proses produksi, quality control, hingga monitoring keselamatan kerja.
Sedangkan di sektor perbankan dan finansial, mereka menawarkan Telco API dan Data Insights, membantu institusi dalam mengolah data pelanggan untuk pengambilan keputusan strategis yang lebih cerdas.
Tak berhenti di situ, melihat kebutuhan bisnis yang semakin dinamis XLSMART for BUSINESS juga memperkenalkan platform enterprise terintegrasi pertama di Indonesia “ESTA” (Enterprise Smart Technology & Automation), yang memungkinkan integrasi lintas sistem dan efisiensi operasional bagi perusahaan besar.
Ambisi XLSMART di sektor B2B tak main-main. Perusahaan menargetkan untuk menggarap 500 perusahaan terbaik di Indonesia dan juga optimalisasi indirect channel untuk mendapatkan opportunity baru dan pemerataan digitalisasi di berbagi skala bisnis.
Fokus utama mereka mencakup teknologi, pelayanan finansial, ritel, pertambangan/mineral, manufaktur, transportasi & logistik, kesehatan & layanan publik.
Langkah ini menegaskan bahwa XLSMART tidak hanya memburu volume pelanggan, tetapi juga mengincar klien strategis yang bisa memberikan kontribusi berkelanjutan terhadap pertumbuhan bisnis digital mereka.
Segmen B2B kini menjadi salah satu pilar pertumbuhan dari XLSMART. Langkah ini mempertegas pergeseran model bisnis XLSMART dari operator retail menjadi digital solution provider bagi perusahaan lintas sektor. Kekuatan utama XLSMART terletak pada skala infrastruktur hasil merger dua operator besar.
Dengan backbone fiber yang luas, jaringan 4G dan 5G yang semakin merata, serta jangkauan hingga wilayah timur Indonesia (Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur), XLSMART mampu melayani perusahaan dengan operasi multiwilayah secara efisien.
Selain memperluas kapasitas jaringan, XLSMART juga memperkuat sistem data center, cloud enterprise, dan backbone integrasi IoT untuk memastikan layanan digital korporasi berjalan tanpa hambatan.
XLSMART for BUSINESS menjawab tantangan korporasi modern dalam kerja sama business to business (B2B) melalui kerangka kerja Enterprise Smart Technology & Automation (ESTA).
Inovasi pada level arsitektur dan filosofi solusi yang secara fundamental mengubah cara perusahaan mengatasi kompleksitas operasional, keamanan, dan efisiensi.
Di tengah lanskap di mana perusahaan seringkali terjebak dalam silo teknologi dari berbagai vendor, inovasi utama ESTA adalah kemampuannya berfungsi sebagai "pemberi solusi". ESTA bukanlah sekadar kumpulan layanan, melainkan sebuah platform terintegrasi yang memadukan pilar-pilar krusial:
Konektivitas Cerdas: Memanfaatkan jaringan yang andal sebagai fondasi utama.
Cloud & Big Data: Memberikan fleksibilitas dan skalabilitas untuk pengelolaan data dengan basis yang masif.
Internet of Things (IoT): Membuka jalan untuk otomasi dan pengumpulan data real-time dari aset fisik.
Artificial Intelligence (AI): Menanamkan kecerdasan untuk analitik dan pengambilan keputusan proaktif.
Cybersecurity: Mengintegrasikan keamanan sebagai lapisan dasar, bukan sebagai tambahan.
Inovasi ini secara langsung memecahkan masalah kronis di dunia korporasi: fragmentasi teknologi. Dengan ESTA, XLSMART for BUSINESS menawarkan satu dashboard yang bisa menjadi mitra strategis dan mampu mengorkestrasi seluruh kebutuhan digital, memungkinkan klien untuk fokus pada bisnis inti mereka.
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Andrijanto Muljono, Director and Chief Enterprise Strategic Relationship Officer XLSMART, yang menyoroti kompleksitas yang dihadapi perusahaan saat ini.
