Dunia akan memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (IWD) pada tanggal 8 Maret, yang bertepatan pada hari Rabu Pekan ini. Indonesia juga akan memperingati Hari Kartini, pada tanggal 21 bulan depan. Dua momen ini adalah hari untuk memperingati perjuangan perempuan dalam mencapai kesetaraan gender dan hak-hak perempuan di seluruh dunia, dan tentu saja di Indonesia. 

Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Indonesia terus membaik sejak 2015. Pada 2015, IKG tercatat sebesar 0,466 poin dan berangsur turun menjadi 0,399 pada 2021. Membaiknya IKG terdorong oleh semakin besar keterwakilan perempuan dalam pelbagai aspek, seperti bidang politik, bisnis dan pendidikan.  

Di dunia bisnis, khususnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) keterwakilan perempuan semakin baik karena didukung oleh keberpihakan pemangku kebijakan. Hingga tahun 2021, tercatat Direksi BUMN Perempuan telah mencapai target 15 persen. Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan akhir tahun ini sebesar 25 persen Direksi BUMN adalah Perempuan.

CNBC Indonesia Research menelisik sepak terjang srikandi yang ikut menahkodai BUMN dan memilih 10 terbaik di antaranya, untuk dijadikan tema CNBC Indonesia Ratings bulan ini. Indikator pemilihannya bersifat kualitatif, dengan mempertimbangkan kontribusi para direksi wanita ini bagi kesuksesan perusahaan secara keseluruhan. Berikut 10 sosok direksi BUMN perempuan pilihan CNBC Indonesia.


Keberhasilan Nicke menjadi orang nomor satu di Pertamina karena kinerjanya yang luar biasa. Nicke dipercaya menjabat dua kali bos Pertamina karena dinilai mampu mengantarkan perseroan bertransformasi sekaligus meraih kinerja terbaik sepanjang periode pertama kepemimpinannya, mulai April 2018 hingga September 2022.

Melalui perannya, Ia mampu mengkonsolidasikan kekuatan perusahaan untuk menjaga ketahanan energi nasional serta menjalankan transisi energi dalam kondisi yang penuh tantangan yaitu pandemi Covid-19, konflik geopolitik, dan perubahan iklim.

Kemampuannya sudah tak diragukan.  Pertamina berhasil membukukan laporan kinerja keuangan yang ciamik sepanjang 2022 lalu, dan mengantongi laba bersih US$3,8 miliar meroket 85% dari tahun sebelumnya. Sebagai catatan, laba  bersih Pertamina tahun 2020 hanya US$ 1,05 miliar.

Setelah memperoleh gelar magister keuangan dari ICMA Business School Inggris dan mengambil kursus ekonomi di FSI, Washington DC, Devi terjun ke dunia profesional di bidang keuangan.  Ia pernah  menjadi chief financial officer (CFO) PT PGN Saka hingga Direktur Pelaksana & CFO PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF).

Bukan perkara mudah bagi Devi menjalani peran di MIND ID. Pasalnya MIND ID adalah strategic holding yang akan memimpin orkestra enam perusahaan operating company, yakni PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum, dan PT Timah Tbk.

MIND ID mencatatkan pendapatan di atas Rp 120 triliun sepanjang 2022. Angka tersebut naik 28% dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 93,75 triliun. Peningkatan pendapatan tersebut membuat laba bersih perusahaan pada 2022 tembus hingga Rp 22 triliun. Hal itu melonjak dibandingkan 2021 yang hanya Rp 14,33 triliun.

Viviana menjabat Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sejak Januari 2021. Ia merupakan jebolan MBA di University Rochester, Amerika Serikat. Vivian Dyah diketahui sudah lama merajut karir Bank BRI. Dengan peran strategisnya, BRI telah berhasil melewati tantangan di era pandemi Covid-19, Dengan menerapkan strategic response  alias respon cepat untuk menyesuaikan kondisi di masa pandemi agar bisnis tetap berjalan. 

Upaya salah satu srikandi BRI ini berhasil, terbukti pada masa pandemi 2021 dimana BRI jadi penyumbang laba terbesar BUMN. BRI mampu mencatatkan laba sebesar Rp 32,22 triliun di tahun 2021 atau tumbuh sebesar 75,53% secara year-on-year (yoy). Ini tentu tak lepas dari sejumlah strategi yang diinisiasi oleh direktorat keuangan yang dikelolanya. Diantaranya mengubah strategi jangka panjang perusahaan menjadi fokus ke business follow stimulus

Suksesnya langkah strategis yang diambil membawa BRI terus mencatatkan kinerja yang impresif tahun 2022. BRI berhasil mencetak laba sebesar Rp 51,5 triliun. Laba tersebut tercatat naik tinggi 67,15% dibandingkan pencapaian 2021.

