Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih bergerak volatile hari ini di tengah wait and see menjelang rapat genting bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed). Selengkapnya mengenai proyeksi pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.
Pergerakan rupiah diwarnai oleh kombinasi sentimen eksternal dan domestik. Dari luar negeri, pelaku pasar global tengah menantikan keputusan suku bunga bank sentral AS (The Fed) yang akan diputuskan dalam rapat FOMC pada 9-10 Desember atau Jumat dini hari waktu Indonesia.
Berdasarkan CME FedWatch Tool, saat ini pasar memproyeksikan peluang sebesar 88,4% bahwa The Fed akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 3,50%-3,75% pada pertemuan mendatang.
Dari pasar obligasi, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun melesat ke 6,22% pada perdagangan kemarin, dibandingkan 6,19% pada Jumat lalu. Imbal hasil yang melonjak menandai harga SBN yang tengah turun karena diobral investor.
Dari bursa saham AS, bursa Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Senin, dengan sebagian besar sektor industri di S&P 500 bergerak di zona merah. Imbal hasil Treasury meningkat karena investor menunggu dengan cemas pembaruan kebijakan moneter Federal Reserve yang akan diumumkan dua hari lagi.
Indeks Dow Jones Industrial Average .DJI turun 215,67 poin atau 0,45% ke 47.739,32. S&P 500 . Indeks S&P melemah 23,89 poin atau 0,35% ke 6.846,51, sedangkan Nasdaq Composite turun 32,22 poin atau 0,14% ke 23.545,90.
Pada pergerakan saham individu, tawaran bermusuhan Paramount Skydance PSKY.O senilai US$108,4 miliar untuk membeli Warner Bros Discovery WBD.O menarik perhatian investor karena bertujuan mengalahkan Netflix NFLX.O. Tawaran tersebut membuat saham Warner Bros Discovery naik 4,4%, sementara saham Paramount melesat 9% dan saham Netflix turun 3,4%.
Netflix menjadi salah satu penekan utama pada Indeks S&P 500 Communication Services .SPLRCL, yang ditutup turun 1,8% dan menjadi sektor dengan kinerja terburuk dari 11 sektor utama dalam indeks acuan tersebut.
Satu-satunya sektor yang menguat adalah teknologi .SPLRCT, yang naik 0,9% berkat dorongan dari Microsoft MSFT.O, Nvidia NVDA.O, dan Broadcom AVGO.O.
Harapan terhadap pemangkasan suku bunga pada Desember semakin menguat setelah data pekan lalu menunjukkan bahwa belanja konsumen meningkat secara moderat menjelang akhir kuartal ketiga. Namun, investor masih menunggu petunjuk mengenai langkah kebijakan selanjutnya di tengah kondisi The Fed yang diperkirakan menjadi yang paling terbelah dalam beberapa tahun terakhir.
"Pasar akan sulit menemukan arah yang ingin diikuti sampai pertemuan The Fed selesai," kata Carol Schleif, kepala strategi pasar di BMO Private Wealth, kepada Reuters.
"Kita baru saja melewati musim laporan laba yang sangat kuat dan tidak akan ada lagi laporan laba selama empat minggu ke depan. Satu-satunya hal yang benar-benar bisa menjadi pegangan pasar saat ini adalah The Fed."imbuhnya.
Sementara itu, kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS turut menekan pasar saham. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik tak lama setelah gempa kuat mengguncang lepas pantai Jepang, sebelum perdagangan saham AS dibuka.
Akhir pekan ini, perhatian investor akan beralih ke valuasi sektor teknologi, dengan laporan laba dari Broadcom dan Oracle ORCL.N yang dijadwalkan rilis, di tengah kekhawatiran pasar mengenai belanja kecerdasan buatan (AI) yang didanai utang.
Dalam langkah yang disebut Schleif sebagai kabar positif bagi perusahaan terkait AI, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia akan menandatangani perintah eksekutif minggu ini untuk menciptakan satu aturan nasional terkait kecerdasan buatan. Perusahaan teknologi selama ini ingin menyatukan berbagai aturan negara bagian yang berbeda-beda.
Namun demikian, Alphabet, induk usaha Google, GOOGL.O tetap ditutup turun lebih dari 2%, menjadi penekan terbesar pada indeks sektor komunikasi, disusul Meta Platforms META.O.
Di sisi lain, saham pembuat chip Marvell Technology MRVL.O anjlok 7% setelah dealer mobil bekas Carvana berhasil masuk ke indeks S&P 500 lebih dulu daripada perusahaan tersebut. Saham Carvana ditutup naik 12% setelah keputusan tersebut.
Saham Confluent melonjak 29% setelah IBM menyatakan akan mengakuisisi perusahaan infrastruktur data itu senilai sekitar US$11 miliar. Saham IBM ditutup naik tipis 0,4%.
Tesla TSLA.O berakhir turun 3% setelah Morgan Stanley memberikan pandangan bearish terhadap produsen kendaraan listrik tersebut.
Pelaku pasar akan mencermati sejumlah sentimen hari ini, baik dari dalam ataupun luar negeri. Sentimen terbesar akan datang dari rapat The Fed yang mulai digelar hari ini waktu AS.