Karena sekarang keburuhan digital atau teknologi perusahaan ini sudah semakin kompleks kebutuhannya baik dari sisi network jaringan lalu data center, cloud, cyber security, penerapan AI, IoT private network dan sebagainya. Ini sangat membutuhkan satu advisor yang sistematis. Nah ESTA ini jawabannya." | Andrijanto Muljono, Director and Chief Enterprise Strategic Relationshop Officer XLSMART
Kemampuan ESTA untuk memberikan solusi yang tidak hanya canggih, tetapi juga relevan dan kontekstual bagi setiap industri.
Inovasi terbesar ESTA adalah mengubah operasional dari mode reaktif menjadi proaktif. Keunggulan ini, menurut Andrijanto Muljono, lahir dari pengalaman internal XLSMART sendiri sebagai perusahaan telekomunikasi besar.
"Kita mengalami ini sendiri kita memakai sendiri kita mengevaluasi semuanya itu sendiri dan pengalaman ini ya menjadi insight. Nah insight ini yang merupakan keunggulannya platform itu," ungkapnya dalam wawancara di CNBC indonesia.
Dalam industri manufaktur, alih-alih menunggu mesin rusak, ESTA menerapkan analitik prediktif dan smart automation. Sensor IoT mengumpulkan data secara kontinu, dan AI menganalisisnya untuk memprediksi potensi kegagalan, secara drastis mengurangi downtime dan biaya perbaikan.
Untuk sektor energi di Indonesia, ESTA fokus pada efisiensi melalui IoT dan predictive maintenance. Ini memungkinkan pemantauan infrastruktur vital secara real-time, mengoptimalkan penggunaan energi dan mencegah gangguan layanan.
ESTA dirancang untuk menyatu dengan kebutuhan unik setiap sektor. Untuk pemerintahan, kerangka kerja ini mendukung percepatan layanan publik dengan fondasi berbasis data yang aman dan terintegrasi.
Untuk sektor finansial yaitu lapisan keamanan siber yang terintegrasi di dalam ESTA menjadi krusial untuk melindungi data nasabah dan transaksi dari ancaman yang terus berkembang.
Sementara ESTA adalah inovasi teknologinya, BRAVO 500 Summit adalah pilar strategis yang menjadi panggung validasi dan akselerasi adopsinya. BRAVO 500 berfungsi sebagai:
Pada akhirnya, kemenangan "Technological Innovation in Enterprise Solutions" diraih karena XLSMART for Business melalui ESTA telah berhasil menawarkan sebuah pergeseran fundamental dari penyedia layanan teknologi menjadi mitra strategis transformasi digital. BRAVO 500 menjadi panggung yang sempurna untuk memvalidasi dan mengkomunikasikan inovasi ini kepada para penggerak utama ekonomi Indonesia, mengukuhkan posisi mereka sebagai pemimpin solusi korporasi di era digitall. elit.
Dengan sinergi kekuatan, kapabilitas teknologi, dan fokus yang tajam pada solusi korporasi, XLSMART for BUSINESS siap mengokohkan diri dan membuka babak baru dalam mengakselerasi digitalisasi, menjadikan setiap bisnis di Indonesia lebih tangguh, inovatif, dan siap bersaing di kancah global. Masa depan digital yang cerah kini ada dalam genggaman XLSMART!.
Elvan Widyatama
CNBC Indonesia Researcher
HashMicro berhasil meraih penghargaan “Best Business Software” pada ajang CNBC Indonesia Awards 2025. Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan HashMicro dalam menghadirkan inovasi perangkat lunak bisnis terpadu berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan di berbagai sektor industri.
Sejak berdiri pada tahun 2015, HashMicro terus mengukuhkan posisinya sebagai penyedia solusi Enterprise Resource Planning (ERP) terdepan. Dengan lebih dari 300.000 pengguna aktif dan 2.000 perusahaan klien yang mempercayakan operasional bisnisnya, HashMicro menjelma menjadi simbol transformasi digital modern yang menghadirkan sistem yang tidak hanya mengotomatisasi proses, tetapi juga menganalisis dan mengambil keputusan secara cerdas melalui AI.
Di tengah percepatan transformasi digital, kebutuhan dunia usaha terhadap sistem yang mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas menjadi semakin krusial. HashMicro hadir menjawab tantangan tersebut dengan menghadirkan solusi perangkat lunak berbasis ERP yang cerdas dan terintegrasi.