Alexandra Askandar sudah berkarir di Bank Mandiri sejak 2000 dan pernah menempati sejumlah posisi penting. Di antaranya adalah Direktur Corporate Banking periode 2019 – 2020 dan Direktur Hubungan Kelembagaan pada periode 2018 – 2019, sebelum akhirnya menduduki posisi Wakil Direktur Utama Bank Mandiri. 

Dia merupakan sarjana Ekonomi Universitas Indonesia dan jebolan Boston University, Amerika Serikat. Alexandra dikenal sebagai perempuan yang memiliki passion tinggi dan berkontribusi besar terhadap Corporate Banking Bank Mandiri. Tak heran posisinya saat ini membawanya menjadi salah satu srikandi kebanggaan Indonesia. 

Merujuk laporan keuangan Bank Mandiri, dalam beberapa tahun terakhir berhasil memaksimalkan peran digitalisasi untuk menunjang pertumbuhan bisnis. Kesuksesan ini tentu tak lepas dari campur tangan Alexandra.  PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga berhasil mencetak laba bersih senilai Rp 41,2 triliun di sepanjang tahun 2022. Nilai itu tumbuh 47% dari posisi 2021 sebesar Rp 28 triliun.

Adi Sulistyowati merupakan jajaran srikandi hebat di perusahaan BUMN perbankan lainnya.  Ia adalah pribadi yang loyal. Jejak karirnya di bank BNI dimulai sejak 1988 sebagai asisten pemasaran untuk Kantor Cabang BNI di Menteng, Jakarta. 

Jenjang karirnya di BNI terbilang cukup meyakinkan dengan potensi yang ia miliki. Ia pernah menjabat sebagai Pemimpin Wilayah Jakarta Senayan PT BNI, Tbk periode 2010–2012 dan Pemimpin Divisi Jaringan dan Layanan PT BNI, Tbk  untuk periode 2012–2015.

Sebagai perempuan, ia menerapkan gaya kepemimpinan layaknya seorang Ibu dalam memberi arahan kepada karyawannya. Arahan perempuan kelahiran 1967 tersebut  ikut berperan besar dalam melejitnya kinerja BNI. 

BNI  mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 18,3 triliun sepanjang 2022. Angka ini melonjak 68% dibandingkan laba bersih 2021. Lonjakan laba tak lepas dari campur tangan jajaran direksi begitupula ide-ide manis Adi Sulistyowati. Realisasi laba bersih tersebut lebih tinggi dari estimasi. 

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia memberikan tanggung jawab lebih bagi Yuliana Indriati, sebagai Direktur Penelitian dan Pengembangan Bisnis Bio Farma yakni holding BUMN Farmasi.  Perempuan kelahiran 23 November 1968 ini ingin terus berkontribusi meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dengan kedaulatan vaksin, kemandirian bahan baku obat, dan mendukung program-program kesehatan pemerintah.

Upaya-upaya tersebut tak lepas dari peran perempuan hebat ini untuk terus membangun, mengembangkan kemampuan riset nasional di bidang vaksin dan life science.

Bio Farma mampu membukukan kinerja yang cemerlang. Pendapatan tahun 2021 tercatat Rp 30,3 triliun atau melesat 986% dibandingkan tahun 2020 yakni hanya Rp 2,7 triliun. Sementara, total laba bersih tahun berjalan 2021 tercatat Rp 1,91 triliun atau nanjak 439% dibandingkan tahun 2020 yakni sebesar Rp 355 miliar

Perannya begitu penting dan strategis di PT Timah Tbk. Ia setidaknya harus memimpin departemen keuangan untuk memastikan perusahaan memenuhi seluruh kewajiban pelaporan, ketentuan akuntansi dan audit yang ditetapkan oleh peraturan pasar modal. 

Fina adalah sosok yang loyal. Dia membangun karirnya di PT Timah dari bawah. Lulusan Universitas Diponegoro jurusan Akuntansi dan pemegang master of Business Management Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut sudah meniti karir di PT Timah sejak 2008.