Berikut beberapa sentimen pasar hari ini:
Data Perdagangan China Melesat: Surplus Tembus US$111,6 Miliar
Pekan ini dibuka dengan kejutan dari Beijing. Data yang dirilis Senin (8/12/2025) pukul 10.00 WIB menunjukkan surplus dagang China melebar signifikan menjadi US$111,68 miliar pada November, jauh melampaui proyeksi konsensus US$100,2 miliar.
Angka ini bukan hanya lebih tinggi dari capaian bulan sebelumnya, tetapi juga menjadi surplus terbesar sejak Juni, sekaligus mengonfirmasi bahwa tekanan perdagangan eksternal mulai mereda.
Lonjakan surplus didorong oleh ekspor yang tumbuh 5,9% YoY, dua kali lipat dari ekspektasi analis yang memproyeksikan 3,8%. Ini juga menjadi pembalikan tajam dari kontraksi 1,1% pada Oktober.
Pemerintah Beijing disebut memanfaatkan momentum pasca kemenangan Donald Trump pada pemilu AS November lalu, dengan mempercepat diversifikasi pasar keluar dari Amerika Serikat. Akibatnya, pengiriman ke negara-negara non-AS - termasuk ASEAN dan Uni Eropa - melonjak signifikan.
Sebaliknya, ekspor ke Amerika Serikat justru anjlok 28,6% YoY, penurunan dua digit yang terjadi selama delapan bulan beruntun. Meski Beijing dan Washington sempat menyepakati truce sementara terhadap perang dagang pada akhir Oktober, langkah ini belum cukup memulihkan arus perdagangan ke AS.
Dari sisi impor, pertumbuhan 1,9% YoY tercatat masih di bawah ekspektasi 2,8% namun membaik dari kenaikan 1% di Oktober. Lemahnya impor menunjukkan pemulihan permintaan domestik masih tertahan, meski tidak sedalam bulan sebelumnya. Dengan tren ini, surplus China dengan AS menyempit menjadi US$23,74 miliar, turun dari US$24,76 miliar pada Oktober.
Secara kumulatif, data terbaru menegaskan skala ketergantungan global terhadap manufaktur China: surplus perdagangan sepanjang tahun telah menembus US$1,08 triliun, didorong ekspor yang naik 5,4% sementara impor turun 0,6%. Ini merupakan rekor yang berpotensi membentuk ulang persepsi pasar terkait kekuatan industri China di tengah tensi geopolitik yang terus bergerak.
Kinerja ekspor yang solid juga beriringan dengan sinyal positif lain. Caixin Manufacturing PMI mencatat 51,5, menandai ekspansi tiga bulan beruntun. Ini membuat rebound ekspor tampak lebih berkelanjutan, bukan sekadar efek dasar rendah atau fluktuasi pendek.
Dengan data dagang yang melonjak dan rangkaian indikator manufaktur yang membaik, pasar kini membaca peluang bahwa ekonomi China memasuki fase stabilisasi setelah setahun dihantui kekhawatiran perlambatan.
Namun volatilitas tetap tinggi, terutama karena struktur ekspor Beijing kini semakin bergeser dari pasar Amerika menuju kawasan Asia dan Eropa sebuah transisi yang belum tentu mulus.
Kenaikan impor dan ekspor ini tentu saja menjadi kabar baik bagi Indonesia yang menggantungkan sekitar 29% ekspornya ke China.
Data Tenaga Kerja AS Job Openings & Klaim Pengangguran
Amerika Serikat akan merilis data pembukaan lapangan pekerjaan (Job Openings/JOLTs) pada hari ini. Data diperkirakan berada di kisaran 7,2 juta lowongan pada September 2025.
Sebagai catatan,lowongan pekerjaan di Amerika Serikat meningkat sebanyak 19.000 menjadi 7,227 juta pada Agustus 2025, dari revisi naik 7,208 juta pada Juli, sesuai dengan ekspektasi pasar. Jumlah lowongan pekerjaan naik di sektor kesehatan dan bantuan sosial (+81.000), sektor rekreasi dan perhotelan (+97.000), serta perdagangan ritel (+55.000).
Sebaliknya, lowongan menurun pada sektor konstruksi (-115.000) dan pemerintahan federal (-61.000).
Secara regional, lowongan meningkat di wilayah Selatan (+86.000) dan Midwest (+44.000), namun turun di Timur Laut (-66.000) dan Barat (-46.000).
Sementara itu, jumlah perekrutan dan total pemutusan hubungan kerja relatif tidak berubah, berada di angka 5,1 juta. Dalam kategori separasi, baik pengunduran diri (3,1 juta) maupun PHK dan pemecatan (1,7 juta) juga relatif tidak berubah.
Penempatan DHE Wajib Di Bank Himbara
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan, ketentuan baru penempatan devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA) yang hanya wajib di rekening khusus alias reksus bank-bank Himbara tak akan membuat likuiditas dolar di bank swasta menjadi kering.