Berawal dari visi untuk membantu perusahaan lokal bersaing di pasar global, HashMicro kini tumbuh menjadi penyedia solusi ERP terdepan, dengan bermula di Singapura, kini HashMicro menjadi salah satu penyedia ERP terpercaya di beberapa negara di Asia Tenggara dan layanan yang tersebar di berbagai negara Asia. Sistem berbasis cloud yang dikembangkan sejak 2015 ini memungkinkan perusahaan mengotomatisasi seluruh proses bisnis secara end-to-end, mulai dari keuangan, sumber daya manusia, hingga rantai pasok.
Lebih dari 15 industri kini merasakan manfaat nyata dari inovasi HashMicro, termasuk manufaktur, ritel, pendidikan, pertambangan, hingga sektor kesehatan. Melalui solusi terintegrasi, HashMicro membuktikan bahwa efisiensi bukan hanya tentang memangkas waktu dan biaya, tetapi juga tentang menciptakan keputusan yang lebih cepat, akurat, dan berbasis data.
Melalui HashMicro ERP Suites, perusahaan ini menghadirkan sistem yang fleksibel dan dapat disesuaikan untuk berbagai skala usaha, mulai dari startup hingga korporasi besar. Hash Core ERP menjadi fondasi otomatisasi bisnis, sementara Hash Trading & Distribution dan Hash Manufacturing Automation mendukung efisiensi rantai pasok dan proses produksi.
Untuk ritel, HashMicro menghadirkan Hash Retail Innovation, Hash Supermarket Solution, dan Hash F&B Technology yang dirancang memaksimalkan kinerja toko modern serta jaringan restoran.
Tak berhenti di situ, HashMicro juga memperluas jangkauan ke sektor-sektor strategis melalui Smart Mining Solution, Smart Agriculture Solution, Smart Education Solution, hingga Hash Hospital untuk sistem manajemen rumah sakit.
Sementara itu, divisi sumber daya manusia dikelola lewat EVA HR Management, yang mencakup EVA HRIS Essentials, EVA Recruitment Management, dan EVA Talent Management yang memungkinkan pengelolaan payroll, rekrutmen, serta pengembangan talenta secara otomatis.
Dengan lebih dari 60 modul terintegrasi, HashMicro berhasil menghadirkan sistem ERP yang tidak hanya fleksibel dan komprehensif, tetapi kini juga berevolusi dengan dukungan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang menjadi jantung inovasi terbaru mereka.
HashMicro melangkah lebih jauh melalui peluncuran Hashy AI. Asisten digital berbasis kecerdasan buatan yang terintegrasi langsung dengan sistem ERP mereka. Hashy AI membawa cara baru bagi bisnis dalam mengelola data, berkomunikasi, dan mengambil keputusan.
“Dengan adanya AI, kami membantu menyaring noise atau data yang tidak relevan sehingga manajemen hanya menerima informasi yang benar-benar penting untuk pengambilan keputusan. AI juga bisa memprediksi kebutuhan stok, memberi alert ketika arus kas mulai menurun, hingga membantu mitigasi risiko keuangan,” ujar Veren Andreson, Vice President Business Development HashMicro, dalam wawancara bersama CNBC Indonesia.
Bagi HashMicro, kecerdasan buatan bukan sekadar fitur tambahan, melainkan fondasi dari seluruh inovasi produk mereka. Melalui Hashy AI, perusahaan menciptakan ekosistem ERP yang mampu belajar, beradaptasi, dan bertindak layaknya seorang analis bisnis profesional.
Lewat Hashy AI for Business, HashMicro memperkenalkan sistem yang mengintegrasikan AI dengan sistem ERP. Sistem yang bukan hanya menampilkan laporan, tetapi mampu memahami konteks, memproses instruksi, dan mengeksekusi tugas secara otomatis. Bahkan, pengguna dapat berinteraksi langsung melalui WhatsApp, cukup dengan mengetik perintah untuk mengecek stok, membuat laporan, atau menyetujui transaksi.