Putri daerah Bangka Belitung tersebut berhasil membantu PT Timah mencatat laba bersih sebesar Rp 1,14 Triliun per 30 September 2022. Kinerja keuangan 2022 ini meningkat 87% dibanding 2021 lalu yang hanya Rp 612 Miliar.

Efisiensi di berbagai rantai bisnis, konsistensi peningkatan kinerja anak usaha, dan penurunan interest bearing debt turut mempengaruhi kinerja PT Timah. Cemerlangnya kinerja perusahaan ini tak lepas dari peran Fina Eliani dan jajaran direksi lainnya

Dia sudah menduduki jabatan tersebut sejak 2019. Sinthya Roesly meraih gelar sarjana Teknik Elektro dari Universitas Indonesia pada 1993, kemudian menyelesaikan Master of Engineering Science, School of Electrical Engineering di University of New South Wales pada 1996, lalu menyelesaikan program Master of Business Administration di Monash University Australia serta Magister Manajemen di IPMI International Business School pada 2003.

Jenjang karirnya juga tak main-main.  Sinthya memulai karir sebagai Commissioning Engineer Thermal Power Generation Project PT PLN (Persero) pada 1993. Dia meniti karir di perusahaan setrum negara dari bawah. Berbagai posisi penting juga pernah dijabat selama bekerja di PLN diantaranya sebagai Manajer Analisa & Evaluasi Sistem antara 2003 – 2006 dan Deputi Direktur Corporate Strategy & Planning tahun 2006-2009.

Melalui perannya strategisnya, PT PLN (Persero) mampu membukukan penjualan listrik sepanjang 2022 sebesar 270,82 terawatt hour (TWh) dengan total 85,28 juta pelanggan. Pencatatan ini naik dari 15,75 TWh atau 6,17% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, sebagai tanggung jawabnya juga dalam mengelola keuangan perusahaan, perseroan berhasil menurunkan utang sebesar Rp 62,5 triliun

Farida Thamrin merupakan salah satu perempuan yang mampu menduduki posisi penting pada salah satu perusahaan pertambangan besar di Indonesia yakni sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko  PT Bukit Asam Tbk (PTBA).  Tak mudah memegang jabatan tersebut, namun dengan percaya diri dan kapasitasnya yang mumpuni perannya mampu mencatatkan kinerja yang cemerlang.

Kerja keras dan kinerja cemerlang Farida ikut membuat PTBA berhasil mengantongi laba bersih Rp 12,56 Triliun. Jumlah tersebut menjadi rekor tertinggi sepanjang masa. Di sisi lain, di bawah kepemimpinannya, PTBA mampu mencatatkan sebagai perusahaan dengan kontribusi besar untuk penerimaan pajak. 

Dalam Tax Gathering Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar Tiga, PTBA berhasil meraih penghargaan ‘Wajib Pajak dengan Kontributor Terbesar Tahun 2022’ dan ‘Wajib Pajak dengan Pertumbuhan Tertinggi’. Dengan ini, PTBA telah mewujudkan tujuan mulia (noble purpose) MIND ID yaitu pertambangan untuk kemakmuran dan masa depan yang lebih baik

Rijani Tirtoso mampu menduduki posisi penting sebagai Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif di Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Jabatan ini di emban dengan penuh percaya diri berbekal pengalaman dan latar belakang pendidikan yang luar biasa sebagai Magister Management Umum dari Universitas Illinois di Urbana Champaign.

Rijani mulai berkarir di LPEI sejak tahun 2019 dan sudah menduduki posisi sebagai anggota Dewan Direktur LPEI. Sebelum di LPEI karirnya sudah panjang di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sejak tahun 2005. Rijani adalah nahkoda baru yang ditargetkan kuat, tegar, dan percaya diri dalam melanjutkan kepemimpinan dan menjalankan mission LPEI sebagai fasilitator, aggregator, dan connector dalam mendorong ekspor nasional Indonesia

Rijani merupakan bankir piawai yang sepak terjangnya sudah tidak diragukan lagi. Ia tengah memimpin transformasi kelembagaan menuju LPE yang lebih transparan dan akuntabel, serta handal untuk mendorong ekspor yang merupakan engine of growth penopang pertumbuhan ekonomi nasional. LPEI merupakan Special Mission Vehicle (SMV) Kemenkeu yang didesain untuk mampu menjawab masalah-masalah ekspor, khususnya UMKM yang tidak bisa dijawab oleh institusi biasa