Menurutnya, justru penguatan kebijakan penempatan DHE SDA itu akan membuat likuiditas dolar di sistem keuangan domestik menjadi lebih stabil, karena pengawasan penempatan DHE SDA 100% selama 12 bulan di dalam negeri menjadi lebih mudah diawasi, dengan pembatasan konversi yang menjadi hanya 50% dari total DHE SDA yang ditempatkan di reksus Himbara.
"Tujuannya kita menstabilkan supply dolar saja itu dulu. Nanti kalau itu sudah rapi, baru kita pikirkan ke depan seperti apa. Kan lucu kan kalau kita punya kebijakan yang gak jalan terus kita diem aja. Jadi adjustment terhadap apa yang terjadi selama ini," ucap Purbaya di kawasan Gedung DPR, Jakarta, Senin (8/12/2025).
Purbaya sebelumnya telah menegaskan alasan pemerintah akan mengkhususkan penempatan DHE SDA hanya di reksus Himbara per 1 Januari 2026, melalui revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2023.
Purbaya mengatakan, alasan utama pengkhususan kewajiban penempatan DHE di Himbara itu ditetapkan atas hasil evaluasi ketentuan DHE SDA sebelumnya yang tak mendefinisikan lembaga jasa keuangan tempat eksportir wajib menempatkan dolar hasil ekspornya.
Kebijakan ini tentu saja akan menguntungkan saham-saham bank Himbara seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (BBNI), PT Bank Tabungan Negara (BBTN), dan Bank Mandiri (BBMRI).
Rapat The Fed
The Fed akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) mulai hari ini dan berakhir besok, Selasa dan Rabu waktu AS.
Pertemuan The Fed bulan ini menjadi salah satu agenda paling krusial. Pasar ingin memastikan apakah era Quantitative Tightening (QT) benar-benar berakhir, terutama setelah Ketua The Fed sebelumnya menyebut bahwa cadangan perbankan sudah lebih longgar.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga terus menguat. Berdasarkan CME FedWatch per 6 Desember 2025, peluang penurunan suku bunga pada Desember nyaris mencapai 86,2%. Tingkat optimisme sebesar ini menunjukkan pasar semakin percaya inflasi AS telah terkendali.
Setiap Desember selalu menjadi momen yang paling ditunggu pasar global. Keputusan di penghujung tahun ini kerap menjadi penentu arah kebijakan moneter selama 12 bulan berikutnya, memengaruhi Wall Street, IHSG, rupiah, obligasi, hingga emas. Tak heran Desember dijuluki sebagai "signal-setting meeting".
Pertanyaan terbesar yang dinantikan pasar adalah apakah Desember menjadi momen Fed Pivot-peralihan dari era suku bunga tinggi menuju pelonggaran. Secara historis, pivot Fed selalu menghasilkan pergerakan besar di saham, obligasi, dan aset berisiko.
Sebagai catatan, pada pertemuan Oktober2025, The Fed kembali memangkas suku bunganya sebesar 25 bps ke level 3,75-4,00%. Namun, The Fed belum yakin akan menurunkan suku bunga lagi di Desember.
Simak Rilis Data dan Agenda Hari Ini
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
-
Signing Ceremony Marking Garuda Yamato Steel and SMS Group Partnership for the BP-1 Revamp Project di Vertical Garden Garuda Yamato Steel, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Turut hadir antara lain CEO Garuda Yamato Steel dan Dirjen ILMATE Kemenperin.
-
Indonesia SEZ Business Forum 2025 di St Regis Hotel, Kota Jakarta Selatan. Turut hadir Menko Perekonomian.
-
Mandiri Sekuritas menggelar Economic and Macro Outlook 2026 di Seribu Rasa Gunawarman, Kota Jakarta Selatan. Turut hadir antara lain CEO Mandiri Sekuritas.
-
Balairung Dialogue dengan tema "Dari Infrastruktur ke Inklusivitas: Jalan Menuju Ekonomi 8%" di Financial Hall CIMB Niaga, Kota Jakarta Selatan. Turut hadir antara lain Menko Infra, CIO Danantara Indonesia, dan Dirjen SPSK Kemenkeu.
-
Launching Asosiasi Investor Relations Indonesia di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Kota Jakarta Selatan.
-
Ingram Innovation Day 2025 di Ballroom Shangri-La Hotel, Kota Jakarta Pusat. Turut hadir CEO Ingram Indonesia.
-
Konferensi pers Rapat Koordinasi Harbolnas 2025 di Ruang Serbaguna Komdigi, Kota Jakarta Pusat.
-
FOMC Meeting
-
Data Tenaga Kerja AS Job Openings
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
- RUPS PT Bank Maspion Indonesia Tbk.
Tanggal Pembayaran Dividen Tunai Interim Surya Citra Media Tbk
Informasi Pembayaran Kupon seri BVIC03ACN1 ke 11
Informasi Pembayaran Kupon seri BVIC03BCN1 ke 11
Tanggal ex HMETD PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk.
Tanggal cum Dividen Tunai Interim Sarana Menara Nusantara Tbk
Tanggal ex HMETD PT Indomobil Multi Jasa Tbk.
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.