Hashy AI berperan layaknya super staff yang mampu bekerja tanpa henti. AI ini mampu menganalisis data 24 jam yang dapat memberikan rekomendasi berbasis machine learning, hingga mampu mengirimkan pengingat otomatis untuk tugas-tugas penting. Teknologi ini mengubah ERP menjadi alat bantu bisnis yang cerdas dan responsif.
Pada divisi penjualan, Hashy AI berfungsi sebagai asisten virtual penjualan yang aktif mengatur jadwal pertemuan, mengingatkan tindak lanjut pelanggan, hingga menilai performa setiap tenaga penjual berdasarkan data real-time.
Di sisi keuangan, Hashy mampu menganalisis arus kas dan membaca perilaku pembayaran pelanggan, kemudian memberikan rekomendasi prioritas penagihan dan pengelolaan kas agar perusahaan tetap likuid.
Sementara dalam fungsi HR, Hashy AI bertindak seperti staf personalia digital, yang mampu memproses permohonan cuti, lembur, dan reimburse secara otomatis. Semua proses itu bisa dijalankan hanya lewat percakapan di WhatsApp, menjadikan pengalaman bekerja lebih cepat dan intuitif.
“Klien kami di sektor ritel merasakan dampak nyata setelah menerapkan AI. Tidak hanya notifikasi stok menipis, tapi sistem kami juga bisa merekomendasikan upselling dan cross selling untuk item tertentu. Hasilnya, penjualan meningkat signifikan dan dead stock di gudang berkurang hingga sekitar 40%,” jelas Veren.
Kami Percaya teknologi harus memudahkan manusia, bukan sebaliknya. Karena itu, antarmuka HashMicro sangat user-friendly, dan bahkan bisa dijalankan melalui platform chat tanpa perlu masuk ke sistem ERP. Selain itu, kami juga sudah tersertifikasi ISO 27001 dan rutin melakukan penetration test untuk memastikan keamanan data klien." | Veren Anderson
Lebih jauh, Hashy AI dilengkapi kemampuan Natural Language Processing (NLP) yang memungkinkannya memahami bahasa manusia dalam konteks bisnis. Artinya, pengguna cukup berbicara dengan Hashy tanpa perintah teknis atau kode sistem untuk mendapatkan laporan keuangan, tren penjualan, atau status proyek secara langsung.
Selain efisiensi, HashMicro juga menempatkan kemudahan penggunaan dan keamanan data sebagai prioritas utama. Sistem Hashy AI dirancang agar mudah dioperasikan bahkan oleh pengguna non-teknis.
Dengan kemampuan tersebut, Hashy AI menjembatani dunia bisnis dan teknologi. Ia bukan hanya alat otomasi, melainkan platform kecerdasan bisnis yang mampu berpikir dan bereaksi secara adaptif terhadap perubahan pasar maupun kebijakan internal perusahaan.
HashMicro yakin bahwa penerapan kecerdasan buatan bukan semata soal efisiensi, tetapi tentang membangun ekosistem bisnis yang lebih cerdas dan berdaya saing tinggi.
Dengan kemampuan tersebut, Hashy AI menjembatani dunia bisnis dan teknologi. Ia bukan hanya alat otomasi, melainkan platform kecerdasan bisnis yang mampu berpikir dan bereaksi secara adaptif terhadap perubahan pasar maupun kebijakan internal perusahaan.
HashMicro yakin bahwa penerapan kecerdasan buatan bukan semata soal efisiensi, tetapi tentang membangun ekosistem bisnis yang lebih cerdas dan berdaya saing tinggi.
“HASH AI ini kami rancang sebagai advisor digital bagi pelaku usaha. Dengan analisis data real time dan integrasi ke IoT, AI kami dapat memberi saran konkret untuk meningkatkan performa bisnis — mulai dari strategi penjualan hingga efisiensi produksi,” tutur Veren Andreson.
Melalui pendekatan tersebut, HashMicro membantu pelaku usaha dari berbagai skala untuk memahami dan memanfaatkan data bisnis mereka secara lebih strategis.
AI hadir bukan untuk menggantikan manusia, melainkan memperkuat peran mereka dalam membuat keputusan yang lebih cepat, akurat, dan berdampak.
Emanuella Bungasmara Ega Tirta
CNBC Indonesia Researcher
The modern world now relies on the reliability of data centers. Behind every digital transaction, cloud service, and global financial infrastructure, lies a system that must operate without interruption.
In a landscape fraught with risk, from power outages and cyberattacks to climate change, the continuity of digital operations has become a strategic concern across all sectors.
This is where Uptime Institute stands as a key pillar of global digital resilience. For over three decades, the U.S. based organization has served as a global authority in ensuring that data center systems remain reliable, resilient, and sustainable.
The "Data Center Reliability Champion" award is the recognition of Uptime Institute's leadership in establishing standards that balance resiliency, efficiency, security, availability,and sustainability.
Uptime Institute is widely recognized as the Global Digital Infrastructure Authority. Founded in the early 1990s, the organization introduced the Tier Standard, a data center classification system now adopted in over 118 countries.
For three decades, the Tier Standard has served as a universal language for the global data center industry, guiding operators, investors, and governments in ensuring that digital facilities operate with measurable and trustworthy levels of reliability.
To date, Uptime Institute has issued more than 3,500 certifications and awards globally. In Indonesia, 121 facilities have been certified, reflecting the high level of trust placed in the organization.
Uptime Institute continues to serve as a compass for the development of the nation's digital infrastructure.
The Tier System introduced by Uptime Institute has become the universal language of the global data center industry. This standard was developed to evaluate the reliability of data center facilities in terms of design, construction, and operation.
Through Tier I to Tier IV classifications, Uptime Institute provides a clear benchmark for assessing a data center's ability to maintain continuous operations, ranging from basic infrastructure to highly resilient systems capable of withstanding disruption.
At the entry level, Tier I represents a basic data center with a single power can cooling path and no redundancy. This level is generally suitable for small businesses that are just beginning their digital transformation journey. Tier II introduces redundant components to improve stability, widely used by medium-sized enterprises seeking greater reliability without requiring significant investment.
Tier III marks a significant increase in complexity, featuring multiple distribution paths and redundant components that allow maintenance without disrupting operations making concurrent maintainability possible. This is the certification most of the colocation providers, operators, and end users have achieved to assure highest possible uptime. Meanwhile, the highest level, Tier IV offers a fault-tolerant architecture with complete redundancy in all components, suitable for mission critical applications such as finance, defense, public services, and many more. With many additional critical digital services being rolled out, more and more services require Tier IV. Hence, we’re seeing a trend toward Tier IV Certifications with more than 20 certifications to be completed in Indonesia by 2025.
Tier Certification reflects a rigorous performance-based assessment process. Uptime Institute evaluates not only technical completeness but also verifies real-world performance, whether the systems continue to operate effectively under disruptive conditions. This outcome-driven approach has established the Tier Standard as the most credible and respected benchmark in the global data center industry.
Beyond assessing quality, the Tier system also offers strategic value. By standardizing reliability, it enables companies to objectively evaluate and compare performance across data centers, helping them determine the most efficient location and investment scale. While higher Tier levels require higher investment, they deliver long-term returns through improved resiliency, reliability, and customer trust.
Furthermore, the Tier system supports operational sustainability and risk mitigation. Tier III and Tier IV facilities, for example, are designed to remain fully operational during maintenance activities or equipment failures.
This minimizes potential downtime and helps ensure uninterrupted business productivity. By selecting data centers based on their Tier level, organizations can safeguard operational continuity amid global digital challenges, a critical foundation for modern economic resilience.
Beyond its reputation as the pioneer of the Tier Classification System, Uptime Institute’s role in the data center industry extends far beyond setting infrastructure reliability standards. This global organization has evolved into an ecosystem of knowledge, innovation, and sustainability, integrating technical, managerial, and long-term strategic perspectives to help build a resilient and responsible digital future.
One of the most tangible expressions of Uptime Institute’s role can be seen in its wide range of professional training and certification programs. Uptime Institute offers a comprehensive curriculum covering all aspects of data center management, from design to operations. Programs such as the Accredited Tier Designer (ATD) and Accredited Tier Specialist (ATS) equip professionals with the skills needed to design and manage facilities that meet global reliability standards. These training programs go beyond theory, incorporating real-world applications to prepare experts to face the complexities of field operations.
Uptime Institute also emphasizes governance and operational efficiency through its Management & Operations (M&O) Stamp of Approval. Unlike the Tier System, which evaluates physical infrastructure, this award focuses on operational procedures, maintenance practices, and day-to-day risk management. Assessments include staff readiness, training effectiveness, and incident recovery protocols. Through this holistic approach, Uptime Institute ensures that data centers are not only well-built but also efficiently and sustainably operated throughout their lifecycle.
This sustainability pillar is further expanded through the concept of Operational Sustainability and Sustainability Services. Uptime Institute emphasizes that digital reliability cannot be separated from ecological sustainability.
Through Sustainability Consulting, Uptime Institute assists organizations in integrating green strategies into their daily operations. The Sustainability Strategy Gap Analysis (SSGA) program evaluates the gap between a company’s current practices and its sustainability goals, while the Uptime Institute Sustainability Assessment offers a comprehensive review of energy efficiency and resource management. scrambled. Equally important, the Accredited Sustainability Advisor Program is designed to train professionals who aim to lead the transition toward sustainable data centers.
These initiatives reinforce Uptime’s core philosophy: resilience and sustainability are not separate concepts, but foundational elements of a robust, efficient, and responsible digital future.
In addition to its focus on training and efficiency, Uptime Institute offers a broad range of services under the Uptime Services Portfolio. This portfolio outlines a comprehensive suite of offerings, including Tier Topology Certification (covers design, facility certification, and gap analysis), Management & Operations (includes cybersecurity audits and sustainability consulting), and Consulting & Advisory, which focuses on risk management and digital resilience.
The Uptime Institute Network, the industry’s longest-running community of data center and IT professionals, exists to share the real-world, tribal knowledge that keeps critical infrastructure running. The Network discussions occur under mutual NDA in a vendor-free spacing to ensure candor, relevance, and practical insights. Network conferences are held bi-annually, and members have access to the Uptime Network portal with ability to connect to the Uptime Intelligence research library, hold discussions with other members, integrated Uptime Education training programs and more.
Uptime Institute and the company’s offerings are where new ideas are born, challenges are explored, and innovative solutions are discovered. This spirit of collaboration is further extended through partnerships with regulatory agencies and international organizations to develop unified standards for the future design and operation of data centers.
In the global financial sector, where transactions occur in milliseconds, the reliability of digital infrastructure is absolutely critical. Uptime Institute recognizes that in the financial sector, downtime is not merely a technical issue, it represents a potential loss of billions of dollars
For this reason, the organization has been involved in over 250 projects within the global financial sector, establishing itself as a strategic partner to banks, stock exchanges, and international financial institutions. Through a risk-based approach and comprehensive operational consulting, Uptime Institute helps financial institutions ensure business continuity amid market volatility and increasingly complex cyber threats.
In an industry that demands precision and speed, Uptime’s reputation is built on measurable outcomes. Its credibility stems from a proven track record across various sectors, where clients have directly experienced the impact of Uptime’s certifications, awards, and assessments in enhancing operational performance.
Andrew Schaap, CEO of Aligned Data Centers, emphasized that earning the M&O Stamp of Approval from Uptime Institute is a testament to their mission-critical infrastructure meeting the highest industry standards for operational excellence.
Similarly, Edwin Ng, General Manager of ™ One, a data center operator, acknowledged that Uptime's Certification process highlights the importance of continuous improvement across every aspect of the data center, from design to daily operations.
It is this holistic approach that sets Uptime apart from other certification bodies, fostering a culture of efficiency and preparedness for disruptions. In Indonesia, recognition comes from Telkomsigma, one of the key players in the country’s digital services landscape.
Iskriono Windiarjanto, CEO of Telkomsigma, affirmed that Uptime Institute, as a global standards organization, has helped his company continuously enhance service quality and strengthen client trust. His testimony underscores Uptime’s role as a catalyst for digital industry transformation, pushing organizations to elevate their standards of reliability and resilience.
Regionally, Uptime’s influence is strongly felt across Southeast Asia, particularly in Indonesia. The country now hosts 121 Uptime-certified data centers, making it one of the most dynamic digital ecosystems in Asia.
For sectors such as finance, cloud computing, and e-commerce, Uptime Certification has become a prerequisite for global credibility and competitiveness. It provides assurance to customers and investors that their services run on proven infrastructure.
The rapid growth in demand for data center in Indonesia in the post-pandemic era reflects a new awareness of the importance of resilience and sustainable operations.
With its outcome-based approach and long-term vision, Uptime Institute has played a significant role in shaping the direction of the country’s digital infrastructure transformation. By integrating technical resilience, energy efficiency, and sustainable governance, Uptime Institute has inspired many local operators to align with global standards.
Uptime Institute has issued more than 3,500 certifications across 118 countries, including 121 in Indonesia. Over its 30 years as a thought leader in the data center industry, Uptime has consistently embedded sustainability into every assessment and training program. It is a trusted partner across industries, having supported over 250 projects in the global financial sector.
Amid the accelerating digitalization of the economy and the rise of Industry 4.0, the role of organizations like Uptime Institute has become increasingly vital, as guardians of the global systems that support billions of transactions every second.
For over three decades, Uptime Institute has built an enduring legacy. From New York to Jakarta, from international banks to public services, it has become a symbol of digital resilience, trust, and sustainability.
Susi Setiawati
CNBC Indonesia Researcher
Menurut laporan Asia/Pacific AI Maturity Study 2024 yang disusun oleh IDC, organisasi-organisasi di kawasan Asia Pasifik kini tidak lagi hanya berfokus pada efisiensi dan pemangkasan biaya, tetapi mulai menjadikan AI sebagai penggerak utama ekspansi pasar dan pembentuk keunggulan kompetitif.
Perubahan ini menegaskan bahwa AI telah menjadi faktor strategis dalam membangun daya saing bisnis—bukan sekadar alat otomasi, melainkan katalis inovasi, pertumbuhan pendapatan, dan peningkatan pengalaman pelanggan berbasis data. Kondisi tersebut membuat kebutuhan akan solusi TI berbasis AI yang aman, terintegrasi, dan siap diterapkan dalam skala enterprise menjadi semakin krusial di tengah kompetisi digital yang kian ketat.
Menjawab momentum ini, PT Mastersystem Infotama Tbk (Mastersystem/MSTI) hadir sebagai penggerak utama transformasi digital di Indonesia. Sejak berdiri pada tahun 1994, Mastersystem tidak hanya menyediakan teknologi, tetapi berperan sebagai mitra strategis yang membantu organisasi mempercepat adopsi AI, meningkatkan ketahanan keamanan siber, dan menciptakan nilai bisnis baru secara berkelanjutan.
Dengan pengalaman lebih dari tiga dekade, Mastersystem telah menjadi katalis inovasi lintas industri—mulai dari perbankan, energi, dan telekomunikasi hingga sektor publik. Berbekal tim profesional bersertifikasi dan kemitraan teknologi global seperti Cisco, HPE, AWS, F5, dan IBM, Mastersystem konsisten menghadirkan solusi end-to-end berbasis AI, cloud, dan keamanan siber yang dirancang untuk menjawab kompleksitas bisnis modern dan memperkuat daya saing jangka panjang.
Pengakuan terhadap konsistensi dan kepemimpinan Mastersystem dalam menghadirkan inovasi berbasis AI dan teknologi masa depan tercermin melalui penganugerahan penghargaan bergengsi dari CNBC Indonesia.
CNBC Indonesia dalam Road to CNBC Indonesia Awards 2025 dengan bangga menganugerahkan penghargaan "Trusted Technology Partner" kepada PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI).
Penghargaan ini membuktikan kepercayaan yang sudah kita bangun selama 31 tahun berdiri. Kami tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan yang sudah diberikan, dan kami berterima kasih kepada customer yang telah mempercayakan sistemnya kepada Mastersystem Infotama." | Joko Gunawan, Presiden Direktur PT Mastersystem Infotama TBK
Pencapaian ini selaras dengan kinerja positif perusahaan. Pada semester 1 2025, pendapatan Mastersystem tercatat sebesar Rp2,07 triliun, naik 11,80% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, didorong oleh pertumbuhan penjualan perangkat lunak. Pertumbuhan pendapatan ini mendorong laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 20,42% menjadi Rp196,80 miliar, dengan laba per saham mencapai Rp63 atau naik 21,15% dibandingkan semester 1 2024.
Dari sisi neraca, total aset perusahaan per 30 Juni 2025 tercatat sebesar Rp2,78 triliun, mengalami penurunan sebesar 10,70% dibandingkan dengan posisi pada 31 Desember 2024 yang sebesar Rp 3,11 triliun. Dengan rincian, aset lancar turun 12,92% menjadi Rp 2,50 triliun. Sementara aset tidak lancar naik 15,96% menjadi Rp 277,33 miliar, didorong oleh peningkatan pada pos aset tetap. Total liabilitas perusahaan tercatat sebesar Rp 787,32 miliar, turun 17,21% dari tahun sebelumnya. Dengan rincian, liabilitas jangka pendek turun 20,28%, menjadi Rp 657,27 miliar.
Dan liabilitas jangka panjang tercatat sebesar Rp 130,05 miliar, mengalami peningkatan sebesar 2,82%. Total ekuitas Mastersystem mencapai Rp 1,99 triliun, turun 7,83% dibandingkan akhir tahun 2024.
Dengan visi menjadi mitra utama transformasi digital nasional, Mastersystem terus memperkuat investasi pada inovasi teknologi, riset, dan kemitraan strategis global. Fokus pada AI, keamanan siber, dan layanan pelanggan mempertegas posisi Mastersystem sebagai pemimpin industri IT sekaligus katalis percepatan ekosistem digital Indonesia.
1. Adaptive Cybersecurity
Platform keamanan berbasis AI yang mampu mendeteksi ancaman secara real-time, melakukan respons otomatis, dan terus beradaptasi dengan pola serangan terbaru. Solusi ini dirancang untuk melindungi organisasi dari risiko internal maupun eksternal dengan pendekatan keamanan berlapis.
2. Data Center & Cloud Infrastructure
Mastersystem menyediakan infrastruktur TI modern berbasis private, public, dan hybrid cloud, termasuk jaringan enterprise, modernisasi server-storage dengan teknologi HCI, serta infrastruktur AI untuk mendukung workload komputasi intensif. Solusi ini memastikan efisiensi, skalabilitas, fleksibilitas, dan keamanan data pelanggan.
3. Data & AI
Mastersystem membantu organisasi mengelola dan menganalisis big data melalui Enterprise Data Warehouse dan platform AI. Solusi ini memungkinkan penerapan AI secara strategis di berbagai model bisnis, baik on-premise maupun di cloud.
4. Digital Business Management
Solusi otomasi proses bisnis dan digital marketing analytics yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi operasional, mempercepat pengambilan keputusan, dan mengoptimalkan pengalaman pelanggan secara digital.
5. Enterprise Collaboration
Platform komunikasi terpadu untuk mendukung kolaborasi modern, mencakup video conference, IP telephony, chat enterprise, hingga contact center, yang memastikan produktivitas dan konektivitas lintas lokasi.
6. Telco Network
Solusi jaringan terintegrasi untuk penyedia layanan telekomunikasi, memungkinkan seluruh komponen jaringan beroperasi secara sinergis guna meningkatkan kualitas layanan pelanggan.
7. Intellectual Property (IP)
Mastersystem memiliki berbagai solusi IP inovatif seperti MS-Insight, MS-Xperience, MS-CDX, MSSO, MS3, dan AmanTerus.
8. Services & Managed Services
Layanan implementasi, pemeliharaan, dan managed service yang memastikan infrastruktur TI pelanggan berjalan optimal secara berkelanjutan, termasuk monitoring, support, dan pengelolaan end-to-end oleh tim ahli Mastersystem.
Keunggulan Mastersystem terletak pada pendekatan end-to-end, kemampuan integrasi lintas sistem, serta rekam jejak implementasi proyek berskala besar dengan tingkat keberhasilan tinggi.
Penulis/ Sumber: Tim Riset CNBC Indonesia | Grafis & Layout: Edward Ricardo | Foto: Faisal Rahman